[23] Be a Good Friend

325 57 23
                                    

"Kau lambat."

Draco mendengus kesal mendengar ucapan gadis yang sedang berdiri di bawah pohon yang ia panjat saat ini. Draco melirik ke bawah untuk menatapnya, ia berdecak kesal lalu kembali fokus pada kegiatannya.

"Kita hanya mendapatkan—"

"Alright, alright. I'm trying okay," ucap Draco mencoba berjinjit untuk meraih apel merah yang berada di salah satu tangkai pohon disana, dan juga menjaga keseimbangan dan menguatkan pegangan tangannya pada tangkai lain. Ya, mereka sedang memetik apel saat ini, lebih tepatnya hanya Draco yang memetik sedangkan Celine menunggunya di bawah.

Akhirnya Draco dapat meraih satu apel lagi membuat senyumnya merekah, ia kembali melirik ke bawah untuk menatap Celine lagi. Ia menyeringai padanya dan hanya dibalas wajah datar oleh Celine.

"Hei, aku mendapatkan lagi sat—WOAHH!!"

Bug!

Karena terlalu fokus memamerkan, Draco sampai tak sadar dengan kakinya yang mulai tergelincir dan tangannya juga tak siap untuk bertahan. Akhirnya ia pun terjatuh ke tanah hingga menimbulkan suara, masih dengan satu apel di tangannya.

Draco meringis kesakitan merasakan seluruh tubuhnya remuk, untung saja pohon apel ini tidak tinggi dan tanahnya berumput, jadi tubuhnya tidak akan benar benar remuk.

Sedangkan Celine, ia mencoba untuk tidak tertawa ketika melihat Draco yang jatuh kesakitan. Ia masih menampilkan ekspresi datar, melipat kedua tangannya di depan dada dengan satu keranjang buah berisikan  tiga buah apel. Celine memang pandai mengatur ekspresi wajah.

"Oh, kau terjatuh."

Draco mencoba bangkit dan mendudukkan dirinya, ia mendongak menatap Celine dengan kesal. Jelas sekali kalau dirinya memang terjatuh dari pohon dan respon gadis itu hanya seperti itu.

"Lalu kau pikir? Aku berenang?" Kesal Draco. Ia mulai mencoba berdiri lalu membersihkan kotoran yang ada pada setelan jubah mahalnya, dan juga apelnya.

Celine mengulurkan tangannya untuk meminta apel yang berada di tangan Draco, ia menyeringai kecil. Dengan kesal Draco menyerahkan apelnya lalu menatap Celine masih dengan tatapan kesal.

"Kenapa kau tak membiarkanku menggunakan sihir, itu akan lebih mudah," Protes Draco pada Celine.

Tapi Celine malah berbalik dan berjalan menjauh dari Draco. Draco yang melihat itu mencoba menahan emosi kesalnya dan menatap punggung gadis itu dengan tidak percaya. "Seriously?!" omelnya pelan.

Draco mulai berjalan mengikuti Celine dan mencoba menyamakan langkahnya dengan gadis itu. Mereka berjalan menuju bangku taman kemudian Celine mendudukkan dirinya terlebih dahulu, lalu meletakkan keranjang buahnya di samping dirinya.

Ia mendongak menatap Draco yang masih berdiri di depannya. Celine tersenyum manis namun itu hanya senyuman buatan, "Itu adalah hukuman."

"Apa?"

"Kau mendengarnya. Itu adalah pelajaran untukmu karena sudah berbohong dan mengecewakanku," Jelas Celine. "Jadi, aku menyuruhmu memanjat pohon apel itu dan mengambilkan apel yang banyak untukku tanpa sihir. It's an easy task isn't it?"

"Baiklah, baiklah, aku memang pantas mendapatkan pelajaran." Draco meletakkan kedua tangannya di kedua sisi pinggangnya lalu menatap keranjang buah tadi. "Akan kau apakan apel itu?"

"Sudah jelas untuk dimakan, bodoh," Cibir Celine membuat Draco merotasi kan kedua bola matanya. Celine mengambil satu buah apel tersebut lalu menyodorkannya pada Draco."Kau mau?"

Draco menatap Celine dan apel tersebut secara bergantian. Ia melipat kedua tangannya lalu duduk di samping Celine dengan tatapan curiga. "Kau baru saja mengerjaiku, dan sekarang kau baik padaku. Cukup mencurigakan."

Love and DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang