13

16 11 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Kau memperlakukan seolah aku yang terbaik,
tanpa tahu siapa diriku yang sebenarnya sangat munafik.

.

Sabtu, 21 Desember 2019
10:15

"Jadi ... kamu mau bilang kalo Nico juga nge-fans kamu?" Zaneta mulai mengerti arah pembicaraan Davio yang ruwet.

"Engga! Aku sih ga mau kepedean dulu, tapi dianya ngode mulu! Untung Hilary ga peka, seandainya Hilary sampe tahu, aku ga tahu kondisinya bakal gimana sekarang." Davio bergidik.

"Ceritanya takut kehilangan gitu?" goda Nayaka. Zaneta bercuit-cuit ria. Mereka merasa bebas bercerita, karena kelas sepi. Para murid sedang istirahat. Mayoritas mereka pasti lari ke kantin untuk menuntaskan rasa lapar yang menggigit perut mereka. Sedangkan minioritasnya? Ke mushola atau kamar masing-masing untuk melaksanakan sholat Dhuha. Lagi pula ini adalah sekolah libur. Maksudnya, tetap sekolah tapi pelajarannya libur. Tradisi sekolah Najma Amana, yang selalu ada 1 hari setelah ujian. Kemudian besoknya baru libur.

Nayaka, Zaneta dan Davio adalah pengecualian. Mereka lebih senang menitip lewat jasa kurir junior, seperti yang mereka lakukan saat ini.

"Jadi Pop Ice-nya tiga, usahain rasa coklat. Kalo ga ada terserah, asal jangan durian!"

"Kenapa sih, Dav? Durian kan enak?!" protes Nayaka, Davio melotot padanya, memintanya untuk diam. Ia sangat membenci durian, mencium baunya saja ia bisa muntah.

"Sama nasi goreng gold tiga. Lima menit udah harus nyampe, kalau engga kamu yang bayar semuanya," ancam Davio, si junior mengangguk tanda mengerti lalu berlari pergi.

"Duduk woy! Betah banget berdiri!" teriak Zaneta yang duduk anteng di bangku Wulan, bangku depan Davio.

Kemudian mereka, lebih tepatnya hanya Zaneta dan Nayaka terlibat perbincangan seru tentang seorang manager yang banyak ulah, sedangkan Davio memilih diam.

Lama-kelamaan Davio mulai jengah ketika mendengar topik pembicaraan yang sama dengan yang ia dengar di kamarnya.

"Mega yang mana sih? Kok aku ga tahu?"

"Ya ampun, Dav?! Out of date banget! Mega itu yang manager yang tingginya mungkin lebih tinggi lima atau tujuh centi dari kamu! Kulitnya lebih gelap dari Zaneta, dan tampangnya sok-sok an!" seru Nayaka gemas.

"Department apa coba?" Davio mulai tertarik.

"Perairan, Dav," jawab Zaneta diikuti anggukan oleh Nayaka.

"Wait ... jangan bilang, orangnya sekarang lagi pake rok jeans, tunic putih sama pasmina navy?!" Davio mengangkat alisnya tinggi-tinggi.

Teruntuk Kamu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang