K : 13. Pura Pura

4.1K 659 181
                                    

Kurang lebih tiga minggu Rosé absen dari rutinitas sekolah. Ada sedikit perbedaan dari penampilannya, yaitu rambutnya yang semakin memanjang dengan sedikit pirang pada bagian ujung rambut. Salahkan Buna yang menyuruhnya mewarnai rambut karena bosan dengan penampilannya.

"FANNY!"

"OCI!!"

"ROSÉ!"

Lisa, Mark dan Ten berteriak lalu berlari untuk memeluk Rosé. Mereka berempat berpelukan layaknya teletubis. Menyalurkan rasa rindu mereka akibat tak bertemu tiga minggu terakhir ini rasanya seperti bertahun tahun. Jangankan tiga minggu, tidak bertemu satu hari pun terasa seperti satu bulan.

"Gila lo makin cantik aja Fan." Puji Lisa.

"Lo enggak Lis." Balas Rosé dengan nada mengejek yang dibuat-buat.

"Sialan." Umpat Lisa memukul tangan Rosé kemudian kembali merangkul Rosé yang lebih tinggi satu senti darinya itu.

"Gila lo makin ganteng aja Mark." Puji Ten menirukan suara imut Lisa tadi. Namun nadanya terdengar seperti banci pertigaan dibadingkan nada imut seperti yang Lisa lakukan.

"Ah nggak kok. Lo kali." Mark menyelipkan poni yang sudah mengenai mata itu ke belakang telingannya namun tidak sampai karena terlalu pendek.

"Lo lah." Ujar Ten lagi.

"Nggak. Lo lebih ganteng."

"Nggak. Lo lebih lebih ganteng."

Tak

Tak

"Aduh!"

Mark dan Ten kompak meringis memegangi kepalanya yang menjadi korban tampolan manis Rosé. Namun sejujurnya, mereka tidak benar-benar kesakitan sekarang.

"Kok kita ditampol sih?" Protes Mark tak terima.

"Diem atau gue tampol pake tenaga dalam." Ujar Rosé dengan ekspresi garangnya yang jatuhnya justru lucu dimata ketiganya.

"Ampun kak Ros." Kompak keduanya.

Sementara itu Lisa merogoh saku bajunya dan memberikan lipatan kertas kepada Rosé.

"Apaan nih?"

"Gatau anjir. Taeyong nitipin ini ke gue. Katanya buat lo fan."

***

"ASSALAMUALAIKUM BUBU OHHH BUBU!!"

Pintu markas Ginospa terbuka, namun bukan Taeyong yang membukannya melainkan Dimas dengan wajah bantalnya dan tatapan sinisnya.

"Bisa gak sih lo manusiawi dikit? Dikit aja gak banyak." Gerutu Dimas. Bukan apa, doi jatuh dari kasurnya karena kaget dengan teriakan Rosé yang bukan main.

"Bubu mana?" Rosé bertanya tak mempedulikan gerutuan Dimas barusan.

Dimas menatap Rosé dengan bingung. "Bubu siapa anying. Kaga ada yang namanya Bubu disini. Lo salah alamat."

"Taeyong maksudnya." Ralat Rosé.

Dimas mengerutkan keningnya dalam, Taeyong ada di dalam kamarnya tengah tertidur. Jika dibangunkan sudah dipastikan nyawanya dalam taruhan. Taeyong siap membanting siapapun yang mengganggu tidurnya.

KETUA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang