11. Laundry and cleaning the brain

1.6K 300 73
                                    

Hai Assalamualaikum kalian nungguin aku nggak?

Gak mau gak suka gelay 😓

~~~

C

ratt

"Awwh" Jennie menutup matanya saat air deterjen memasuki matanya. Dia hendak menguceknya hingga Chaeyoung menahan tangannya.

"Tanganmu banyak sabunnya." Chaeyoung berjongkok menyamakan tinggi dia dengan Jennie.

"Jangan dikucek" Chaeyoung mencuci tangan Jennie sampai bersih. Jennie terdiam merasakan usapan lembut Chaeyoung saat mencuci tangannya.

Jennie menampung air pada telapak tangannya lalu dia pakai untuk membilas matanya. Sedikit lebih baik hingga Chaeyoung menangkup wajahnya hingga Jennie mendongkak. Jennie merasakan sapuan lembut handuk diwajah dan sekitar matanya. Dia membeku. Bagai adegan slow-mo, Chaeyoung sedikit meniup matanya membuat darah Jennie berdesir menghirup aroma Mint dari nafas Chaeyoung.

Kini mata Jennie terbuka semua. Terlihatlah wajah khawatir dan panik Chaeyoung. Jennie merasa kembali bersalah, kenapa agensi ingin mempermainkan manusia sebaik ini? Dan ini semua menyangkut perasaan!

Jennie sedikit berdehem lalu keduanya saling menjauh. "Aku bantu"

"Ehh tapi kan ini bajuku"

"Tapi kau sendiri tidak bisa kan?"

"I-iya. Tapi apakah itu tidak sopan?" ucap Jennie hati-hati.

"Tidak sopan?"

"Ya, aku tidak sopan karna membuatmu mencuci bajuku dan kau tidak sopan telah mencuci bajuku"

Chaeyoung menggaruk tengkuknya. "Jadi kau tidak mau aku bantu?"

"Ya mau"

"Ya sudah agar sopan aku mencuci baju dan kau dalaman hmm?"

Pipi Jennie bersemu. Kenapa Chaeyoung mengatakan dalaman? Itu kan hal sensitif. "Baiklah"

Keduanya mulai melakukan aktivitas masing-masing. "Beruang"

Jennie melirik Chaeyoung lalu terkekeh. "Kau sedang apa"

"Hohoho akulah Santa Claus yang akan memberikanmu hadiah" ucap Chaeyoung dengan janggut dan kumis dari busa sabun itu.

"Oh ya? Santa aku ingin mempunyai keluarga yang harmonis"

"Hohoho itu mudah. Aku bisa memberinya"

"Jinjja?"

"Hohoho tentu saja. Menikahlah denganku maka kita akan membangun keluarga yang harmonis"

Jennie tersenyum lalu memukul lengan Chaeyoung. "Bisa-bisanya"

Chaeyoung tersenyum lalu membuat gelembung sabun seukuran bola. "Aku ramal kita akan bertemu lagi nanti" ucap Chaeyoung mempraktekan seorang peramal dengan bola kistal peramal nya.

Jennie tertawa. Chaeyoung bertingkah absurd lagi. Entah kenapa sekarang dia tertawa melihatnya, Chaeyoung sangat menghibur, dia lucu, sederhana, jujur Jennie kagum pada cara Chaeyoung melihat dunia dari sisinya sendiri yang menciptakan harmoni baru dalam hidupnya.

Multitalent Vs Multi KontroversiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang