Episode 22

569 74 21
                                    

Kepalaku sakit sekali, bahkan aku merasa tubuhku sulit untuk digerakan.

engh...

Aku ingat semalam aku pulang ke rumah, tapi-

" Astaga, Chaeyoung! "

Seluruh nyawaku serasa sudah berkumpul dan aku langsung mengangkatnya ke sofa.

" Engh, Wendy. "

" Chaeyoung-ah ? gwenchana ? "

Perlahan aku bisa melihat dia membuka matanya dan tersenyum kepadaku.

" Kau sudah bangun ? "

Bisa-bisanya dia menanyakan hal itu di saat aku terkejut melihatnya tertidur di samping sofa.

" How was your sleep ? "

Senyum di wajahnya membuatku merasa semakin tertekan. Aku tahu pasti semalam aku sangat kacau, tapi dia masih bisa tenang setelah melewati satu malam denganku.

" Kau mau sarapan ? Aku buatkan ya. "

" Ani. Tidak usah repot-repot. Aku baik-baik saja. "

Kini dia menatapku dengan tatapan cemas.

" Mianhae, sudah merepotkanmu semalam. "

" Gwenchana, akan jadi lebih repot kalau aku tidak menemanimu disini. "

" . . . . "

" Kau mau bersih-bersih dulu ? "

" Hm. "

" Baiklah kalau begitu aku akan tunggu disini. "

Dengan mudahnya dia mengatakan hal itu sambil merapikan rambutku.

* * * * *

Aku tidak boleh menghadapi situasi ini dengan amarah, lebih baik bagiku untuk menghindari semua pertanyaan sensitif dan hanya menemaninya saja. Aku tidak ingin menambah beban pikiran dalam dirinya, biarlah semua ucapannya semalam hanya menjadi pertanyaan yang akan ku simpan dengan baik.

Aku merapikan semua gelas dan botol yang dia gunakan semalam, mencucinya dan meletakan kembali ke tempat asal. Aku harus menghubungi Jisoo eonni agar dia tidak mencariku.

ring .. ring..

" Yeoboseyo. "

" . . . . "

" Eonni kecilkan suaramu, tenanglah, aku baik-baik saja. "

" . . . . "

" Arraseo, aku mengingatnya, nanti aku akan langsung ke sana. "

" . . . . "

" Huh, arra. Aku akan kembali ke dorm dulu. "

" . . . . "

" Ne. "

Aku tidak mengatakan pada Jisoo eonni kalau aku berada di rumah Wendy, rasanya kurang tepat jika aku menceritakan hal itu padanya.

" Chaeyoung-ah. "

" Ne ? Kau sudah selesai ? "

" Uhm. "

" Apa kau yakin tidak mau sarapan ? "

" Aku sarapan di apartemen saja. "

" Uhm, arraseo. "

Pembicaraan kami hanya sampai di sana, tapi aku bisa melihat dia terus menatapku dan kakinya mulai mendekat.

" Gomawo. "

International PlaygirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang