BAGIAN 10 : Secarik kertas

154 77 124
                                    

"Sementara waktu membuat kenangan, waktu juga yang menghapusnya."

***
HARI UJIAN SEMESTER

Ruang ujian hari itu sangat tenang. Inka, Rama, dan Zifa tampak mengerjakan ujian tanpa kesulitan. Kertas ujian mereka dengan cepat dipenuhi coretan dan jawaban. Di bangku yang lain seorang siswa yang mengandalkan keberuntungannya, Aby terlihat sangat santai membolak-balikkan kertas ujian tanpa beban.

Sedangkan dua orang gadis di ujung sana, Sarah dan Alisya tampak kesusahan juga khawatir. Ian si pecicilan yang lemah dalam pelajaran, dia sedang sangat serius dan berusaha melakukan yang terbaik meski sesekali mendapatinya ber ekspresi melas.
___

COFFEE SHOP

Di kedai kopi milik Rama, 7 sekawan itu kembali berkumpul setelah pulang sekolah. Kelompok pintar terlihat sedang menyiapkan buku mereka sesaat setelah tiba. Sedangkan Ian, Alisya, dan Sarah melempar pelan tas pada sofa, mereka merasa iri dengan semangat belajar yang lain.

Aby mendaratkan bokongnya pada sofa, "Ah," menjatuhkan punggungnya untuk bersantai. Bocah itu tidak punya rencana selain tidur.

"AUSH!" Mengejutkan yang lain. "Itu tadi sangat sulit, belajar bersama tidak bisa membantuku," rengek Ian pada teman-temannya.

Alisya merespon Ian saat itu juga, "Bagaimana kalau kita membuat catatan kutu saja?" celetuk gadis itu.

Seseorang langsung bangun dari sandarannya, "Setuju!" seru Aby.

Semua tampak merespon pendapat Alisya dan langsung mempertimbangkannya. Mereka melanjutkan belajar bersama dengan membuat catatan kutu. Dimana Inka, Rama, dan Zifa sebagai otak dari catatan tersebut. Dan Sarah sebagai mesin ketik dari rencana itu, karena keahlian menulisnya yang paling baik di antara yang lain. Mereka melakukannya hingga hari ujian terakhir.

***
RUANG KELAS

Di hari terakhir ujian, tangan itu tak lagi gugup membuka lipatan kertas kecil di balik soal, sampai tidak terlihat adanya kecurangan di sana. Namun tidak dengan siswa yang satu ini. Aby yang sedang berusaha meraih catatan pada sakunya, tanpa sengaja menjatuhkan contekan itu ke lantai.

Aby menelan ludahnya gugup, mata itu melirik mencari keberadaan pengawas yang tidak ada di mejanya. Aby melihat kertas di bawah sana, mengambil ancang-ancang untuk turun. Ia terlambat, seorang guru mengambilnya lebih dulu.

Bu guru membuka lipatan kecil pada kertas yang ia pegang, melirik Aby curiga, sementara Aby melihatnya khawatir. Kertas itu dibuka, bu Liza membacanya dengan teliti, seketika raut wajah itu berubah menjadi menakutkan. Menatap Aby tajam.

"SEMUANYA BERDIRI!" perintah bu Liza mengejutkan seisi kelas.

Semua siswa siswi berdiri di sebelah bangku mereka. Bu guru meminta Najwa untuk membantunya memeriksa semua peserta ujian hari ini.

Najwa merogoh saku, kerah, semua yang terlipat dan memiliki celah pada pakaian itu, bahkan meminta Zifa membuka sepatunya. Sementara Zifa menatapnya sinis, gadis itu menyeringai senang di atas kekhawatiran mereka.

Najwa yang mengetahuinya sejak awal, merasa sangat puas karena akhirnya ada seorang guru yang memergoki mereka.
___

RUANG GURU

WHY Season 1 : NightMare (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang