Chapter 8

9.9K 808 20
                                    

"Da-darimana p' tahu?" Gugup Perth.

"Benarkan?" Tanya Mew kembali.

"I-iya p'. Perth K̄hxthos̄ʹ na tidak bisa mempertahankan apa yang sudah p' berikan untuk Perth" sesal Perth.

"Perth, tidak ada yang perlu disesalkan. P' tahu Perth juga tidak mau ini terjadi. Kali ini p' tidak akan mengambil alih Tritech dari tanganmu, tapi p' akan membantumu dari belakang. Ini ada amplop coklat, berikan pada semua orang saat rapat pemegang saham bulan depan dan lihat apa yang akan terjadi" ucap Mew dengan penuh keyakinan.

"Apa isi amplop coklat ini p'?" Tanya Perth.

"Lihat saja sendiri" jawab Mew.

Saat Perth membuka amplop coklat itu mendadak wajahnya berubah dan dia pun melihat kearah Mew yang wajahnya sumringah.

"P' Mew .... ini ...."

"Iya. Menurut p' ini akan menjadi tontonan yang menarik bukan? Joe tidak akan pernah menyangka kalo kita tahu rahasianya" ujar Mew.

"P' yakin dengan semua ini?" Tanya Perth kembali.

"P' sangat yakin. Lainnya biar p' yang urus" jawab Mew bangkit dari kursi kebesarannya dan keluar.

"Dasar gila p' Mew. Ini juga berhubungan dengan seseorang. Kalo ini dibuka didepan umum, orang itu juga akan turut keseret" gumam Perth.

Keluar dari ruang kerjanya, Mew pun mencari Kana di dapur yang sedang membuat puding buah. Mew pun memeluk Kana dari belakang dan menciumnya pipi gembilnya.

"P' Mew butuh sesuatu?" Tanya Kana.

"P' hanya butuh Kana" jawab Mew yang masih tetap memeluk Kana dari belakang.

"P' Mew, lepasin ... Kana gak bisa bergerak. P' sangat berat" keluh Kana.

"Gak sayang. P' suka begini" jawab Mew menaruh dagunya di bahu Kana.

"P' ada masalah?" Tanya Kana.

"Jangan tanyakan itu. Biarkan p' merasakan kenyamanan di pelukanmu dulu" jawab Mew yang kemudian berbalik memeluk bayi besarnya.

"Ada apa sih p' Mew ini? Bilang saja sama Kana. Manatau saja Kana bisa bantu" ucap Kana mengelus halus punggung Mew.

"Masalah p' sudah sangat berat. Kana tidak akan bisa membantu p'." Jawab Mew.

"Tidak bisa membantu p', tapi Kana bisa memberi sesuatu pada p'." Ujar Kana yang mencium pipi Mew.

"Khop khun tee-rak" jawab Mew memeluk Kana dengan erat.

Pelukan erat Mew membuat Kana merasakan akan terjadi sesuatu. Karena pelukan tersebut persis seperti hari terakhir ayahnya memberikan pelukan hangat itu dan keesokan harinya Kana mendapat kabar kalo ayahnya telah meninggal dihukum gantung.

"P', jangan pernah meninggalkan Kana na" ucap Kana.

"Kenapa Kana bicara seperti itu?" Tanya Mew kembali.

"Kana bisa merasakan kalo p' akan pergi meninggalkan Kana. Kana tidak mau kejadian dengan pho terulang lagi" jawab Kana berderai air mata.

"Sssttt ... tidak Kana. Tidak akan terjadi apa-apa. P' janji tidak akan meninggalkan Kana. P' akan selalu berada disamping Kana. Percayalah pada p', sayang" ujar Mew sambil menghapus air mata Kana.

"Iya p'. Kana percaya pada p' Mew" jawab Kana sesunggukan.

"Ya sudah. Sekarang sudah malam. Kita tidur" ajak Mew yang disertai anggukan dari Kana.

Sesampainya di kamar, Kana menyiapkan air panas untuk Mew mandi. Saat Mew sedang mandi, Kana pun menunggu di headbed sambil membaca pesan yang masuk ke hp nya. Seketika Kana sangat merindukan ibunya saat membuka gallery di hp nya. Kana pun bermaksud meminta ijin pada Mew untuk menemui ibunya.

"Kana, belum tidur?" Tanya Mew setelah menyelesaikan ritual mandinya.

"Kana menunggu p' selesai mandi, baru kita akan tidur bersama-sama" jawab Kana.

"Kana, ada yang mau Kana bicarakan pada p'?" Tanya Mew.

"Hah?! Gak p' .. gak ada" jawab Kana gelagapan.

"Itu apa?" Tanya Mew yang menunjuk dengan mulutnya fotonya dengan ibunya di gallery hp Kana.

"Aaahhh ... gak pa-pa. Kana hanya iseng ngelihat foto. Kana......"

"Kana, jangan berbohong pada p'. Kana rindu pada Jade bukan?" Tanya Kana dengan nada tinggi.

"P' Mew......"

"Jawab Kana. Kana merindukannya?" Tanya Mew kembali.

"I-iya p'. Kana rindu ibu" jawab Kana pelan.

"Dan kamu mau minta ijin sama p' supaya kamu bisa menemui Jade bukan?" Tanya Mew kembali.

"Iya p'. Boleh? Kalo tidak boleh juga gak pa-pa. Kana tahu kalo Kana sudah dijual oleh ibuku dan Kana sudah sepenuhnya milik p'." Jawab Kana lirih.

"Sayang, bagaimana kalo p' katakan ....... p' ijinkan Kana bertemu dengan Jade?" Ujar Mew.

"Benar p'? P' mengijinkan Kana bertemu ibu?" Tanya Kana tidak percaya.

"Iya sayang. P' ijinkan Kana untuk bertemu dengan Jade besok" jawab Mew.

"Khop khun na khap p'." Ucap Kana sambil memeluk Mew.

Kana pun hendak mengirimkan pesan pada Jade kalo dia akan menemuinya besok, tapi Mew melarang dengan alasan akan memberikan kejutan untuk Jade. Keesokan harinya Perth pun pergi ke kantor Tritech sambil membawa amplop coklat itu karena dia mendapat berita dari sekretarisnya kalo Joe mendadak menyelenggarakan rapat yang dihadiri pemegang saham untuk menurunkan Perth dari jabatannya.

Perth pun langsung menuju ke kantor. Tapi sebelum itu Perth menyebarkan foto yang berada di amplop itu ke semua pemegang saham. Saat itu juga para pemegang saham yang lain langsung walk out dari ruang rapat dan meninggalkan Joe yang terbengong sendirian.

"Halo Joe" sapa Perth.

"Perth .. kamu datang" ujar Joe dengan sumringah.

"Ya. Aku mendengar kalo kamu menyelenggarakan rapat pemegang saham untuk menurunkanku dari jabatanku. Tapi sekarang dimana para pemegang saham itu?" Tanya Perth.

"Aku tidak tahu" kesal Joe.

"Tidak tahu ato merasa malu karena sudah ditinggalkan setelah mengetahui hal yang tidak harus diketahui?" Goda Perth.

"APA MAKSUDMU?!" Teriak Joe.

"Sssttt ... jangan berisik, Joe. Bukankah aku mengatakan kebenaran?" Ujar Perth melemparkan amplop coklat itu ke meja.

"Apa ini? Me-mengapa ka-kamu ada foto ini?" Tanya Joe.

"Hebat bukan? Makanya jangan pernah mengganggu keluarga Jongcheveevat kalo tidak mau hal buruk menanti di depan" ancam Perth sambil keluar dari ruang rapat.

Kana yang sedang bahagia bertemu dengan Jade itu pun meminta Mew untuk mampir sebentar membeli buah dan makanan kesukaan ibunya yang lain di supermarket. Setelah itu barulah Kana pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumahnya, Kana disambut pelukan dan ciuman yang diberikan Jade. Mereka pun mengobrol sampai malam menjelang.

Kana yang merasa sudah senang bertemu dengan ibunya itu pun langsung pamit pulang bersama Mew. Dalam perjalanan pulang, Kana meminta pada Mew untuk mampir sebentar ke apotik membeli inhaler untuk Jade dan bermaksud memberikannya pada sang ibu. Saat kembali ke rumahnya, Kana melihat mobil yang terparkir didepan rumahnya dan saat Kana hendak masuk, dia melihat kalo ibunya sedang berbicara dengan pria itu mengenai sesuatu hal yang membuat kakinya lemas. Kana pun kehilangan kesadarannya karena tidak bisa menerima kenyataan yang menamparnya dengan sangat keras.

King Mafia My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang