Hampir 1 jam dokter berada di dalam untuk menyelamatkan Mew. Mulai dari CPR sampai menggunakan alat kejut listrik untuk mengembalikan Mew kembali. Tapi semuanya sia-sia. Mew dinyatakan meninggal malam itu dan dokter meminta maaf pada Kana dan Moon.
Kana dengan gontai masuk ke ruang ICU, diikuti Moon yang tidak pernah menyangka kalau pria di depannya itu sekarang sudah meninggal. Pria yang dulu selalu melindunginya dari teman-teman sekolahnya yang hendak membulinya, pria yang selalu membelanya dari ibu tirinya, pria yang selalu memberinya makan dan tempat tinggal setelah tahu dia diusir oleh ibu tirinya. Moon hanya bisa menangis.
"Tidak. Ini tidak benar. P' Mew belum meninggal. Dia hanya tidur, Moon. Dia hanya tidur. Hanya tidur. Kamu jangan menangis. Biarkan Mew tidur .... ssssttttt......." ujar Kana yang tidak bisa menerima kematian Mew.
"Kana, Mew sudah meninggal. Lihat, semua alat sudah dicabut dari tubuhnya. Kana sadarlah ... Mew sudah gak ada." jawab Moon sambil mendekat pada Kana.
"Sssssttttt .... jangan ribut. Nanti p' Mew terbangun. Dia gak pernah suka kalau tidurnya diganggu. Biarkan dia tidur!!" ucap Kana yang duduk disamping tempat tidur Mew sambil membelainya.
"Kana...." panggil Moon.
"Kamu tahu kalau semua alat sudah dicabut dari tubuh p' Mew, itu berarti mereka mau p' Mew tidur nyenyak. Mereka tahu kalau p' Mew gak suka ada alat yang mengganggu tidurnya." ujar Kana sambil terus memandangi Mew.
"Ka .. Kana.....Mew....dia....dia sudah gak ada. Mew......sudah meninggal. Lepaskan dia, Kana. Lepaskan...." ucap Moon yang tidak tega melihat Kana seperti itu.
"SUDAH KUKATAKAN KALAU P' MEW BELUMLAH MENINGGAL. KAMU YANG MENGINGINKAN DIA MENINGGAL. KAMU ORANG JAHAT ... ORANG YANG SANGAT JAHAT. KAMU CEMBURU KAN MELIHAT HUBUNGANKU DENGAN P' MEW?! HAH?! KAMU GAK AKAN BISA MENGAMBIL P' MEW DARI AKU. SIAPAPUN GAK AKAN BISA. GAK!!!!" teriak Kana seperti orang gila sambil menunjuk Moon yang kaget melihat Kana seperti itu.
"Kana ... Kana dengarkan aku. Tidak ada seorang pun yang mau mengambil Mew darimu. Tidak." jawab Moon.
"Lihat ... p' Mew tidur dengan begitu tenang. Dia tidak pernah tidur dengan setenang itu seumur hidupnya." ujar Kana sambil membelai kening Mew.
"Iya Kana. Sedari kecil dia sudah dituntut untuk memegang tampuk kekuasaan ayahnya. Aku masih ingat bagaimana dia dibimbing oleh asisten kepercayaan ayahnya untuk belajar bagaimana mengelola perusahaan ayahnya. Padahal waktu itu dia baru berumur 5 tahun. Dia sudah harus menyerap banyak pelajaran. Sambil sekolah, dia sambil belajar mengelola perusahaan ayahnya. Sampai usianya 15 tahun, dia memutuskan untuk tidak mau melanjutkan sekolah dan memilih untuk mengelola perusahaan ayahnya. Dia belajar menembak dan sasaran nya adalah orang yang tidak mau membayar hutang. Awalnya Mew merasa kasihan, tapi setelah dipengaruhi asisten nya, Mew pun berubah menjadi kejam." cerita Moon.
"Begitu ya. Kasihan Mew. Aku baru tahu kalau hidupnya tidak pernah bahagia. Pantas saja dia selalu bilang, setelah dia bertemu denganku dia merasa bahagia. Ternyata itu penyebabnya. Hikz ... hikz..." tangis Kana sambil 1 tangan memegang tangan Mew, 1 tangan yang lain membelai kening Mew.
"Kana jangan sedih lagi ya. Biarkan Mew tidur ya. Sekarang ayo kita keluar." ajak Moon.
"Baiklah. P' Mew juga butuh beristirahat." jawab Kana sambil berdiri.
"Iya. Yuk.." ucap Moon yang memegang pundak Kana sambil mengangguk kan kepala pada perawat yang langsung masuk ke kamar untuk menutup kain putih sampai ke wajah Mew yang menandakan kalau Mew sudah meninggal.
Tanpa disadari kalau Kana berbalik ke belakang dan dia melihat perawat tengah menutup kain putih tersebut. Kana kontan saja berteriak dan hendak masuk ke dalam, tapi ditahan oleh Moon. Kekuatan Moon tidak lebih besar dari kekuatan Kana yang terus memberontak sampai akhirnya terlepas dan Kana pun masuk kembali ke ruangan ICU tempat Mew dirawat.
"Kenapa kalian tega menutup wajah p' Mew? Kenapa?! P' Mew belumlah meninggal. P' Mew masih hidup. Dia hanya tidur. Hanya tidur!!" teriak Kana tak karuan sambil mendorong seorang perawat terjatuh dan dia memegangi tubuh Mew.
"Khun ... khun Mew sudah meninggal. Lepaskanlah dia khun." ujar seorang perawat.
"Apa katamu? Dia meninggal? Apa kamu mau dibunuh p' Mew ya?! P' Mew belumlah meninggal. SUDAH KUKATAKAN KALAU P' MEW HANYA TIDUR. APA KALIAN SUDAH TIDAK BISA MEMBEDAKAN ORANG TIDUR DENGAN ORANG MENINGGAL? HAH?!" teriak Kana seperti orang gila.
"Khun ..... Nāngs̄āw bagaimana ini? Apa yang harus kami lakukan?" tanya salah satu perawat itu pada Moon.
"Kana, relakanlah p' Mew. Dia gak akan hidup kembali jika kamu seperti ini, Kana. Relakanlah p' Mew..." bujuk Moon.
"Kamu juga sama dengan mereka. Terlalu bodoh untuk membedakan orang tidur dengan orang meninggal!!" kesal Kana.
"............."
"Kana..."
"Kana ... sa-sayangku..." panggil Mew yang secara mendadak tersadar dari mati surinya.
"P' Mew // Mew.." panggil keduanya.
"CEPAT KALIAN PANGGIL DOKTER. CEPAT!!" pinta seorang perawat yang sedari tadi melihat aksi Kana tidak melepaskan mayat Mew.
"Ka-Kana ...... sa-sayang-ku ..... cin-cintaku. P' men-mencintaimu sa-sayangku...." ucap Mew sambil membelai wajah Kana.
"Ka-Kana juga mencintaimu, p' Mew. Tetaplah hidup demi Kana na." ujar Kana sambil menangis terharu melihat Mew sudah hidup kembali.
"P'....p' a-akan te-tetap hidup de-demi ka-kamu sa-sayangku.." ucap Mew menangis.
Tak berapa lama dokter pun datang memeriksa keadaan Mew. Semua perawat di rumah sakit itu merasa takjub dengan apa yang terjadi pada Mew. Lalu para dokter pun segera mendorong Mew ke ruang operasi untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di paru-parunya itu.
1jam, 2 jam, 3 jam berlalu. Tapi belum ada kabar tentang bagaimana operasi Mew berjalan. Cuma terlihat beberapa perawat keluar masuk ruang operasi membawa persediaan darah. Dalam pikiran Kana kemungkinan Mew kehilangan banyak darah.
Sudah hampir 7 jam Kana menunggu dan langit pun sudah terang. Lampu operasi pun sudah mati dan Kana pun segera berdiri dari tempat duduknya untuk menunggu dokter keluar dari ruang operasi.
"Keluarga Jongcheveevat.." panggil dokter itu.
"Ya. Bagaimana dengan sepupuku?" tanya Moon dengan nada cemas.
"Operasinya sukses walau khun Mew harus kehilangan banyak darah. Untuk saat ini khun Mew hanya hidup dengan 1 paru. Jadi diharapkan agar khun Mew tidak terlalu lelah dalam bekerja ataupun melakukan aktivitas yang lain." ujar dokter itu.
"Baik dok.." jawab keduanya.
"Khun Mew akan dipindahkan ke ruang perawatan. Kalian beristirahatlah. Jangan membuat drama lagi." seloroh dokter itu yang membuat Kana dan Moon tertawa.
"Bagaimana? Kamu sudah bisa tenang sekarang?" tanya Moon sambil merangkul Kana.
"Iya. Yang terpenting sekarang p' Mew hidup.." ujar Kana dengan wajah berbinar.
Setelah Mew dipindahkan ke ruang perawatan, Kana pun dengan setia terus menjaga Mew. Tak selangkah pun Kana meninggalkan Mew dan itu membuat Moon berpikir mungkin sudah saatnya baginya untuk membuka hati.
7 tahun berlalu. Mew dan Kana pun sudah menikah dan menetap di Canada dengan Moon dan Cony. Moon sudah menemukan tambatan hatinya, yang tak lain adalah teman bisnis Mew, yaitu Angelo. Cony menghabiskan waktunya mengurus resort yang diberikan Mew tepat di ulang tahun nya.
Sementara Jade menjalani hari-harinya di rumah sakit jiwa. Ada kalanya dia sadar, tapi ada kalanya dia berteriak bagaikan kesetanan. First tidak pernah jauh dari Jade dan selalu mengurusi ibu kekasihnya itu. Manaow pun menjalani hari-hari pensiun nya dengan kesendirian di Shurat Tani. J dan Jean ditembak oleh Manaow saat mereka tengah berhubungan panas di mobil dan kasus itu pun ditutup karena tidak ditemukannya bukti yang cukup untuk menjerat Manaow.
🏳️🌈 F I N 🏳️🌈
![](https://img.wattpad.com/cover/256150067-288-k446283.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
King Mafia My Husband
FanfictionGulf Kanawut, seorang pemuda berusia 22 tahun yang dijual oleh ibunya yang mempunyai hutang yang sangat banyak pada seorang rentenir. Dia tidak bisa membayar hutang tersebut sampai pada akhirnya Kana dijual oleh ibunya sendiri pada seorang mafia kej...