Chapter 12

7.3K 649 26
                                    

Secara perlahan Kana menuangkan air panas ke wajah Jade yang terluka akibat pisau itu. Kontan saja Jade berteriak sejadinya dan itu mengundang perhatian supir yang mengantar Kana ke mansion nya. Saat supir itu hendak melihat ke dalam, Kana pun keluar.

"Ada apa?" Tanya Kana pada supir keluarga Jongcheveevat.

"Gak pa-pa khun. Tadi aku mendengar ada suara teriakan dari dalam" jawab supir itu.

"Oh. Mae ku jatuh semalam dan Kana mengobati lukanya. Kamu tahu kan kalo dia gak tahan sakit. Jadi ya berteriak" ucap Kana.

"Oh .. begitu ya khun. K̄hxthos̄ʹ na. Tadi kukira terjadi apa-apa di dalam" sesal supir itu.

"Gak pa-pa. Oh ya, kamu pulang duluan ya. Kana nginap disini saja, soalnya Kana mau terus memperhatikan mae. Kana gak tega biarkan mae sendirian" ujar Kana menahan tangis.

"Khun benar-benar anak yang berbakti. Ya sudah kalo begitu aku pulang. Kalo khun mau pulang hubungi aku ya jangan pulang sendiri. Kalo ketauan khun Mew, aku bisa dimarahi" ucap supir itu.

"Pasti. Sekarang pulanglah. Hati-hati na" usir Kana.

"Baik khun" ucap supir itu.

Supir keluarga Jongcheveevat itu pun naik ke mobil dan pergi meninggalkan mansion Kana. Setelah supir itu melihat dari spion Kana sudah masuk ke dalam mansion nya, supir itu pun berhenti kemudian menelepon Mew.

"Bagaimana Top?" Tanya Mew yang ternyata berada di lounge airport.

"Tadi sesudah mengantar khun ke airport, khun Kana membeli sarapan dan mampir ke mansion nya. Lama sekali. Tadi juga aku mendengar ada suara teriakan di dalam, tapi waktu aku mau melihat ke dalam, mendadak khun Kana keluar dan menyuruhku pulang. Karena dia mau obati mae nya yang jatuh semalam" cerita Top.

"Hmm ... ya sudah Top pulang saja" pinta Mew.

"Khun Kana kapan bisa dijemput, khun?" Tanya Top.

"Biarkan dia bermain sampai puas dulu" jawab Mew.

"Baik khun" ucap Top menutup telepon nya.

"Hmm .. apa yang sedang kamu mainkan bersama Jade, sayang? Apakah itu merupakan bagian dari masa lalumu?" Gumam Mew sambil nyengir.

Kana yang sudah masuk ke rumah langsung menarik rambut Jade yang sedang makan itu untuk turun kembali ke basement.

"Kana, apa yang kamu lakukan?" Tanya Jade.

"Memberimu hukuman mae. Karena mae tadi sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal" jawab Kana.

"Kesalahan? Memangnya kesalahan apa yang mae lakukan?" Tanya Jade dengan nada tinggi.

"Aku tidak suka dengan nada suara mae yang tinggi itu. Kana takut" ujar Kana mengarahkan pisau ke leher Jade.

"Ba-baiklah mae K̄hxthos̄ʹ na. Turunkan pisau itu dari leher mae, sayang" ucap Jade dengan ketakutan.

"Hmm baiklah. Malam ini mae tidur disini" pinta Kana.

"Tapi kenapa Kana? Basement ini sangat panas dan bau. Terus di basement ini juga gak ada kamar mandinya" keluh Jade.

"Apa perduliku? Siapa suruh tadi mae melakukan kesalahan yang besar? Menaruh mae disini hanya karena mood ku sedang baik" kesal Kana.

"Kesalahan apa yang mae lakukan?" Tanya Jade.

"Mae telah berhasil menarik perhatian supir keluarga Jongcheveevat" jawab Kana.

"Benarkah? Harusnya aku berteriak lebih keras tadi" bangga Jade.

"Hmm ... begitukah? Ide mae boleh juga" ucap Kana yang langsung keluar dari basement.

'Sialan. Harusnya tadi aku bisa teriak lebih keras agar supir keluarga Jongcheveevat tahu kalo aku telah disekap anakku sendiri. Tapi sekarang bukan waktunya untukku menyesali itu semua. Aku harus memikirkan bagaimana keluar dari sini dan melapor pada polisi supaya Kana dipenjara. Iya. Harus' batin Jade sambil bolak balik memikirkan rencana.

Saat Kana sedang menikmati makan malam yang dia masak, mendadak hp nya bunyi dari Mew. Kana pun langsung mengangkat hp nya sambil menekan speaker.

"P' Mew sudah sampai?" Tanya Kana.

"Sebentar lagi sayang. Kana sudah makan?" Tanya Mew kembali.

"Lagi masak p'. Kana juga buatkan makan malam untuk mae" jawab Kana.

"Kana dirumah mae sekarang?" Tanya Mew.

"Iya p'. Mae semalam jatuh, jadi Kana datang untuk menjaga mae" jawab Kana.

"Oh. Mae gak pa-pa kan?" Tanya Mew.

"Gak pa-pa p'. Mae sudah Kana obati. Hanya luka kecil" jawab Kana.

"Mae, ini makan malamnya. Makanlah" ujar Kana turun ke basement membawa makan malamnya untuk Jade.

"Ba-baik Kana" jawab mae menerima nasi goreng yang dimasakkan Kana.

"Jade, kamu gak pa-pa bukan?" Tanya Mew.

"Gak pa-pa khun Mew. A-aku ba-baik" jawab Jade dengan tergagap karena Kana menodongkan pisau ke leher Jade.

"Jade terjatuh dimana rupanya?" Tanya Mew.

"Di kamar mandi khun. Yang luka hanya wajahku saja" jawab Jade.

"Oh. Wajahmu gak pa-pa?" Tanya Mew.

"Tergores lantai ubin kamar mandi" jawab Jade.

"Kalo p' ngomong terus sama mae, kapan mae makannya?" Tanya Kana menarik hp nya dari tangan Jade

"Aahh iya bener juga. P' jadi lupa kalo mae belum makan. Ya udah mae makan dulu. Aku ada perlu sebentar dengan Kana" ujar Mew.

Baru beberapa langkah Kana akan keluar, mendadak Jade berteriak minta tolong pada Mew untuk dibebaskan. Tapi Mew pura-pura tidak mendengar dan tetap berbicara pada Kana. Setelah Kana mematikan telepon nya, Mew hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

'Nikmatilah permainanmu sayang' batin Mew sambil mencium foto Kana yang dia jadikan wallpaper di hp nya.

Sementara itu Kana masuk ke kamar mengambil bantal dan guling untuk diberikan kepada Jade. Jade yang tahu dia melakukan kesalahan telah berteriak seperti itu pun menjadi sangat ketakutan dengan kedatangan Kana.

"Mae, ada apa? Kenapa mendadak takut seperti itu pada Kana? Dimana mae yang mulutnya setajam silet itu? Aneh melihat mae yang ketakutan seperti itu" ujar Kana sambil mengelus rambut Jade.

"Ka-Kana .. mae K̄hxthos̄ʹ na. Ja-jangan pu-pukul mae" jawab Jade tergagap.

"Tidak. Kana tidak akan pukul mae, karena sekarang mood Kana sedang baik. Oh ya mae, besok Kana akan cucikan rambut mae ya. Terus juga wajah mae akan Kana obati juga" ucap Kana sambil mengelus wajah Jade yang terluka itu.

"I-iya Kana" jawab Jade.

"Sekarang mae tidur ya. Sudah malam. Kana juga sudah lelah. Besok kita akan bermain lagi ya mae" ujar Kana dengan senyuman khasnya.

Sepeninggal Kana keluar dari basement, membuat Jade mencari celah di basement untuk keluar dari rumahnya. Tapi tidak ada celah untuk Jade bisa keluar dari rumah itu. Jade juga mencari-cari barang apa yang berguna untuk dia bisa membuka pintu basement dan Jade berhasil keluar dari basement.

Jade pun berlari untuk mencari kunci pintu depan, tapi tidak ditemukannya. Lalu Jade kembali ke basement untuk mencari sesuatu yang bisa membuat pintu depan itu terbuka. Tapi tanpa disadari Jade kalo Kana tengah mengawasi pergerakan Jade lewat kamera yang dia pasang di semua ruangan termasuk basement.

King Mafia My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang