t i g a

2.2K 273 49
                                    

[NEW VERSION]
03. KENCAN LAGI?

“Hai,” sapa seorang lelaki jangkung dengan senyum tipis yang memikat. Garisa langsung menabrakan diri pada lelaki di hadapannya, menikmati aroma khas tubuh lelaki miliknya.

“Wangi banget,” guman Garisa dalam dekapan Skala.

“Aduh, enggak mau lepas dulu ini gue bawa sesuatu.” Garisa mengeratkan pelukan sebelum melepas perlahan.

Gadis itu mendongak menatap Skala yang tersenyum manis padanya, gadis itu bertanya. “Bawa apa emang?”

Dengan satu tangan yang masih setia memeluk pinggang Garisa, Skala bertutur. “Katanya tadi ditelepon mau seblak, nih tapi engga boleh pedes ya enggak papa kan.”

“Yah, kok enggak pedas sih, La.” ucap Garisa cemberut, menggembungkan kedua pipinya. Padahal memakan sesuatu yang tidak pedas kan tidak akan enak.

“Jangan cemberut, sayang. Kan baru sembuh dari maag, kalo makan pedas nanti kambuh lagi.” ucap Skala membujuk.

Lelaki itu mencubit gemas sebelah pipi Garisa kemudian menggigitnya gemas, membuat gadis itu memekik sakit. “SKALA IH.” Garisa menggeram kesal.

Skala tertawa dengan senyum puas, ibu jarinya terulur untuk mengusap pelan bekas gigitan tadi. “Gemas banget sih pacar gue ini,” ucapnya.

“Tapi pengen makan yang pedes, La.” Garisa terus mengeluarkan jurus agar permintaannya terpenuhi. Namun sayang, Skala tetap pada pendiriannya lelaki itu menggeleng. Tidak akan membiarkan gadisnya sakit akibat makanan pedas.

“Nurut sekali bisa?” tatapan yang dilayangkan Skala seolah memberi isyarat untuk menurut. Dan itu membuat Garisa kembali menekuk raut wajahnya.

“Sekali aja ya besok-besok enggak dulu deh,” ucap Garisa bernada memohon.

“Udah berani bantah hm.” ujar Skala dengan tatapan dalam dan menusuk. Garisa mana tahan ditatap begitu oleh Skala, ia melirik arah lain untuk menghindarinya.

“Jangan natap aku kayak gitu, serem tau.” ucap Garisa lirih, menurunkan dagunya.
Skala mengulum senyum, mengecup sekilas pucuk kepala Garisa. “Jangan nakal makanya,” ucap Skala.

“Uh nyebelin banget,” gerutu Garisa.
Skala mengusap lembut pucuk kepala Garisa, lelaki itu semakin menarik pinggang sang gadis agar lebih mendekat.

“Nanti sakit sayang, abis ini kita jalan ke bazaar didepan komplek mau?” tawaran Skala barusan, membuat tatapan penuh kilau binar dimata Garisa muncul, gadis itu berseru girang.

“Sekarang aja hayu,” ajak Garisa.

“Loh, ini enggak mau dimakan dulu.” tanya Skala, ia mengangkat plastik hitam yang dibawa. Garisa menggeleng pasti.

“Yaudah, ganti baju gue tunggu di motor.” ucap Skala. Garisa memberikan senyum lalu mengangguk cepat. Sebelum benar-benar berbalik gadis itu berjinjit agar tubuhnya menyamai Skala, satu kecupan di pipi Garisa berikan dan setelahnya gadis itu berlari terburu-buru karena malu. Skala terpaku beberapa detik, ia memegang pipi kanannya yang basah akibat ulah gadisnya. Sudut bibirnya terangkat naik, membentuk sebuah lekungan kecil.

Engga akan gue lepas,” guman Skala.

***

SKALA (ACHILLEAS) [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang