BAGIAN 17 : Pernikahan

121 60 54
                                    

"Sederhana nya, rumah adalah tentang siapa yang tidak mudah redup, ialah ruang yang kedap; untuk bersuara."

- SARAH

***

1 bulan kemudian ....

YAYASAN KEBERBAKATAN OLAHRAGA

Setelah libur panjang kenaikan kelas,
tibalah tahun ajaran baru. Para murid Yayasan Keberbakatan kembali melanjutkan aktivitas seperti biasa. Yayasan kedatangan gerombolan siswa siswi yang memasuki gerbang, memenuhi setiap sudut lingkungan Yayasan tanpa terkecuali.

Inka turun dari mobil bersama Aji. Di dalam mobil ayah melambai pada Inka dan Aji sebelum pergi. Aji sudah kelas 10 sekarang, ia berhasil tidak membuat ibu marah, mendapatkan nilai sempurna bukanlah hal yang sulit baginya. Mereka berjalan pergi dengan tujuan yang sama, SMA Keberbakatan Olahraga.
___

GUDANG

"Akh ...."

*Plak*

Tampak Rara dan kawan-kawan yang sedang merundung seseorang tanpa Najwa.

"Jangan terlalu bersemangat teman-teman, ini masih pagi," kata Rara, yang tengah bersandar pada loker.

Ia melihat yang lain sedang mempermainkan seorang gadis. Rara tampak sangat menikmati pertunjukan mereka, dengan berlagak mencegah kekerasan itu.

Gadis itu dirundung oleh 3 orang siswi. Ada yang menjambak rambutnya, mencengkram wajahnya dengan kasar, dan menyiramnya dengan sebotol air.

Rara mengambil langkah santai, menghampiri mereka yang sedang bersenang-senang. Langkahnya terhenti, tepat di hadapan gadis yang tengah mereka rundung. Matanya mulai menatap gadis itu dengan teliti.

"Bagaimana kabarmu? ... La- Li- Sa," tanya Rara, memberikan senyuman layaknya psyco.

Siswi yang disebutnya Lalisa itu, menatap benci Rara yang berada sangat dekat di hadapannya.

*Bel berbunyi*
___

RUANG KELAS

Seorang siswa memasuki ruang kelas, mengalihkan pandangan semua orang pagi itu, dia adalah Aji, putra ibu direktur Yayasan.

Aji sangat kecewa, setelah kelulusan ia tidak bisa mendengar kabar dari Endira. Bahkan ia tidak bisa menemukan gadis itu di tempat tinggalnya.

Sementara semua orang sedang terpana memandangi wajah tampan Aji, Aji pergi duduk pada bangku yang kosong, dengan seorang siswi di bangku yang sama.

"Ooowww!" sorak semua orang, merasa iri pada Erisa, siswi tersebut.

Aji meletakkan tas pada meja dan duduk di bangkunya.

"Guru sudah datang!" Seorang siswa berlari masuk, membuat yang lain bergegas kembali ke bangku masing-masing.

Erisa memperhatikan siswa yang duduk di sampingnya. Ia melihat rahang yang tegas dan bibir merah muda milik Aji.

"Berhenti menatapku seperti itu," kata Aji tanpa menoleh.

Erisa tersentak, "o oh." Memalingkan wajahnya, menyiapkan buku di atas meja.
___

WHY Season 1 : NightMare (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang