Aku tahu aku harus profesional sekarang, semua kamera sudah bersiap, bahkan aku sudah berada di atas panggung ini. Aku hanya bisa memejamkan mataku sambil menunggu mereka memutarkan musik dan aku juga tahu sekarang Wendy sedang memeriksa semuanya bahkan aku bisa mendengar suaranya di ear monitor.
" Pastikan tidak ada kesalahan pada ear monitor ini. Jangan sampai melukai pendengarannya. "
Joohyun, uljima, jebal...
Mungkin dulu itu terdengar biasa saja, itu sudah tugasnya, tapi kini aku merasa lain. Aku mendengar dengan jelas suaranya yang sangat tegas, memastikan semua dalam keadaan baik.
" Eonni, gwenchana ? "
" Eoh, ne. "
Aku langsung melihat ke arah Seulgi dan tersenyum.
" Wendy sudah memberikan tanda oke pada kita. "
" Ne. Kajja. "
* * * * *
Selama penampilan berlangsung, sampai pada penghargaan itu diberikan, Wendy hanya menunggu di belakang panggung.
" Kamsahamnida. ", ucap Seulgi diiringi dengan tepuk tangan dari penonton.
Wendy langsung beranjak dari kursinya dan menghampiri mereka dengan wajah yang semula lesu menjadi wajah yang harus ceria.
" Whoa, daebak. Aku tahu kalian pasti akan memenangkannya. "
" Gomawo, Wendy. ", ucap Seulgi.
" Mereka bilang padaku jika sudah selesai, kita diperbolehkan untuk langsung pulang. "
" Jinjja ? "
" Ne, aku sudah mengatakan hal itu juga, mengurangi jumlah orang disini. Kau tahukan virus sedang menyerang Korea. "
" Arraseo. Kajja. ", jawab Seulgi.
Sebelum masuk ke van, Wendy mengambil foto Irene dan Seulgi yang akan mereka upload di sosial media.
" Seulgi-ya. "
" Ne, eonni ? "
" Apa kau keberatan jika kau kembali ke dorm sendiri ? "
" Na ? "
Irene hanya mengangguk pelan dan berharap Seulgi menyetujui hal itu. Tentu saja Wendy menjadi heran dan melihat ke arah Irene.
" Kalian harus kembali bersam-", ucapan Wendy terputus begitu saja.
" Ada sesuatu yang ingin kusampaikan padamu di hari terakhir ini. ", sambung Irene.
" Ah, baiklah kalau begitu, eonni. Aku akan pulang lebih awal. ", jawab Seulgi dengan kepolosannya.
" Hati-hati di jalan. ", ucap Irene.
Setelah Seulgi keluar dari ruang tunggu, Wendy hanya terdiam menunggu Irene mengucapkan sesuatu.
" Kita bicarakan di mobilmu. "
Tak ingin sesuatu yang mencurigakan terjadi, Wendy langsung berjalan lebih dulu menuju mobilnya. Tidak ada yang berubah dari Wendy, ia masih memperlakukan Irene dengan baik, ia membukakan pintu untuk Irene bahkan memperhatikan situasi sekitar.
" Bawa aku ke rumahmu. ", ucap Irene dengan tatapan lurus ke depan.
" Kau harus-"
" Ikuti ucapanku. "
Masih sama, Wendy menuruti ucapan Irene dan mereka menuju rumah Wendy.
Wendy's House
Selama di perjalanan, Irene tak mengucapkan satu kata pun dan itu terasa sangat sulit untuk Wendy. Ia bahkan tidak tahu apa yang akan dilakukan Irene di rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
International Playgirl
FanfictionThe story of a girl who never knows who she wants. She just keeps doing kindness and sweet things until she didn't realize that things were going to get complicated. ...::: First G x G :::... It will certainly contain things that are beyond reason. ...