7. The Death of the lamp

1.9K 321 53
                                    

Mereka pulang, jelas sekali terlihat jika Jennie sangat kelelahan setelah membantu Chaeyoung seharian. Sedikit Chaeyoung merasa bersalah telah mempekerjakan orang asing di rumahnya. Tapi Chaeyoung kembali mengingat ucapan menyebalkan gadis Kim ini kembali membuat rasa bersalahnya hilang terhisap lubang hitam.

Chaeyoung merasakan Jennie menunduk didepannya, dia mengintip dan menyadari Jennie sedang termenung.

"Kau kenapa?" tanya Chaeyoung tanpa menatapnya.

Jennie mendongkak lalu menggeleng. "Hanya berfikiran random"

"Cih berfikir katanya, seperti punya otak saja" decih Chaeyoung.

"Yak! Apa kau bilang?" ucap Jennie mulai nyolot.

Chaeyoung memalingkan wajahnya lalu mengedikkan bahunya. Tangannya masih memegang stang, kakinya masih mengayuh dan Jennie duduk didepannya, ah dia dekap.

"Aku tidak bilang apapun"

"Jelas jelas tadi aku mendengarnya. Kau bilang apa? Aku tidak punya otak begitu?"

"Kau yang bilang ya"

"Sialan! Tupai menyebalkan!" ucap Jennie memukuli Chaeyoung.

"Yak, kita jatuh nanti"

"Masa bodoh! Kau menyebalkan!"

Chaeyoung kehilangan keseimbangan kala Jennie memukul lengannya, sepedanya oleng lalu mereka berdua terjatuh diatas rerumputan.

Mereka berdua jatuh dalam posisi tumpang tindih. Jennie dibawah Chaeyoung, membuat keduanya terpaku menatap pesona masing-masing. Hembusan nafas Mint Chaeyoung menerpa wajah Jennie membuatnya menahan nafas. Posisi yang cukup awkward membuat keduanya bingung akan melakukan apa.

"Aku tahu aku mempesona. Biasa saja melihatnya"

Jennie berdecih mendorong pipi Chaeyoung untuk menyingkir dari hadapannya. Chaeyoung terkekeh melihat Jennie, dia menarik sepeda yang terjatuh, Untung dagangan habis tak tersisa.

Chaeyoung menatap Jennie. "Bagaimana? Bukankah orang yang kau sebut buaya ini sangat menawan?"

Jennie mengangguk. "Kau benar." Chaeyoung tersenyum mendengar ucapan Jennie. "Kau lebih ke tupai daripada buaya" lanjut Jennie lalu berjalan didepan Chaeyoung.

Chaeyoung mendumel sambil mendorong sepeda. "Aku tahu aku menawan, kau terlalu munafik karna tidak menyadarinya"

Sebenarnya Chaeyoung tidak membenci Jennie, dia hanya kesal, jengkel berkepanjangan mungkin, entahlah. Sesungguhnya dia masih mengagumi sosok didepannya ini, dia masih menyukai Idol nya ini, asal kalian tahu saja jika Chaeyoung menahan jantungnya yang berdebar kala melakukan kontak fisik ataupun berinteraksi dengan Idol yang lebih tua darinya ini.

Jauh dilubuk hatinya Chaeyoung masih mengagumi Jennie. Dia masih tidak percaya bisa berdekatan dengannya dan bahkan dalam jangka waktu satu hari satu malam Chaeyoung sudah mengenali Aroma parfum dan Shampoo Jennie. Jensetter akut.

Mereka pulang. Keluarga Park menyambut mereka dengan baik, Chaeyoung duduk membuat Jennie mandi lebih dahulu.

"Habis?"

Chaeyoung mengangguk. "Si ceroboh itu membuka maskernya, semoga aku tidak ditegur sajangnim"

Seungri tersenyum menepuk pundak anaknya. "Jangan negatif thingking sayang. Ambil sisi positifnya"

"Nee Appa"

Malam ini mereka sedang sibuk dengan urusannya masing-masing, Chaeyoung menonton televisi dengan cemilan di tangannya, Ryujin mengerjakan tugas sekolahnya, sebentar lagi dia akan lulus sekolah jadi harus bekerja ekstra.

Multitalent Vs Multi KontroversiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang