From The Future #1

796 91 8
                                    

Kyungsoo menyusuri lorong berwarna biru keabuan itu dengan hati-hati. Ia tidak tau apa yang menantinya di ujung lorong. Ia takut, namun di saat yang bersamaan rasa penasarannya menumpuk ingin dituntaskan.

Awalnya Kyungsoo hanya ingin mencoba mesin baru buatannya, sebuah mesin penjelajah waktu. Ia datang dari masa depan, masa dimana memiliki robot dan semua fasilitas canggih yang membuat banyak manusia menjadi terjerumus akan betapa mudahnya berteknologi.

Manusia menjadi malas dan melakukan semua hal dengan mesin. Dari bangun tidur hingga akan tidur lagi, semuanya menggunakan mesin. Baik pekerjaan kecil maupun besar dilakukan oleh mesin.

Kyungsoo adalah salah satu orang yang masih menggunakan teknologi seperlunya, ia akan melakukan pekerjaan ringan dengan tangannya sendiri. Mulai dari memasak, menyiram tanaman, hingga membersihkan kamar tidurnya. Setidaknya itu adalah hal yang dijaga keluarga Kyungsoo sejak ia kecil. Bahkan setelah adanya teknologi yang mengubah korea saat itu, keluarganya tetap memiliki aturan jika teknologi akan digunakan seperlunya.

***

Kyungsoo hampir menyerah, karena sudah hampir 10 menit ia berjalan namun ia tidak menemukan jalan keluar. Lorong waktu itu membuatnya semakin pusing dari waktu ke waktu.

"Sial, aku ingin sekali kembali. Tapi sepertinya jalan keluar sebentar lagi muncul." Kyungsoo berharap dan berharap, sembari berjalan dengan awas. Karena bisa saja virus menyerang sistem lorong waktu yang ia buat.

Kyungsoo tersenyum cerah, ketika ia menemukan sebuah cahaya putih yang berpendar di ujung lorong.

Dengan tergesa ia mulai berlari sebelum ia tiba-tiba jatuh tersungkur karena kakinya ditarik oleh sesuatu.

"Bagaimana bisa virus ini menembus sistemku?! PrimeSoo, aktifkan pengamanan." Perintah Kyungsoo terhadap asisten virtualnya.

"Mode pengamanan diaktifkan." Kyungsoo menyeringai ketika virus berbentuk kapsul kecil yang memiliki tangan yang panjang itu mulai lenyap karena sistemnya melakukan penghapusan virus.

"Aku harus segera keluar." Kyungsoo melanjutkan larinya. Ia ingin segera melihat apakah mesinnya dapat berfungsi dengan baik.

"Aaaah..." Kyungsoo terjatuh ketika ia berhasil menembus cahaya putih di ujung lorong.

Namun tanpa Kyungsoo sadari, ia terjatuh menimpa seseorang yang ikut merasakan sakit karena tertimpa tubuh berisi milik Kyungsoo.

"Ah! Aku kira aku akan mati. Coba saja jika aku turun di atas tebing?! Bukankah aku akan mati?!" Kyungsoo bermonolog sembari melihat ke kanan dan ke kiri.

Ia bernapas lega ketika ia menemukan hamparan padi yang hijau terbentang di depan matanya.

Ini adalah pemandangan yang Kyungsoo rindukan, dimana kenangan masa kecilnya di desa kembali ia lihat di depan mata.

"Hei, maaf menginterupsi dirimu. Bisakah kau menyingkir? Kau menindih tubuhku." Kyungsoo membelalakan matanya, ia langsung berdiri dan tergesa memundurkan langkah. Tanpa sengaja karena kecerobohannya, Kyungsoo terjatuh dan seluruh pakaian yang ia kenakan menjadi kotor karena lumpur.

"Hahaha! Maaf, maaf... Mari aku bantu." Pemuda tinggi itu menjulurkan tangan, berniat menggapai Kyungsoo yang terjatuh di salah satu lahan siap tanam miliknya.

"Jangan tertawa! Ini semua karenamu!" Kyungsoo tidak bisa menyembunyikan raut kesalnya, sebelum tergantikan dengan kaget yang luar biasa.

Kyungsoo terburu mengecek jam tangan miliknya, syukurlah benda itu sudah dilengkapi dengan anti air. Sehingga ia tidak perlu cemas tidak bisa kembali ke masanya.

Angel (drabble or oneshoot Chansoo )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang