21. Psstt

1.5K 224 47
                                    

Suasana pagi hari di gedung YG.ent terasa menegangkan kala seseorang turun dari motor nya menuju gedung.

Jisoo dan Loren meneguk ludahnya dengan susah payah. Sedang apa dia disini? Fikirnya.

Studio juga terasa riuh akan kedatangan seseorang yang keberadaannya sangat misterius itu.

Kini orang itu terdiam menatap mereka semua. "Dimana ruangan Yang Hyunsuk?"

Dengan kompak mereka mengatakan lantai paling atas. Orang itu mengangguk lalu menaiki Lift dan menunjuk Jisoo.

"Kau! Antar aku kesana"

Jisoo mengangguk lalu pergi menuju kedalam Lift dan pandangan orang itu terhenti pada Loren.

"Dan kau namja tampan berambut Pantene, ikut juga"

Loren menunjuk dirinya sendiri. "Naya?"

"Yes Bich"

Loren memasuki Lift ikut orang itu menemui YG di ruangannya.

Suasana Lift hening. Hanya terdengar suara lift dan keramaian diluar saja yang terdengar ribut dengan tamu tak terduga ini.

Mereka sampai. Didepan ruangan ada Chaeyoung yang sedang duduk dengan Jennie disampingnya. Menyadari kedatangan seseorang keduanya bangun lalu menunduk hormat.

"S-Selamat datang"

Orang itu tersenyum tipis lalu membuka pintu ruangan YG.

"Astaga. Selamat pagi" Ucap YG panik.

Orang itu berjalan santai dan duduk dikursi kebesaran Yang Hyunsuk.

"Jadi... Apa yang membuat anda kemari?" tanya YG.

Orang itu mendongkak menatap lawan bicaranya dari antara rambut yang menutupi mata berkantungnya karna tidak tidur semalaman.

"Hanya berkunjung"

"Jangan begitu. Ayo katakanlah, ada yang bisa kami bantu?" tanya YG.

Orang itu mengangguk lalu melemparkan sesuatu keatas meja. Chaeyoung mengambilnya lalu terkejut. "Ige Mwoya?"

"Itu buku bodoh"

"Yak, jangan mengatai kekasihku bodoh" ucap Jennie.

"Kalian belum aku jadikan kekasih"

Jennie terdiam. Memang benar, sudahlah, mereka akan selalu kalah jika harus berurusan dengan Park...

Joohwang.

Terlihat Joo memutar-mutar kursinya seperti anak kecil.

"Jangan panggil aku anak kecil!"

Joo bangkit lalu memberikan buku itu pada Chaeyoung dan Jennie. "Joo cuma mau kalian promosiin buku Joo"

"Tapi untuk apa repot-repot datang kesini Joo?" tanya Jennie.

"Gabut akutu dirumah. Yodah main kesini."

Chaeyoung membuka buku itu. "Ohh ini buku horror itu kan?"

Joo mengangguk. "Buku horror pertama dimana saat menulis dan revisi Joo mengalami suatu gangguan dari pusing mual dan kesemutan sampai ketindihan si kunti."

Brak

Joo menggebrak meja lalu menatap mereka berlima tajam. "Jadi awas saja jika dalam kurun waktu satu minggu kedepan tidak ada yang berminat, 10 eksemplar itu berharga, jika tidak maka YG akan bangkrut, Chaennie karam, dan Jennie jatuh miskin faham!"

"F-Faham Joo"

Joo tersenyum dan menatap pintu dimana Lisa datang lalu terkejut dengan kedatangan Joohwang.

"J-Joo?"

Lisa menghampirinya. "Sedang apa disini? Pulang nak, pulang"

"Tidak bisa. Joo lagi promosi. Cerita Joo yang berjudul The Secret of Death sudah mulai open PO. Jika Joo berhasil menjual 10 eks atau minimal 8 eks buku maka kalian akan baik-baik saja di sini. TAPI JIKA TIDAK! Lihat saja bagaimana jari imoed Joo merubah takdir kalian"

Mereka berenam berlutut memohon. "Kumohon jangan bangkrutkan usahaku" ucap YG.

"Jangan Buat aku jatuh miskin" ucap Jennie.

"Jangan buat wajahku jelek" ucap Jisoo.

"Jangan buat aku pendek" ucap Chaeyoung.

"Jangan hilangkan poniku" ucap Lisa.

"Jangan jadikan aku jodohmu" ucap Loren.

Anak baru gede itu berdecih lalu menatap mereka dengan wajah songongnya. "Makanya promosiin dong. Gimana si"

"Iya iya. Readers disini pasti akan membeli tentu saja. Cerita horrornya kan bagus, plot twist nya juga membagongkan, pasti ada" ucap Chaeyoung.

Joo tersenyum miring lalu duduk diatas meja. "Bangunlah para tokoh fiksi ku."

Mereka bangun lalu tersenyum mohon pada Joo.

"Joo tunggu kabar baiknya. Jika tidak... Mungkin..." ucap Joo membuka aplikasi wattpad pada ponselnya.

"Iya iya jangan. Kami akan berusaha mempromosikannya. Jangan ubah nasib kami" ucap Jennie.

"Author tidak akan mengubah nasib suatu ff sebelum tokoh dan Readers mau merubah nasibnya sendiri 😏"

"Okay okay"

Joo mengangguk lalu mengambil topi YG dan memakainya. "Topi nya bagus ih gemoy. Bye" ucap Joo lalu meninggalkan ruangan itu.

Mereka berenam menghela nafasnya lega lalu menatap buku ditangan mereka masing-masing. "Buku ini cukup bagus, alurnya tidak membosankan" ucap Chaeyoung.

Lisa mengangguk lalu merangkul Jisoo. "Jisoo nya hampir mati"

"Yak!" teriak Jisoo.

"Hehe"

[Blurb]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[Blurb]

Secret of the Goddes of Death----------

"Tadi aku sedang menemani Jisoo, tapi ibuku menelfon untuk pulang. Jisoo menyuruhku pulang karna tinggal membereskan bukunya saja, tapi saat di parkiran aku khawatir dan kembali lagi. Ternyata Jisoo sudah tergeletak."

"Astaga... apa yang terjadi?" ucapnya frustasi dengan meremas fambutnya sendiri.

"Sudahlah, semua akan baik-baik saja" 

"Apa kau bilang? Baik-baik saja? Kekasihku sedang sekarat kau bilang baik baik saja? Dimana otakmu?!" ucap nya berapi api.

Kira-kira Jisoo kenapa ya? 🥺 Kuy, pesan novelnya untuk mengikuti kelanjutan dari kisah yang greget ini.

Salam spesial,
Jisoo, *eh 😆
Penulis

Untuk Pesanan, kalian bisa hubungi pada nomor yang tertera diatas ya guys.

Salam manis

Joo😚

Multitalent Vs Multi KontroversiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang