SKALA (ACHILLEAS) [TERBIT]

t i g a p u l u h d u a

Puluhan notifikasi masuk berderet hingga ponsel Garisa bergetar diatas kasur, gadis itu belum membalas karena sibuk berada didalam kamar mandi. Sepulang dari lari sore tadi, Garisa cepat-cepat ingin menyegarkan diri keringat dibadannya membuat panas dan lengket disaat bersamaan.

(SAYA IRI SAYA BILANG🥵)
Anda, Mila, Arun, dan Senja.

Kemilau Ghaniala : Gaes kata kalian biru cocok nya ke warna apa?

Kemilau Ghaniala :  Ih, jgn kcang dong.

Arunika Aldlita : Biru apa dlu sis? Muda atau tua?

Kemilau Ghaniala : Biru muda.

Arunika Aldlita : Pke putih klo gk abu².

Senja Sandrewa : Pke kuning Mil.

Senja Sandrewa : Istigfar gue liat nama grupnya.

Arunika Aldlita : Emng gk ada akhlak nih yg ngubah.

Kemilau Ghaniala : Jahat ya kalian:(

Kemilau Ghaniala : Ngatain dede gk ada akhlak.😭

Kemilau Ghaniala : @Senja Sandrewa. Gk gtu jga konsepnya anjim.

Senja Sandrewa : Sesuai kenyataan sis.

Arunika Aldlita :  Nah, emng lo kan krng akhlak Mil.

Kemilau Ghaniala : Nnti gue bli deh, btw klo bli akhlak dmna ya.🤔

Senja Sandrewa : Tanah abang!

Arunika Aldlita : 2^in.

Garisa D. Salva : Knp nih kok rame.

Kemilau Ghaniala : Drimn sis?

Arunika Aldlita : ^2

Senja Sandrewa : ^3

Garisa D. Salva : Mandi

Kemilau Ghaniala : Mndi kembang ya?

Garisa D. Salva : Heh, bkn.

Arunika Aldlita : Mila emng otaknya ilang, gk karuan dia mh.

Garisa memilih meninggalkan room chat tersebut, semakin malas menanggapi pesan-pesan sahabatnya yang tidak penting. Seusai memakai baju over size berwarna hitam dengan hot pants, Garisa membawa diri pada balkon kamar. Rambutnya tergulung handuk menjulang, gadis itu menghirup dalam udara segar yang datang. Langit jingga yang berpadu dengan siulan burung menambah suasana nyaman tiada tara.

Duduk di kursi dengan kaki menumpu pada meja, perlahan Garisa memejamkan matanya. Alunan musik yang diputar diponselnya tiba-tiba terhenti karena suara notifikasi masuk.

Helaan nafas panjang Garisa keluarkan, baru saja ingin rehat sejenak. Tidak bisa kah tenang dalam sehari.

Mata Garisa menilik, pikirannya buru-buru berputar mencari memori ingatan yang tersimpan. Dalam sebuah pesan dari nomor tidak dikenal, membuat gadis itu terperangah lagi.