RUANG KELAS
Cuaca pagi hari itu sangat cerah, cahaya matahari menerobos masuk dari jendela yang dibuka. Inka tiba di kelas, langkahnya terhenti di pintu masuk ketika melihat Rama dan Najwa yang sedang mengobrol di dekat jendela, Rama pun menyadari kehadiran Inka, kontak mata tidak dapat dihindari. Inka pergi ke bangkunya lalu duduk bersandar pada kursi, ia mengabaikan sahabatnya itu.
Rama menghampiri Inka, meletakkan minuman di atas meja. Gadis itu mendongak, melihat Rama yang sedang berdiri di sampingnya. Najwa terlihat tidak menyukai kedekatan di antara mereka.
"..."
Inka bangun dari duduknya, menerima pemberian Rama. Ia menengok Najwa sekilas, lalu pergi meninggalkan kelas.
"Terima kasih," ucap Inka berjalan pergi meninggalkan Rama, membawa pemberian Rama bersamanya.
___PERPUSTAKAAN
Tangannya menyentuh salah satu ujung buku di sebuah rak, namun matanya tampak sedang berpikir ragu.
"Oh, ada apa denganku?" Inka yang tidak begitu memahami sikapnya terhadap Rama pagi ini. Ia menarik buku itu keluar, dan menumpuknya pada buku-buku di tangannya, lalu berjalan pergi.
Seorang siswa yang tiba-tiba datang mengambil alih buku darinya. Rama berjalan di samping Inka, mengikuti langkah pelan gadis itu, Inka bahkan tidak mencoba menyapanya.
"Kau berpacaran dengannya?" tanya Inka tanpa menoleh pada Rama.
"Siapa?" tanya Rama menghentikan langkahnya, melihat Inka yang berjalan di depannya.
"Najwa." Inka berbalik untuk Rama, sekarang gadis itu menatapnya sangat serius.
Inka melihat ekspresi yang kaku, pria itu tampak tidak sedang berusaha menyembunyikan apapun.
"Tidak," jawab Rama. Inka mendengarnya tanpa ekspresi. Ia kembali berjalan pergi.
"Aku melihatmu bersamanya di gedung olahraga malam itu." Beritahunya, membuat Rama sedikit terkejut. Rama hanya sedang sangat kacau waktu itu, ia mencoba menerka apa yang sebenarnya Inka pikirkan.
Inka mengambil kembali buku dari Rama. "Aku bisa melakukannya sendiri," kata Inka, meninggalkan Rama.
Inka tidak bermaksud untuk membuat kecanggungan di antara dirinya dan Rama, tapi nampaknya Rama sedang tidak bersemangat tentang apapun.
*Terhenti*
Inka hampir saja menabrak seseorang saat hendak melangkah keluar pintu perpustakaan.
"Inka." Ian melihat Rama di dalam perpustakaan yang sedang melihat ke arah mereka.
Ian memalingkan pandangannya dari Rama, sepertinya telah terjadi sesuatu antara Inka dan Rama.
"Berikan padaku." Ian mengambil alih buku dari Inka. Mereka berjalan pergi.
"Ada apa? Kau bertengkar dengannya?" tanya Ian tentang ekspresi keduanya.
Itu memang sifat alami seorang pria. Namun, sangat mudah bagi Rama untuk berkencan dengan wanita lain setelah Inka menolaknya. Tentu saja Inka menjadi bertanya-tanya, apakah perasaan yang Rama utarakan hari itu bukan sesuatu yang serius bagi Rama.
"Ian."
"Ya?"
"Kau adalah teman terbaik!" ucap Inka merangkul Ian dengan brutal.
"Hei Inka." Ian tersenyum melihat Inka yang bersemangat hari itu.
"Kau lapar, Ian?"
"Tentu saja."

KAMU SEDANG MEMBACA
WHY Season 1 : NightMare (END)
RomansaArunika Anindia Pamungkas, Inka sebutannya. Atlet renang dari Yayasan Keberbakatan Olahraga, seorang gadis dengan karakter yang rumit. Dia ditakdirkan hidup dengan hati yang beku. Ini bukan tentang kisah cinta yang pilu, melainkan tentang rumah den...