Celine berjalan dengan tergesa-gesa menuju danau hitam dengan tentengan dua bukunya begitu juga dengan tasnya yang sekali kali turun dari pundaknya. Seseorang bernama Draco Malfoy memberinya pesan lewat perkamen dan itu sudah 30 menit yang lalu!
Celine tak tau kenapa laki-laki itu menyuruhnya untuk menemuinya, tapi Celine masih punya hati, ia juga kasihan jika Draco benar-benar menunggunya selama itu.
Dalam hatinya ia terus menerus memaki-maki bocah laki-laki itu karena tidak mengatakannya secara langsung dan memilih menyampaikannya dengan sebuah perkamen.
Sampai Celine sudah berada di tepi danau hitam dimana tempat ia melarikan diri dari pelajaran Profesor Slughron, tapi ia tak langsung menemukan lelaki dengan surai pirang platinanya dan jubah Slytherinnya.
Celine mengedarkan pandangannya dan ia menangkap sosok laki-laki yang ia cari sedang duduk bersandar pada pohon yang ada di dekat sana dengan mata terpejam. Selelah itukah Draco sampai dirinya tertidur? Oh berpikirlah Celine, ia menunggumu selama 30 menit lamanya! Celine bertambah merasa bersalah melihat laki-laki itu.
Ia mendekat ke arah Draco dan duduk di sampingnya pelan-pelan tak ingin membangunkan tidur nyenyak Draco. Celine menatap wajah Draco dengan teliti memastikan bahwa itu adalah Draco Malfoy. Entah kenapa menurutnya wajah Draco semakin pucat dan tirus, jangan lupakan kantung matanya yang cukup terlihat itu.
Celine menghela nafasnya lalu ikut menyenderkan dirinya pada pohon itu sejenak. Kemudian ia membaca novel lainnya kali ini yang ia beli sendiri sambil menunggu Draco terbangun.
Tanpa disadari oleh Celine, Draco sebenarnya sudah bangun sejak mendengar suara langkah yang mana itu adalah langkah Celine. Celine juga tidak akan tau, saat ini detak jantung Draco sangat sangat tidak normal karena Celine yang duduk tepat disampingnya.
Draco membuka matanya dan melirik ke arah Celine yang mana sedang membaca novelnya yang lain. Draco menikmati keindahan wajah Celine yang tak pernah membuatnya bosan sampai dirinya menyunggingkan senyum kecil.
Setelah puas memandangi Celine, Draco menegakkan tubuhnya dan mencari posisi yang nyaman untuk duduknya. Pergerakan di samping Celine membuat gadis itu sedikit tersentak, lalu ia menoleh ke arah Draco.
"Apa susahnya membaca sebuah pesan?" Kata Draco sengit.
Celine mendengus sebal, "Jangan salahkan aku! Kau sendiri yang sok-sokan misterius dengan memberiku pesan melalui perkamen."
"Sok-sokan katamu? Aku bahkan sudah berusaha menunggumu selama 30 menit disini. Salahmu karena tak cepat-cepat membaca pesan itu!"
Celine memalingkan wajahnya dari Draco dengan kesal. Benar bukan? Bersama Draco Malfoy hidupnya tidak memiliki kedamaian sedikitpun. Ia sedikit kesal dengan laki-laki itu, tapi ia juga tak mau mengakui kesalahannya di depannya.
Draco menghela nafasnya lalu menatap ke depan ke arah Danau Hitam. Ia cukup menikmatinya apalagi di temani oleh Celine disini. Sialan, apakah detak jantung ini tidak bisa dikontrol dengan sendirinya?
"Jadi, ada urusan apa kau ingin menemuiku?" Tanya Celine masih dengan nada ketusnya.
Draco tersadar lalu menoleh ke arah Celine yang masih membaca bukunya itu. Kemudian ia mengingat tujuan awalnya untuk bertemu dengan gadis itu.
Ia merogoh sesuatu di dalam tasnya dan itu membuat Celine langsung melihat ke arahnya dan tasnya dengan rasa penasaran. Draco mengambil sebuah kotak yang tak terlalu tebal dan tak terlalu besar lalu memberikannya kepada Celine. Tapi Celine tak langsung menerima itu malah ia menatap bingung ke arah Draco.
Draco harus lebih bersabar dengan gadis disampingnya itu. Apa susahnya gadis itu untuk menerima pemberian orang. Ya, Draco mengerti jika kita harus waspada setiap saat tapi—sudahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Death
FanficCeline Abrianna Pevensie. Hidupnya dibayang-bayangi oleh kematian. Orang-orang yang ia cintai selalu meninggalkannya di waktu bergantian. Orang tuanya, keluarganya, temannya dan bahkan kekasihnya yang sampai sekarang masih ia cintai dibunuh oleh par...