Tiktok itu Haram!
Hahh... Ram gw gak cukup 😭
Kenapa dia gak punya Toktok dari dulu si? Kalo taun kemaren emang gw punya 😭 Ochie!
-o0o-
"Tupai tunggu" teriak Jennie seraya berlari mengejar Chaeyoung.
Jennie pergi keluar dan melihat Chaeyoung yang sedang berdiri di depan pintu. "Tupai aku-"
"Shuut!"
Jennie terdiam. Chaeyoung menempelkan ponsel ke telinganya.
"Yeoboseyo? Loren-ahh, kalian masih dimana?"
"Cepatlah, aku menunggu didepan pintu rumah Tuan Kim. Nanti masuk saja, tidak usah permisi, disini setan semua"
"Nee"
Panggilan terputus. Chaeyoung menatap Jennie. "Sedang apa kau disini?"
"E... Aku... Entahlah, aku hanya ingin menyusulmu"
"Kembali saja ke rumah" ujar Chaeyoung membalikkan tubuh Jennie lalu mendorongnya pelan untuk masuk ke rumah.
"Andwae. Aku hanya ingin bersamamu, ayo kawin lari saja Tupai"
"Iya nanti kalau sudah kawin kita lari, tapi kau tunggu di rumah saja okay?"
"Untuk apa? Aku ingin bersamamu"
Terlihat sebuah mobil memasuki kawasan gerbang.
"Ada apa ini?" ujar Tuan Kim seraya membuka pintu lebar.
"Ohh kau masih disini ternyata. Aku fikir kau sudah pulang dn menangis karena aku tolak""Siapa yang mau pulang? Aku sedang menunggu salah satu anggota keluargaku lagi yang belum datang. Tidak mungkin aku beraksi mendapatkan putrimu tanpanya" ujar Chaeyoung melirik Tuan Kim jengkel.
"Yak, nyali mu besar juga, sudah ditolak tetap disini"
"Tentu. Kalau ingin menaklukkan hati calon mertua ya harus punya nyali."
Tuan Kim terdiam. Dia mengenal kalimat itu, "Apa? Siapa yang mengajarkanmu mengatakan itu?"
"Aku"
Mereka semua beralih menatap seorang pria tua yang baru keluar dari mobil. Rambut putihnya tersisir rapi ke belakang, tubuh nya terbalut jas mahal bermerk Saint Laurent.
"A-Appa?"
Abonim berjalan kearah Tuan kim lalu menatapnya dingin. "Nyali mu besar juga masih memanggilku dengan sebutan itu"
Jennie menatap Abonim dengan tatapan berkaca-kaca. "Haraboji"
"Ahh cucuku, kemarilah"
Jennie memeluk Aboji erat. "Haraboji kemana saja?"
"Haraboji ada sayang"
Tuan Kim menunduk. "A-Appa, kemana Appa selama ini?"
Abonim menatap Tuan Kim tajam. "Kau tahu? Karena obsesi mu terhadap harta dan kekuasaanku aku hampir mati saat anak buahmu mengejarku. Pernahkah kau memikirkan itu? Untung saja ada Chaeyoung yang dengan senang hati mau membantuku meski keluarganya sedang kekusahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Multitalent Vs Multi Kontroversi
General FictionANDA SUDAH MELIHAT CERITA INI, BACA SEKARANG ATAU JADI JODOH AKU:) Si Tupai itu multi talenta, si Beruang galak itu multi kontroversi, dan mereka terpaksa melalui hari hari bersama diselingi banyak pertengkaran dan perdebatan gemoy.