BAGIAN 15 : Kabar buruk

146 77 138
                                    

"Tidak ada seorangpun yang bisa menghalangi mimpimu. Jika ada, maka itu adalah dirimu sendiri."

- SARAH

***

Pagi hari dengan cuaca yang sedikit berawan, Inka pergi ke sekolah bersama Ayah. Begitu banyak pertanyaan yang terus mengganggunya, namun Inka tidak berniat untuk mengajukan pertanyaan pada Ayah.

Pria itu menghentikan mobilnya tepat di depan sekolah, sepertinya akan turun hujan. Inka beranjak, menutup pintu mobil bersama payung yang dibawanya. Teguh tersenyum, ia melambai pada putrinya, melihat Inka yang berjalan pergi.
___

RUANG DIREKTUR

Kaki itu melangkah dengan cepat, Inka pergi menuju ruang direktur untuk menemui ibu. Ia membutuhkan penjelasan dari wanita itu, tentang semua pertanyaan yang berkecamuk di kepala.

Seorang siswa menutup pintu dan meninggalkan ruangan. Siswa itu adalah Farhan, ia melihat Inka yang datang dari arah berlawanan dengan langkah terburu-buru. Mereka berpapasan tanpa interaksi, Inka tidak menengok pada Farhan walau sekilas.

Inka membuka pintu itu tanpa ragu, menghampiri Ibu di meja kerjanya. "Apa yang sebenarnya kalian sembunyikan dariku?" tanya Inka tiba-tiba.

Yana yang sedang mengerjakan sesuatu langsung menghentikan kegiatannya. Mata mereka bertemu, dengan tarikan napas gugup Inka.

"Apa yang sudah ibu lakukan padanya?" tanya Inka lagi. Yana tampak belum memahami pertanyaan yang terus putrinya lontarkan.

"Inka, apa yang sebenarnya ingin kau tanyakan?" balas Yana mencoba bersikap tenang.

"Nenek Lily, dia ada di sana, di Yayasan ayah."

Wanita itu terkejut, sorot matanya menunjukkan jika ia sedang mencerna apa yang baru saja didengarnya, ia tidak mengetahui itu.

Yana beranjak menghampiri Inka, menatap mata itu untuk memberi penjelasan.

"Inka, ayah tidak mengetahui apapun, dan ibu tidak pernah bertanya pada mereka tentang keberadaan nenek Lily," jelas Yana. Namun Inka tampak tidak bisa menerima penjelasan itu begitu saja.

"Ibu bilang ibu menemui keluarganya! Yayasan sama sekali tidak mengetahui tentang ini, apa yang sebenarnya sudah ibu lakukan?" lontar Inka frustasi.

"Inka pelankan suaramu!" Yana mencoba menggapai lengan putrinya yang berujung tepisan kasar.

"Ponselku ada di mobil ibu! ... lalu aku melihat nenek Lily di Yayasan ayah! Lalu nanti apa lagi?! .... Kemana ibu membawanya setelah itu?!" lontar Inka lagi, pikirannya benar-benar menggila sekarang.

Sulit bagi mereka untuk berpikir jernih. Yana tidak tau harus menjelaskan semuanya mulai dari mana. Yang wanita itu pikirkan adalah, Inka pasti tidak akan menerima penjelasannya begitu saja.

Inka meninggalkan ibunya dengan pikirannya tentang Lily. Tidak ada hal positif yang bisa Inka pikirkan, kecuali ibunya adalah seorang pecundang dan pembohong.

Mungkin saja ibu menjadi orang jahat seperti di dalam film, ibu tidak pernah menemui keluarganya dan menghanyutkan jasad Lily ke sungai, pikir Inka, mungkin saja. Tunggu, namun tidak ada berita semacam itu yang Inka temukan saat mencoba mengobrak-abrik internet.

Inka meninggalkan ruangan, pintu ditutup dengan kasar, gadis itu berjalan dengan langkah cepat.

"Kau juga tidak memiliki hubungan yang baik dengan orang tuamu?" tanya seseorang dari arah belakangnya.

WHY Season 1 : NightMare (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang