K : 7. Terlambat

5.2K 808 158
                                    

"FANNY ROSÉLIAAAAAAAAAA!!!"

Rosé meringis memejamkan matanya dikala suara cempreng pak Baekhyun--guru bahasa sunda. terdengar begitu keras sampai lantai atas karena keadaan yang sangat sepi seperti hati ini.

Dengan wajah tertunduk dirinya menghampiri guru rese itu dengan memegang tali tas gendongnya sendiri. "Ada apa pak?"

Pak Baekhyun memejamkan matanya guna meredakan emosi nya. "Ada apa kamu bilang? ADA APA?! kamu gak punya mata atau gimana siiihh. Tuh liat murid lain udah pada belajar dan kamu baru datang! Jam berapa sekarang Rosélia! Kenapa kamu datang kepagian sekali hiiiiih!"

Rosé berdecak kesal mendengar hal itu. Kemudian menunjukan wajah bersalahnya yang terlihat dibuat-buat. "Maaf pak, saya gak bakal ulangi lagi deh. Janji."

Tidak! tidak untuk kali ini, Pak Baekhyun sudah kenyang dengan peruntunan maaf dari Rosé. "Sekarang juga kamu lari keliling lapangan, sepuluh kali."

"Bapak hari ini ganteng deh~"

"Setiap hari juga saya mah ganteng kali." Tukas Pak Baekhyun sembari menyisiri rambut dengan jarinya ke belakang. "Udah sana lari atau saya tambah nih." Ancamnya.

Rosé menaruh tasnya di lantai dan disandarkan pada dinding. Namun selang beberapa detik dirinya kembali membuat Pak Baekhyun melotot kearahnya yang hanya dibalas cengiran tengil Rosé.

"Hehe hehe apa?!"

"Anu itu pak di lapangan ada yang lagi maen basket pak." Ujar Rosé.

Pak Baekhyun mengangkat sebelah alisnya. "Ya trus? Bapak harus bilang wow gitu?"

"Ya kan saya malu pak diliatin."

"Bagus kalo gitu. Biar kamu kapok!"

"Tega banget sih pak jadi guru. Nanti kena karma lho."

"Tau apa kamu tentang karma? Udah gih lari sebelum saya penggal kepala kamu."

"Eh iya iya pak." Rosé berlari ke lapangan, gak peduli ada beberapa orang cewek sama cowok yang lagi latihan lay up shoot basket.

Dan disana ada Taeyong dengan kaos olahraga nya dan rambut basahnya akibat keringat yang membanjiri seluruh tubuhnya.

Kan Rosé jadi gak fokus larinya. Bahkan hampir kejedot tiang bendera.

"CEPAT ROSÉLIA KENAPA KAMU MALAH NGELAMUN?" Teriakan Pak Baekhyun sukses membuat Rosé mau tak mau melangkahkan kalinya untuk berlari mengitari sisi lapangan.

"Eh itu murid baru itu kan?"

"Iya yang berisik."

"Eh anjir kok cantik si bangsat."

"Mana keringetan lagi."

"Itu yang dibelakang bisa diam tidak? Heh Daniel! Pimpin do'a." Tegur pak Kai, guru olahraga kelas 12.

"Baik pak." Daniel, salah satu murid yang ditegur pak Kai kini berjalan ke depan untuk memimpin do'a sebelum bubar karena jam pelajaran Penjas akan segera berakhir.

Selesai berdo'a semua murid kini membubarkan diri, ada yang ke kantin beli minum, ada yang ganti baju.

Dan ada juga yang membereskan bola basket. Ajaibnya, itu Taeyong sama Dimas. Sangat langka, harus dilestarikan biar gak punah.

"Katanya gak suka, tapi diliatin aja." Cibir Dimas sembari men-dribble bola basket.

Taeyong memutar bola matanya. "Bacot."

Dimas melipat kedua tangannya. Dan bola basket yang digenggamnya kini berada di bawah sepatunya. "Gue sepuluhrius yong. Lo kalo suka sama si Rosé deketin abis itu jedor."

KETUA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang