6

23 21 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Memastikan kabarmu tetap baik-baik saja, adalah suatu hal yang bisa membuatku bahagia!

.

Senin, 16 Desember 2019
08:03

"Besok udah ujian, lo malah tidur-tiduran!" omel Mio, Naomi yang duduk di samping Mio hanya geleng-geleng kepala

"Lo ga tahu, Yo! Gue cape banget hari ini! Lagian ujiannya masih besok, bukannya sekarang!" cecar Davio, ranjangnya yang lumayan lebar membuatnya leluasa bergerak tanpa takut jatuh.

"Oh, ya? Secapek apa?" Mio mengangkat alisnya dan membesarkan hidungnya, kebiasaan tetap ketika ia sedang mengejek.

"Bodo amat! Kalian tuh berisik! Bikin pusing!" bentak Davio. Mio dan Naomi yang sudah tahu sifat Davio hanya nyengir, mereka sudah terbiasa.

"Dengerin, ya, Yo, ujian kenaikan kelas dua kemaren, dia tuh ga belajar, malah ngajak aku main. Dan liat hasilnya! Dia dapet kelas urutan kedua sedangkan aku dapet kelas urutan ketujuh!" jerit Naomi dramatis.

"Mohon dimaklumi, kapasitas otaknya beda!" celetuk Davio, membuat Mio melotot gemas.

"Mulutnya perlu diperhalus, Dav!" Mio menyentil ujung bibir Davio, merasa gemas dengan temannya yang kini mengaku sakit itu.

"Bosen dengernya, ucapan lo yang ke sejuta kalinya! Ga bosen?" Davio mencebik.

"Tau, tuh faham," Mio mengedikkan bahunya.

"Ga takut sama yang jaga keliling? Hari ini piketnya pengurus departemen keamanan loh," lirih Davio dengan nada memperingatkan, ia menarik ujung bibir kanannya.

Mio menatap jam dinding yang menunjukkan pukul delapan lebih lima menit, kemudian menghela nafas. Bel sekolah sudah berdering sejak tiga puluh lima menit yang lalu, saat kemari pun, Mio dan Naomi sudah telat. Tapi izin mengantar pesanan Davio yang sedang sakit.

"Balik yuk, Mio!" ajak Naomi menarik tangan Mio, perasaan takut merambati hatinya seketika, apalagi dengan nada serius yang Davio gunakan.

"Iya. Sabar dong! Kita lagi di lantai dua nih!" sorak Mio yang langsung turun lewat tangga dengan hati-hati.

"Lantai dua apaan, ini lantai tiga tahu!" bantah Naomi.

"Kasurnya lantai dua maksudku!" Mio memajukan bibir bawahnya.

"Iya-iya terserah ...." Naomi mulai menuruni tangga ketika Mio sudah di bawah.

Teruntuk Kamu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang