e m p a t p u l u h s a t u

413 33 0
                                    

HAI!
JANGAN LUPA VOTE YA:)
DITUNGGU NOTIPNYA SKSKSK.

TANDAI TYPO⚠️

----

[SEBAGIAN PART YANG ADA SENGAJA DIHAPUS. UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN!]

JANGAN LUPA NABUNG, BUAT PELUK VERSI CETAK NANTI YES!!!





•••

Dua bulan berlalu dengan cepat, hari berganti minggu. Duka itu masih ada dan terasa masih menyesakkan namun mereka simpan agar kepedihan tidak kembali.

Sore ini langit jingga menghiasi awan. Skala berinisiatif membawa Garisa pergi ke sebuah taman yang dipenuhi aneka macam bunga. Terlihat begitu indah dan segar dipandang mata. Kali ini surga benar-benar nyata bagi Garisa. Tidak mau larut dalam kesedihan atas kepergian sahabat baiknya Skala terus mengukir senyum.

Skala terkekeh melihat keantusiasan sang pacar yang melompat girang dihadapan bunga kemudian memetiknya. Langakh Skala terus mengikuti jejak kaki Garisa dengan senyum yang terpatri diwajah lelaki tampan itu.

"Kok aku baru tahu ada tempat secantik ini. Kamu tau dari mana?" tanya Garisa. Perempuan itu menyelipkan anak rambut yang menggangu pandangan. Berbalik menghadap Skala dengan bunga-bunga ditangannya.

"Cantiknya kayak lo." kekeh Skala berhasil membuat Garisa salah tingkah. "Gue pernah ke sini sama Mama, nemenin dia buat beli kado. Iseng aja bawa lo ke sini." tambah Skala.

"Serius deh aku suka banget, kapan-kapan ke sini lagi ajak teman aku ya." Garisa memekik heboh.

Skala menggeleng dengan wajah serius. "Orang mau berduaan kok ngajak yang lain." kata Skala.

Garisa memberengut kesal, ia menghentakkan kakinya lalu berbalik memunggungi Skala. "Ih ya udah nanti aku ke sini lagi sama teman-teman, sendiri. Kamu enggak boleh ikut,"

Skala tertawa sebentar lalu memeluk hangat gadisnya dari belakang dan menaruh dagunya dipundak Garisa.

Perempuan itu menyentak menandakan sedang dalam mode merajuk. Skala menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya perlahan.

"Enggak usah ngambek, besok-besok kita ke sini lagi bareng yang lain." ungkap Skala.
Garisa menahan senyumnya, gadis itu menyodorkan jari kelingking tepat dihadapan wajah Skala setelah berbalik.

"Janji ya." Skala mengangguk lalu mengaitkan jarinya juga dengan senyum manis.

"Jangan sedih lagi ya." suara lembut Garisa terdengar. Skala jelas paham dan mengerti maksud Garisa, lelaki dengan punggung pelukable itu mengangguk dengan senyum manis.

"Semua udah ada garis takdirnya, sejak mereka lahir ketentuan sudah Allah ciptakan. Kamu harus kuat, yang hidup pasti akan mati. Kita enggak pernah tau kedepannya gimana, yang bisa kita lakuin cuma hidup sesuai alur dari skenario yang Pencipta buat." papar Garisa menatap langit. Skala benar-benar merasakan hatinya menghangat, Garisa dan kelembutan ketika berbicara tidak diragukan.

Detik berikutnya Garisa memusatkan pandangan ke arah Skala. "Makasih udah selalu hibur dan buat aku bahagia, La." kata Garisa.

"Makasih juga lo udah kasih kepercayaan buat gue bikin lo bahagia." sahut Skala.

Garisa hanya dapat tersenyum lagi menatap Skala. Entah berapa kali dalam sehari dirinya mengukir senyum untuk lelaki jangkung ini, yang jelas Skala selalu dapat mengombang-ambingkan moodnya dengan baik. Beruntung. Beruntung dirinya mendapatkan lelaki sebaik dan seperhatian Skala.

Entah kata-kata apa yang bisa menggambarkan kesempurnaan Skala, Garisa sangat-sangat merasa bahagia jika bersama lelaki itu.

"Sama-sama."

Skala mengusap sayang pucuk kepala Garisa, ia teringat sesuatu yang setelahnya menarik tangan kembali. "Eh, disini ada tukang seblak. Waktu itu kata Mama pas beli rasanya enak. Mau coba?" tawar Skala.

Garisa mengusap dagunya menimang, menunjukkan senyum jahil pada Skala yang memandangnya. "Aku enggak suka seblak." tukas Garisa membuat Skala terkejut.

"Loh bukannya lo paling doyan makanan itu." sambar Skala tidak percaya.

Garisa mengangguk acuh. "Itu dulu sekarang udah enggak." sahutnya.

"Terus sekarang sukanya apa?"

"Sukanya kamu." Garisa mengigit bibir bawah seusai dua kata tersebut terlontar dari bibirnya.

Skala terperangah mendengar jawaban gadisnya, lelaki itu berdecak kemudian menarik tangan Garisa lalu mengarahkannya pada dada. "Aih, pegang." kata Skala. "Dugem terus kalo lo gombal, udah ayok buruan mumpung disini. Nanti main lagi." ajak Skala menutupi kesalahan tingkahannya dengan Garisa yang mengekori di belakang sambil terkikik geli.

***

JANGAN LUPA VOTE YA SAYANG.

JANGAN LUPA VOTE YA SAYANG

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sadega Karen Juanda

Paipai Mas pacar ai❤️

SKALA (ACHILLEAS) [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang