d u a p u l u h t u j u h

671 85 7
                                    

>>Kalo ada typo bilang ya💙<<


***


“Mau kemana, Sa?” tanya Senja.

Gaduh, kelas 11 IPA 2 sedang disibukkan dengan penghafalan materi karena jam pertama mereka harus dilewati dengan ulangan fisika harian. Beruntungnya Garisa dapat memahami materi dengan cepat, ia bosan berada dalam kelas suara bising itu memekakkan telinga. Tidak henti-hentinya terus bersuara.

Garisa berdiri dari kursinya. “Aku mau ke toilet dulu.”

“Ngapain?” respon bodoh itu Senja lontarkan.

Garisa memutar bola matanya. Pertanyaan bodoh macam apa itu, memang hal apa saja yang bisa di lakukan di kamar mandi. “Kamu pikir aku ngapain aja di sana? Enggak mungkin juga kan rebahan sambil makan.” ucap Garisa, gadis itu menggeleng tidak habis pikir. Senja menampilkan cengiran konyol.

“Gue ikut.” sergah Senja menahan, lalu ia ikut berdiri dan melangkah di belakang Garisa. Sedangkan Kemilau dan Arunika sibuk menyalin materi yang belum mereka selesaikan.

“Mereka kemana tuh?” kata Kemilau mengetuk pensilnya pada dagu. Istirahat sejenak setelah menyalin lima lembar materi.

Arunika menoleh, namun tangannya masih sibuk menulis. “Enggak tau, ke toilet kali.” sahut Arunika acuh. “Buruan catetnya, nanti anterin gue ke kelas doi.” lanjut Arunika.

Kemilau berdecak. “Pacaran mulu.” kata Kemilau di balas kekehan renyah dari Arunika.

***

Atmosfer kelas 12 IPA 1 yang semula ricuh dan berisik mendadak senyap tak bersuara. Semakin menegangkan, ketika jejeran enam lelaki memasukinya dengan aura dingin yang melekat kuat. Skala mengedarkan pandangan, mencari seseorang yang sudah ia targetkan. Sorot mata tajam dan mengisyaratkan permusuhan ia kobarkan. Pandu, Canda, dan Lintang yang biasanya akan berbuat nyeleneh sekarang hanya ada tatapan maut juga sikap dingin yang tersirat.

Got u!  Skala tersenyum miring melihat targetnya. Seseorang itu masih belum menyadari keadaan yang sudah berbeda, masih terpaku pada benda pipih di tangannya. Hening, masih belum ada pergerakan.

Bugh.

Tanpa sapaan halus dan basa-basi, Skala langsung mendaratkan tinjuan kuat di rahang kokoh seorang lelaki, Eron Dinaya atau kerap disapa Eron. Salah satu siswa SMA Gardan yang ternyata menjadi mata-mata dan bahan informasi untuk SMA Merapi tempat Hugos dan scorpions berada. Tidak bisa di maafkan lagi setelah lelaki itu menjebak salah satu anggota Alastor dan berakhir di keroyok oleh scorpions.

“Bajingan kecil!” sudut bibir Skala terangkat, senyum maut itu ia perlihatkan pada lawannya yang terkapar dan meringis di lantai.

Eron bangkit, tidak ingin kalah begitu saja dengan berani ia melayangkan tinjuan balik pada wajah Skala. Tidak seberapa bagi Skala bandingan kekuatannya dengan Eron jelas lebih unggul dirinya, hanya membuat wajahnya menoleh.

“Maksud lo apaan, sat?!” respon yang Eron berikan malah semakin memancing emosi Skala.

“Lo pasti tau alasannya.” sahut Skala terlihat acuh setelah melayangkan tinjuan tadi.

Eron tersenyum miring. “Anggota lo pengadu juga ternyata.” ucap Eron sembari berdecih. “Lo pikir gue takut karena lo ketua Alastor, kita setara kalo lo bisa bawa teman-teman lo gue juga bisa, geng perusuh pimpinan lo apa yang bisa di banggain.” Eron berdecih remeh, gelora emosi Skala naik seketika. Tidak ada ampun setelah mencari masalah dengan Alastor.

SKALA (ACHILLEAS) [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang