K : 16. Ajun

4K 588 208
                                    

BRAK!!

Pintu gudang perbatasan didobrak dengan kasar membuat beberapa orang di dalam sangat terkejut dan ada yang terjungkal. Ternyata benar dugaannya, ini jebakan.

"Pak Taehyung?"

Netra tajamnya melihat Sungchan yang menunduk takut. bahkan ponsel ditangannya kini bergetar, dan juga melihat Yuta yang terkapar dengan darah yang terus keluar dari hidungnya.

Sudah dibawa kerumah sakit tapi nyawanya tidak tertolong───haha bullshit.

Saat Sungchan menelponnya dengan ponsel milik Yuta, Taeyong merasa cukup aneh mengingat HP milik cowok berambut gondrong itu memakai kunci layar yang pastinya tidak diketahui oleh Sungchan untuk membuka dan menelponnya.

Juga samar samar Taeyong mendengar suara orang tertawa dan mengumpat.

Menyadari itu Taeyong melacak keberadaan ponsel Yuta untuk mengetahui dimana mereka dan terkejut karena tempat ini adalah tempat dimana biasanya Ia berantem bersama anak sebelah.

"Sampah ini selalu aja ada buat lindungin Jisya disaat gue lagi nyakitin cewek ansos itu." ungkap Taehyung.

"Nyakitin cewek. Banci lu?" Tanya Taeyong dengan senyum miringnya.

Taehyung berdiri dan menarik kerah baju Taeyong. "JAGA OMONGAN LO BRENGSEK! GUE GURU LO!!"

"Lo nyakitin tunangan lo sendiri bajingan. Dan lo guru, guru itu ngajarin apa yang bener dan apa yang salah. Dan tingkah lo itu jauh dari kata benar, kayak dari sini ke pluto. Jauh banget." Taeyong menggelengkan kepalanya tak habis pikir. "Guru? Cih, persetanan!"

"Lo." Taehyung menunjuk Taeyong pada matanya. "Berani cepu dan nyebarin sifat asli gue, Yuta bakal gue buat mati beneran. Gue gak pernah main main sama ucapan gue dan satu lagi, bilangin sampah ini buat jauh jauh dari Jisya. Liat aja nanti."

"Cabut gengs." Ujar Taehyung pada kawannya.

"Dia pikir gue bakal takut apa." cetus Taeyong.

Taeyong menghela nafas dan mengetuk kaca. "Mereka udah pergi."

Joni dan Dimas membuang nafas lega kemudian masuk ke dalam lewat jendela setelah berhasil merekam apa yang terjadi barusan.

"WOOOOH!" soraknya. "Ginospa dilawan." Cibir Dimas sembari menyugar rambutnya.

Sementara itu Joni menepuk pipi Yuta untuk memastikan cowok gondrong itu masih hidup. "Tuy bangun tuy. Jangan mati beneran tuy."

"BANGSAT JONII!!!!!!!" Teriak Yuta membulatkan matanya dan mendorong Joni menjauhkan diri darinya.

Taeyong menatap Yuta yang terlihat mengusap hidungnya yang berdarah. "Lo punya bukti lain buat laporan kan?"

"Banyak yong. Banyak banget." jawabnya parau. Jika tau Jisya diperlakukan seperti ini oleh guru brengsek seperti Taehyung mungkin Yuta akan menghajar cowok yang notabenenya adalah guru sampai kehilangan sebelah kakinya. Yuta juga tidak akan bermain dengan banyak cewek untuk melampiaskan rasa kesalnya jika tau kebenarannya.

***

"JISYAYAAANG!"

"YUTAYANGG!"

Taeyong berdecak kesal melihat kedua oknum bucin di depannya. Yuta yang karena memang pada dasarnya bucin menjadi semakin bucin karena itu Jisya, jika cewek lain Yuta tidak akan sebucin ini. sedangkan Jisya, sekretaris osis yang dikenal anti sosial itu ternyata memiliki sifat yang terbilang aneh dan tidak terduga.

Ya, mereka pacaran.

"Nih coklat pait buat kamu." Yuta memberikan Jisya sebuah coklat Diary milk.

"Pait?"

KETUA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang