HELLO EVERYONE!
***
"Garisa," panggil Senja ketika matanya menangkap Garisa turun dari motor besar Raka, yang Senja tahu lelaki itu adik sepupunya Garisa."Aku masuk ya, makasih udah mau anter." ucap Garisa tulus. Raka tertawa pelan dibalik helm, ia mengacungkan jempolnya tanda siap melaksanakan. "Kalem kak, berangkat ya." ucap Raka. Setelah mendapat anggukan kepala dari Garisa lelaki itu melajukan motornya meninggalkan area sekolah SMA Gardan.
"Dianter Raka ya?" seru Senja saat sudah berada disebelah Garisa.
Garisa mengangguk, "Iya, hayu masuk." ajak Garisa.
Belum beberapa langkah menjauh, suara deruman motor besar hitam berjumlah enam itu menggema diseluruh penjuru. Salah satu pengendara yang lebih dominan itu berhenti tepat dihadapan Garisa, sedangkan yang lain beberapa kali memutari kedua gadis itu hingga kepulan asap mengudara.
Membuat Garisa terbatuk dan mengerutkan keningnya, bingung begitupun dengan Senja. Pandangan mata Garisa menyapu, lalu mendapati tatapan penasaran dari para penghuni sekolah yang siap menunggu kelanjutan.
Skala membuka kaca helm, kemudian mengedipkan sebelah matanya genit pada Garisa. "Hai pacar," sapa Skala menggoda.
Tidak mendapat respon yang diinginkan, Skala berdecak sebal. "Enggak mau nyapa pacarnya?" tanya Skala, masih setia duduk diatas motor hitam miliknya.
Garisa berdecak, "La, kamu apa-apaan sih. Kasian sama Mang Andi udah nyapuin halaman terus kamu malah bikin berantakan lagi." tutur Garisa.
Skala turun dari motor besarnya, melempar kunci pada Lintang. Senja mendekat ke arah pacarnya, ketika Lintang memanggil seusai memarkirkan motornya.
"Kenapa?" tanya Senja langsung.
"Aku anter ke kelas ya." kata Lintang, Senja menggeleng menatap Garisa seolah tahu pikiran gadisnya Lintang mengusap lembut pucuk kepala Senja.
"Teman kamu sama pacarnya juga kan, aku juga mau sama pacar aku lah. Yuk." ajak Lintang, keduanya melenggang lebih dulu diikuti yang lain.
Garisa. Ah, gadis dihadapannya ini semakin gempal dan Skala suka itu. "Suka-suka gue lah, kan gue yang bayar dia buat kerja." ujar Skala angkuh.
"Sejak kapan kamu jadi sombong begini?" tanya Garisa mendelik tidak suka.
Skala berpura-pura seakan sedang berpikir. "Sejak kita renggang," imbuh Skala menampilkan senyum jahil pada Garisa. "Lo enggak kangen gue gitu? Senyum kek, jangan sinis mulu tuh muka." cibir Skala.
"Kamu banyak omong banget sih." tukas Garisa malas menanggapi, ia meninggalkan Skala sendirian. Mempercepat langkahnya ketika suara derap langkah kaki lain mendekat.
"Hai sayangnya Skala," sapa Skala kembali datang. Kali ini dengan santainya lelaki itu merengkuh erat pinggang Garisa, membuat gadis itu memberontak. Sayangnya, tenaga yang ia punya tidak sebanding dengan Skala.
"Lepasin, La." ucap Garisa. Seakan tuli Skala tidak menghiraukan perkataan Garisa, lelaki itu sibuk menatap dalam wajah menawan milik sang gadis. Tiga hari serasa tiga bulan lamanya tidak memandang kedua bulatan gempal diwajah Garisa.
"Ngomong apa? Enggak denger gue." ujar Skala sambil mendekatkan telinganya kearah bibir Garisa.
Garisa menjauhkan diri, mengingat ini area sekolah jelas rasa malu menyergapnya. "Lepasin, La! Kamu jangan ngeselin deh, Aku punya salah atau-"
Skala mengambil alih ucapan Garisa sebelum gadis itu melanjutkan perkataannya. "Lo emang punya salah dan urusan sama gue," ungkap Skala enteng.
Garisa membulatkan matanya terkejut, apa ia melakukan kesalahan yang tidak disadari. "Salah apa?" tanya Garisa bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKALA (ACHILLEAS) [TERBIT]
Teen Fiction(𝐭𝐨𝐥𝐨𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐦𝐞𝐬𝐤𝐢 𝐛𝐞𝐛𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚 𝐩𝐚𝐫𝐭 𝐬𝐞𝐧𝐠𝐚𝐣𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐥𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩𝐢) Awalnya, semua berjalan normal. Seperti biasanya. Namun saat itu, Skala tiba-tiba mendapat sebuah pesan dengan cara memuakkan...