Celine menatap sebuah pondok yang cukup besar tak jauh di depannya, mungkin bukan pondok tapi rumah. Celine seperti tau tempat ini tapi ia tak ingat, bahkan ia sudah mencoba mengingat-ingat dimana tempat ini dan milik siapa tempat ini.
Gadis itu akhirnya menoleh ke samping bawah kanannya dimana Winter yang juga menatapnya dengan senyuman penuh arti. Peri rumah itu yang membawanya ke tempat ini, tapi Celine yakin Winter tidak akan pernah mengecewakan dirinya.
"Aku rasa aku pernah tau tempat ini, tapi—kapan?" Tanya Celine pada Winter sambil menatap kembali ke arah rumah tersebut.
Winter meraih tangan Celine lalu mengarahkan gadis itu untuk mengikuti dirinya, "Nona akan ingat nanti."
Penyihir dan peri rumah itu akhirnya berjalan menuju depan pintu rumah itu. Celine sedikit tak yakin, tapi melihat senyuman peri rumahnya itu ia harus percaya.
Sampai di depan pintu Winter dan Celine saling pandang beberapa detik, lalu Winter mulai mengetukkan pintu rumah itu. Cukup lama mereka menunggu. Gadis itu menolehkan sedikit tubuhnya sejenak untuk melirik ombak laut yang cukup tenang disana.
Dan tak lama kemudian pintu pun terbuka dengan hati-hati. Namun sosok yang membukakan pintu itu mengejutkan Celine dan Winter karena sosok itu menodongkan tongkat ke arahnya.
Dan rasa terkejutnya semakin menjadi-jadi ketika melihat sosok pria bertubuh tinggi dengan rambut merah api di depannya saat ini. Ia bahkan tak percaya ia bisa kembali melihat pria ini lagi.
Air matanya sudah menggenang di pelupuk matanya dan mulutnya hanya bisa tebuka tutup tanpa mengeluarkan suara apapun.
"Bill..." lirih Celine tak percaya.
Bill Weasley yang berdiri di depannya terlihat sedikit terkejut. Namun itu tak mengurangi rasa was-wasnya. "Weasley mana yang pertama kali menyambutmu saat kau pertama kali ke The Burrow?"
"Fred dan George, dia mengejutkanku. Kemudian Bill Weasley mendatangiku dan membawaku berkeliling," jawabnya. Celine tau kenapa Bill bersikap seperti itu. Lelaki itu memang seharusnya waspada di saat seperti ini.
Bill langsung menurunkan tongkatnya dan menubrukkan dirinya pada Celine, memeluknya erat. Dia tak bisa menahan rasa khawatirnya membuat ia sedikit menitikkan air mata.
Gadis yang selalu mengikutinya sejak pertama kali mereka bertemu kini sudah berada di pelukannya lagi. Bill mengusap rambut Celine lembut sebelum ia melepaskan pelukannya.
"Kau kembali," ucap Bill dengan kedua tangannya yang berada di atas pundak Celine.
"Aku merindukan kalian semua."
"Begitu juga dengan kami. Lebih baik kau masuk."
***
"Menurutmu siapa yang bertamu?"
Fred mencoba memecah keheningan di antara keluarganya dan para orde yang tersisa. Setelah suara ketukan pintu rumah terdengar, semuanya kembali menegang. Waspada siapa yang datang bertamu di saat seperti ini.
"Entahlah, Fred. Aku berharap itu bukan salah satu dari mereka," jawab Ginny yang memeluk Molly erat.
Mereka semua kembali terdiam. Semakin khawatir karena Bill tak kunjung kembali setelah mengecek siapa yang datang.
Suara langkah kaki bersamaan membuat semua yang ada di ruang tamu mempersiapkan diri. Jaga-jaga kalau itu adalah sebuah ancaman.
Bill muncul dengan senyuman terbaiknya. "Kita kedatangan tamu spesial."
Dan kemudian, Celine muncul di belakang Bill dengan hati-hati. Ia menampakkan senyum bahagia ketika melihat semua para Weasley.
Ginny yang melihat itu langsung berdiri di tempatnya, tak lama setelah ia berdiri mematung, gadis itu lari ke arah Celine dan memeluknya dengan erat. Celine membalasnya tak kalah eratnya. Gadis berambut merah ini sudah menjadi adiknya ketika ia dan Ronald menjadi sahabat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Death
FanfictionCeline Abrianna Pevensie. Hidupnya dibayang-bayangi oleh kematian. Orang-orang yang ia cintai selalu meninggalkannya di waktu bergantian. Orang tuanya, keluarganya, temannya dan bahkan kekasihnya yang sampai sekarang masih ia cintai dibunuh oleh par...