d u a p u l u h t i g a

662 75 72
                                    

NEW! very lucky new readers😍

- there's beauty in everything, but not everyone can see -

Hai, cantikkk! sebelum baca jangan lupa vote ya, part ini aku maksa mnta notip.
/Plak/ siapa lo hah!

⚠️ CHAPTER INI TIDAK BAIK UNTUK BOCIL-BOCIL GEMOII, HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN⚠️

***

Sesuai perkataan Pandu, Garisa pulang diantar oleh Edgar sore ini. Namun bukan kerumahnya melainkan ke markas besar Alastor, Garisa yang memaksa dari pada Edgar kena masalah karena tidak menuruti perintah kekasih ketuanya lebih baik mengiyakan.

Sampai disana, kening Garisa mengeryit ketika tidak mendapati keberadaan motor milik Skala ataupun sahabat cowoknya digarasi. Cewek itu turun setelah menyerahkan helm pada Edgar, "Loh, kok sepi."

Edgar menoleh, membenarkan tatanan rambutnya. "Kayaknya belum pada dateng deh, masuk aja dulu. Tungguin di dalam, tenang lo bakal aman kok."

jangan sentuh cewe gue! cukup jagain tanpa ada skinship. Edgar masih mengingat jelas peringatan ketuanya itu, dasar kelewat posesif.

Garisa menganganguk singkat, kemudian membuntuti Edgar yang masuk ke dalam lebih dulu. Seseorang ternyata sedang bersantai ria diatas sopa panjang, Edgar mengenalinya. Cowok itu mendekat lalu menepuk bahu Regan, biasanya memang cowok itu menghabiskan banyak waktu dimarkas.

"Lah, lo gak ikut?"

Regan menggeleng sambil meminum colanya, "Males," katanya mendecak.

"Gue kira gak ada orang, motor lo mana?"

"Dibawa Barkanjing." dengusan Regan menjadi respon pertanyaan Edgar.

Cowok itu sepertinya melupakan sesuatu, atau lebih tepatnya seseorang yang sedari tadi menatap dalam diam. Garisa masih berdiri diambang pintu, canggung untuk sekedar bersuara.

"Ngapain di situ? Masuk aja, gue bakal jagain lo." Edgar menggerakkan telapak tangannya, menyuruh Garisa mendekat cewek itu menurut dalam keadaan tetap waspada.

"... lagian Regan juga gak bakal macem-macem," lanjutnya.

Garisa duduk disamping Edgar, menunduk saat tatapan tak sengaja bertabrakan dengan bola mata Regan.

"Gue kebelakang deh kalo lo canggung, kalo butuh makan sama minum ke dapur aja." Regan bergegas pergi, paham jika situasi sekarang membuat Garisa canggung.

Bunyi perut mengalihkan pandangan Garisa, cewek itu mencari sumber asal suara. Edgar disampingnya menampilkan cengiran gila, meringis malu. Kenapa harus sekarang depan cewek sih!

"Gue laper mau mesen makan, lo mau nitip?" Garisa menggeleng, dipikir-pikir dari pada diem gak ada kerjaan mending Garisa masak kan. Kini pandangan mengalih pada Edgar yang sibuk dengan ponselnya.

"Mau aku masakin gak?"

Edgar mendongak, satu alisnya terangkat. "Emang bisa?"

Garisa mengangguk yakin, tentu saja bisa masak doang mah gampang. "Mau makan apa?"

Edgar menimang sebentar, "Gue lagi pengen nasi goreng deh, pedes ya biar enak." anggukan kepala adalah jawaban dari Garisa.

"Dapur dimana?"

SKALA (ACHILLEAS) [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang