"Terkadang seperti awan putih, kadang juga seperti awan gelap, dan kabut yang datang setelah hujan. Hidupku tidak pernah lebih terang."
- ARUNIKA
***
RUMAH SAKITHujan deras di luar ruangan mengaburkan pandangannya. Teguh memarkirkan mobil di depan sebuah Rumah Sakit, menyiapkan payung dan bergegas turun dari mobil. Payung tidak melindungi tubuhnya dengan utuh, celana dan sepatu itu tampak lembap setelah menginjak teras rumah sakit. Teguh yang mengetahui keadaan putrinya, berencana membawa Inka pergi ke rumah lama mereka.
Pria itu tiba di depan kamar rawat inap. Teguh membuka pintu yang tertutup, menghampiri putrinya yang sedang duduk di atas ranjang. Gadis itu tengah melihat ke luar jendela, memandangi langit gelap dan hujan yang turun.
"Mau berkunjung ke suatu tempat?" tanya Teguh, pada putrinya itu. Ia melihat Inka tanpa jawaban,
"Ya," jawab Inka, tanpa menoleh pada ayah.
___*Berkendara*
Sepanjang perjalanan, Teguh melihat Inka yang tidak banyak bicara, gadis itu lebih banyak memandang keluar jendela. Tentu saja Teguh tidak berniat untuk menanyakan tentang keadaan itu, ia hanya perlu berada di dekatnya.
Sebuah persimpangan besar yang sedikit menanjak dan padatnya bangunan, menjadi pertanda mereka akan segera tiba. Hanya tinggal berbelok sedikit saja, Inka dapat melihat pintu gerbang rumahnya. Matahari yang tertutup awan mendung itu mulai terbenam.
Inka kembali, melihat halaman hijau yang luas dan sebuah pohon dengan ayunan bertali tambang yang sudah ditumbuhi tumbuhan berakar namun masih terlihat kokoh. Tempat ia bermain sewaktu kecil.
Pintu dibuka, kakinya melangkah masuk, matanya mulai menelusuri ruang yang lama tak ia datangi. Rumah itu tampak terawat seperti rumah yang ditinggali. Itu karna letaknya berada di dekat Yayasan Fajar, Teguh cukup sering berkunjung.
Inka melihat ayah meninggalkan sebagian barang di sofa, kemudian langsung menuju dapur. Pria itu mencoba menyiapkan makan malam untuk putrinya.
Teguh tidak menggunakan celemek untuk melindungi pakaiannya, pria itu hanya melipat sederhana lengan kemejanya. Sesekali Teguh tersenyum untuk putrinya yang tengah menunggu, pria itu tampak sangat sibuk di dapur.
"Ayah butuh bantuan?" tanya Inka dari tempatnya duduk.
"Tidak Inka, ayah hampir selesai," jawab Teguh, ia bahkan belum mulai memotong apapun. *Lol*
*Beberapa menit kemudian*
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY Season 1 : NightMare (END)
عاطفيةArunika Anindia Pamungkas, Inka sebutannya. Atlet renang dari Yayasan Keberbakatan Olahraga, seorang gadis dengan karakter yang rumit. Dia ditakdirkan hidup dengan hati yang beku. Ini bukan tentang kisah cinta yang pilu, melainkan tentang rumah den...