||• Kendalikan egomu, Perbesar rasa maafmu, dan Jangan ikuti napsumu. •||
***
🌻🌻🌻
JANGAN LUPA! VOTE SEBELUM MEMBACA YA:)
"Aish berat banget sih." keluhnya, kira-kira saja meskipun murid kesayangan, Garisa malah merasa seperti babu sekolah yang harus mengantar 10 kamus Bahasa Indonesia ke perpustakaan dengan kedua tangannya yang mungil ini. Bisa patah tidak ya?
"Aduhh!" pekiknya saat menabrak sesuatu didepan sana, Garisa mana bisa liat orang ketutupan kamus yang tebalnya minta ampun.
"Kalo jalan yang bener Sa, jangan mikirin gue terus." suara itu!
Garisa berjongkok, memunguti buku-buku yang berjatuhan. "Maaf ya maaf engga sengaja...eh." ucapannya terpotong saat semua buku diambil alih oleh seseorang.
Skala mengedipkan sebelah matanya lalu tersenyum manis, "Ini mau diantar kemana?" tanyanya.
Oke tenang Garisa, jangan gugup jangan ngeblush!
Garisa berdehem pelan, menetralkan raut wajah juga detak jantungnya. "Ke perpus, sini biar aku aja." tolaknya halus, ingin mengambil alih buku itu namun dengan cepat Skala menghindar.
Skala menggeleng, "Engga papa lo jalan aja biar gue yang bawain," katanya.
Garisa tertegun, Skala masih baik padanya ia kira lelaki ini akan menjauhinya dan menghindarinya. "Engga usah ya kak, biar aku aja sini."
Skala berdecak gemas, "Garisa! Gue tuh bukan kakak lo ya, jadi jangan panggil gue pake embel-embel kak. Udah sana jalan." ucapnya lantang seperti sebuah perintah mutlak yang tidak bisa di bantah. Garisa mencibikkan bibirnya, cemberut dan kesal menjadi satu di satu waktu. Menyebalkan, pikirnya.
"Nyebelin banget sumpah!" Garisa terus menggerutu kesal seraya berjalan lebih dulu dengan tiga buku ditangannya.
Skala menggeleng, terkekeh pelan dan tersenyum kecil.
"Engga kangen gitu?" tanya Skala tiba-tiba, saat sudah berjalan sejajar dengan Garisa.
Dengan perasaan dongkol Garisa berucap, "Engga!"
Skala terkekeh pelan, "Beneran? boong kali," ucapnya, menggoda.
Garisa mendelik tak suka, "Serius kok beneran, engga boong!" ucapnya.
Saat akan menjawab ucapan Garisa, Skala spontan mengikuti Garisa yang
memberhentikan langkahnya, menatapnya sengit lalu memukul punggung lebar itu berkali-kali. "Kamu diem ya, ngomong lagi nanti aku gebuk nih mukanya." cecar Garisa.Skala meringis pelan, ia tidak bisa menahan pukulan yang diberikan Garisa karna kedua tanganya membawa tujuh buku yang tebalnya minta ampun. "Masih sama aja galaknya, kurangin dong nanti cepet tua loh." cibirnya.
Dukk.
"Aduhh, kok malah injek kaki gue sakit nih." keluh Skala mengaduh kesakitan, saat kakinya dengan sengaja diinjak dan dijatuhi buku tebal oleh Garisa. Garisa tersenyum remeh, lalu berkacak pinggang sengak. Maen-maen sih sama dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKALA (ACHILLEAS) [TERBIT]
Teen Fiction(𝐭𝐨𝐥𝐨𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐦𝐞𝐬𝐤𝐢 𝐛𝐞𝐛𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚 𝐩𝐚𝐫𝐭 𝐬𝐞𝐧𝐠𝐚𝐣𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐥𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩𝐢) Awalnya, semua berjalan normal. Seperti biasanya. Namun saat itu, Skala tiba-tiba mendapat sebuah pesan dengan cara memuakkan...