K : 10. Lxx

4.8K 735 214
                                    

Rosé memincingkan matanya melihat kerumunan dari kejauhan, entah apa yang terjadi Ia pun tidak tau. Yang jelas, sepertinya ada yang berkelahi saat samar-samar mendengar berbagai macam kata kasar dan suara gaduh lainnya.

Dimas dan Joni juga ada di sana tengah menonton. Lantas Rosé mendekat dan bertanya. "Siapa yang kelahi?"

Yang ditanya hanya saling pandang seakan berdiskusi lewat telepati. 'Kasih tau jangan?' 'Terserah lo' 'dih lo aja kalo gitu yang jawab' 'lo aja 'lo aja'

"Taeyong sama Jeffrey." sahut Yuta mengalah.

"KOK BISA?!" Pekik Rosé yang detik itu juga langsung menghampiri dan menerobos kerumunan. Terlihatlah wajah babak belur keduannya. Ralat, sepertinya hanya Jeffrey yang terlihat babak belur.

Melihat Rosé yang tengah menatapnya, Taeyong menghentikan aksi baku hantam itu hingga membuat pukulan Jeffrey lolos mengenai pipinya dan ujung bibirnya robek dan mengeluarkan cairan merah kental.

"Brengsek." Taeyong membalas pukulan itu.

"STOP!!" Teriak Rosé yang berhasil membuat pergerakan keduanya berhenti. Jeffrey terkejut melihat Rosé yang datang dari belakangnya. Dan para murid yang mendesah kecewa plus kesal karena oknum utama menghentikan aksinya.

Berbeda dengan anak osis khususnya Eunwoo yang menghela nafas lega karena keributan ini yang sialnya dilakukan oleh ketua osis sudah berakhir.

Rosé mengambil popcorn dan duduk dibangku plastik yang berada di tengah kerumunan yang sudah bubar itu. "Gini lebih mantap. Lanjutkan!"

Para murid bersorak semakin ramai dan Eunwoo yang mengacak rambut, gak guna ni cewek.

"Gue bercanda kali anjir." Tukas Rosé kemudian tangannya terulur untuk menyatukan tangan Jeffrey dan Taeyong, sebagai tanda maaf-maafan. Meskipun tatapan matanya masih tak bisa bersahabat "Lo berdua kalo ada problem di selesain secara baik-baik dong. Ya meskipun gue akuin lo berdua keren bangez pake zet, tapi muka ganteng kalian jadi bonyok kayak gini. Eh tapi malah makin ganteng njir."

Setelah tautan tangan keduanya terlepas, Taeyong buru buru menepis punggung tangannya yang tersentuh tangan Jeffrey kemudian menarik tangan Rosé untuk ikut pergi bersamannya sedangkan Jeffrey kembali ke dalam kelas tanpa mengobati lukanya. Dengan Chaeyeon yang mengekor di belakangnya.

Tak lupa tatapan sinis Yerin saat Rosé berjalan melewatinya.

***


UKS tentu saja adalah tempat yang keduanya tuju. Sebenarnya Taeyong tidak masalah dengan luka luka diwajahnya. Tapi Rosé memaksa untuk mengobatinya dan mengancamnya. Padahal jika boleh jujur, Taeyong memang ingin diobati lukanya oleh Rosé dan berduaan seperti ini dengannya. Eh? Apa?!

"Kenapa berantem coba?" ujar Rosé sembari mengobati luka di sudut bibir nya itu dan juga lebam di area pipinya.

"Urusan cowok." balas Taeyong singkat, padat dan ketus. Sesekali meringis ketika kapas basah itu mengenai kulitnya.

"Jangan gini." Ujar Rosé tiba-tiba. Membuat kerutan di dahi Taeyong tampak begitu jelas. "Gini gimana?"

Rosé mengambil nafas sebanyak-banyaknya lalu membuangnya perlahan namun pasti. "Jangan berantem kayak tadi, gue khawatir. Lo pernah liat berita gak? Berita orang berantem sampai meninggal gitu---"

Taeyong menggelengkan kepalanya. Ia juga tau batasan perkelahian. Ginospa memang anak brandalan yang tidak patuh aturan. namun, mereka orang baik-baik yang hanya ingin disegani orang-orang. Mereka tidak jahat, hanya saja orang-orang yang membicarakannya selalu melebih-lebihkan ucapan.

KETUA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang