K : 19. Kecelakaan?

2.7K 463 114
                                    

"Bubu kenapa sih berantem sama padimas bulukan?"

Rosé kini tengah mengobati luka Taeyong yang sebenarnya gak parah parah banget. Cuma lebam dikit. Itu karena Dimas memukul Taeyong hanya sebagai bentuk perlindungan diri dari kematian. Tapi tetap saja Rosé yakin itu sakit dan harus segera diobati agar lukanya tidak membekas.

"Tadi denger gak?"

"Denger apaa?"

"Yang gue omongin waktu berantem sama Dimas." Jelas Taeyong. Jauh dari lubuk hatinya dia takut. Takut jika perempuan manis dihapannnya kini akan berubah pikiran dan berhenti ada untuknya. Jelas sekali jika Taeyong menyebut dirinya dan Yerin dijodohkan.

"Gue..." Rosé mengalihakan tatapannya dari luka Taeyong ke arah mata cowok itu lekat. "Gue denger. Semuanya. Tentang lo sama Yerin dan hubungan kalian."

Taeyong menunduk. Tangannya yang kasar menggenggam tangan Rosé yang sehalus pantat bayi. "Apa lo bakal kecewa? terlebih gue malah ngajakin lo buat jadi pacar pura pura gue, tolol banget."

"Nggak kok bubu, gue gak kecewa. Pasti ada alasan ngajakin buat jadi pacar pura pura lo."

"Iya. Alasannya gue mau Yerin jauhin gue karena gue sekarang udah pacaran. Tapi dia malah makin gencar nyari muka depan nyokap. Gue juga udah bilang sama nyokap kalo gue udah punya pacar dan perjodohan itu nggak usah dilanjut." Jelas Taeyong.

"Sayangnya nyokap gak peduli. Dia tetep ngotot pengen gue sama Yerin. Dia bilang karena dia sukanya Yerin bukan yang lain. Dan gue pun, gue sukannya kan lo bukan Yerin ataupun yang lainnya." Lanjut Taeyong.

Rosé menunduk, menyembunyikan wajahnya yang memerah. Kata kata Taeyong barusan membuat detak jantungnya tidak karuan. Sepertinya Taeyong benar benar menghilangkan traumanya, trauma akan tidak percaya cinta. Buktinya sekarang Rosé dapat merasakannya dengan nyata.

"Yerin itu cantik, masa lo nggak mau??" Ujar Rosé. Memang benar Yerin itu cantik, sangat. Namun kata kata 'masa lo nggak mau??' hanya basa basi karena sejujurnya Rosé tidak akan rela.

"Cantik sih, tapi psikopat." Balas Taeyong sesuai fakta. Namun tak lama kemudian dia terdiam. Tiba-tiba saja hal mengerikan itu terlintas diotaknya..

Bagaimana jika Yerin melukai Rosé, secara cewek gila itu psikopat.

"Cih gak bakal gue biarin." Guman Taeyong, namun jelas sekali Rosé dapat mendengarnya.

"Biarin apa?"

"Lukain lo." Jawab Taeyong tanpa sadar, kemudian dia menggaruk tenguk nya melihat raut kebingungan gadis di depannya. "Ayo ke kantin, gue tau lo belum makan."

***

"Mau makan apa biar gue pesenin." Ujar Rosé saat keduanya duduk di kantin, di spot paling dekat dengan AC. memang tidak ada yang berani duduk disana. Tempat duduk itu sudah dicap sebagai tempatnya anak Ginospa. Makannya tidak ada yang berani.

"Nggak usah, yang ngantri masih padet. Ntar lo sakit pinggang berdiri mulu."

"Ya teruss? Masa kita mau diem diem aja kek gini. Yang ada sampai ayam beranak pun kita nggak makan makan bubuuuu."

"Tenang aja." Taeyong berdiri, entah apa yang akan dilakukannya, yang jelas semua orang memusatkan perhatian padanya kini.

"BUK NASI GORENGNYA DUA YA! GUE BAKAL BAYAR DUA KALI LIPAT JADI BUATIN YANG GUE DULU! KASIAN CEWEK GUE UDAH LAPER!!"

Semua orang terkejut mendengar teriakan tersebut, benar benar seterkejut itu karena Taeyong tidak pernah berteriak seperti ini sebelumnya. Dia biasanya akan menyuruh seseorang untuk mengantri membeli pesanannya. Apalagi mendengar dia akan membayar dua kali lipat demi seorang cewek? Sulit dipercaya.

KETUA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang