EーEmosian

2.1K 486 72
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Yedam tengah membenarkan senar gitarnya di ruang UKM musik yang masih sepi karena jadwal latihan belum dimulai.

Kriet

Suara pintu dibuka membuat Yedam mengalihkan pandangannya pada pintu.

"Yang lain mana?" tanya orang yang baru datang.

"Belum pada kesini lagian masih ada 30 menit lagi, lo tumben rajin Jon." jawab Yedam.

Jeongin terkekeh lalu duduk disebelah Yedam, "Gue telat masuk kelas ga diizinin ikut sama dosennya. Yaudah dari pada luntang lantung kesini aja." jawabnya.

Yedam berdecak. Ga aneh kalau temannya ini telat, berangkat ke kampus 10 menit sebelum kelas mentang-mentang deket. Ya jelaslah telat dari parkiran ke fakultas mereka lumayan kalau jalan ngabisin 5 menit.

Karena mahasiswa hanya boleh parkir kendaraan di satu tempat itu juga cuman motor kalau mobil mana boleh masuk. Kecuali kamu anak dosen dan punya kartu akses.

"Kata bang Hilman siapa jadinya yang jadi vokalis buat festival kampus nanti?" tanya Jeongin.

Yedam mengangkat bahunya. Dia lebih memilih untuk mencoba mengonjreng gitarnya sudah enak dipakai atau belum.

"Kalau sampai si Elin yang kepilih waahhh fix bang Hilman sia-siain cokiber fakultas Arsitektur." sahut Jeongin.

Yedam mendesah. Moodnya lagi ga bagus karena indeks tugas dia cuman dapet 3.5 ga ada kenaikan dari tugas sebelumnya.

"Lo mau tutup mulut sendiri apa gue yang tutup pake lakban?" tanya Yedam.

Jeongin berdehem lalu dia diam dan menggerakan jarinya seolah mengunci mulutnya.

"Jon menurut lo gue harus ngalah ga sama si Zeline?" tanya Yedam setelah beberapa saat hening.

Jeongin diem. Dia masih asik mainin ponselnya. Yedam menoleh pada teman satu fakuktas tapi beda prodi itu.

"Jawab anjir, gue tau lo denger." kata Yedam, tangannya menggeplak paha Jeongin sedikit keras.

"Lo tadi nyuruh diem sekarang nyuruh gue ngomong. Mau lo apa Banyu keruh?" sewot Jeongin.

Banyu itu air. Jadi Banyu keruh itu air kotor.

"Gue bening gini dikata keruh. Jawab aja udah gue harus ngalah sama si Zeline? Biar tu anak bisa jadi vokalis pas festival nanti." jelas Yedam.

Jeongin diam tapi kali ini sambil mikir, "Ga usah lah. Kan kita milih yang emang bener-bener bagusー"

"ーZeline juga nyanyinya bagus Jon, lebih bagus daripada elo pastinya." potong Yedam.

Jeongin menggeram, Yedam itu emang ganteng, baik, pinter dan jago nyanyi. Tapi kalau sama temen deketnya ya gini nyebelin minta ampun.

"Lo udah jadi image UKM kita. Lo tau sendiri anggota UKM lain kurang suka sama Elin karena juteknya minta ampun." cerocos Jeongin.

Yedam terdiam, "Kalian jahat banget kalau gitu. Padalah Zeline juga cantik plus nyanyinya gausah diraguin lagi." kata Yedam.

"Wait the minute. Cantik? Anjir baru kali ini gue denger seorang Banyu Dhefin Pamungkas muji cewe blak blakan gini. Suka lo sama dia?" heboh Jeongin.

Yedam mendelik. Jeongin apa-apa selalu diributkan.

"Kita pake format biasa aja. Vokalisnya Banyu." kata Haechan seaku ketua UKM musik.

"Kalau gitu buat apa ngadain tes vokal pas diawal bang Hilman? Bikin repot aja." jawab Ningning dari arah belakang tempat duduk.

Haechan meringis. Ningning dan segala kejutekan dan omongan yang blak-blakan udah dikenal sama anak-anak UKM musik.

"Ya sorry Lin. Gue takutnyaー"

"ーga pada tertarik kalau bukan Banyu yang tampil. Iya kan? Yang ada mereka bosen liat muka yang itu-itu aja Bang." potong Ningning.

"Ko lo ngomongnya gitu Lin." sahut Jeongin.

Jeongin dan Ningning, air dan apinya UKM musik. Tiap ketemu pasti ada saja yang mereka ributkan.

"Gue ga paham sama pemikiran kalian. Yang nyanyinya bagus bukan cuman Banyuー"

"ーsemau itu lo jadi vokalis buat festival kali ini Zeline?" potong Yedam setelah sekian menit cuman diam memerhatikan seisi ruangan yang suasananya mulai memanas.

"Bang bisa ga si duetin aja? Gue sama Zeline? Lagian yang nonton juga pasti suka kalau ada hal baru. Bener si apa kata Zeline takutnya mereka bosen liat muka gue." usul Yedam.

Haechan keliatan berfikir, "Menurut yang lain gimana?" tanya Haechan melemparkan pertanyaan pada anggota lainnya.

"Gausah! Banyu ikut gue bentar." ajak Ningning.

Yedam memejamkan matanya lalu mengikuti Ningning yang keluar dari ruang UKM lebih dulu.

"Gausah so baik. Lo aja yang tampil gue ga mau dikasihani sama lo. Cuman festival kampus ini ga terlalu penting, gue aja yang mudur." tanpa pembukaan, Ningning segera melontarkan apa yang ada di fikirannya begitu mereka ada diluar.

"Ga mau! Gue ga bakal tampil kalau ga sama lo." tolak Yedam cepat.

"Hah?" Ningning mengerutkan dahinya.

"Iya gue maunya duet sama lo. Udah nurut aja, gue yakin yang lain juga bakal setuju. Gue bukan mau kasihani lo, tapi karena gue emang pengen duet sama lo."

"Satu lagi kurang-kurangin emosian. Gue gamau jadi cowok takut pacar nantinya." jelas Yedam.

Ningning masih diam mencerna setiap kalimat dari Yedam. Sedangkan Yedam cuman terkekeh, nepuk kepala Ningning dan masuk ke ruang UKM.




ー𝕒 𝕥𝕠 𝕫ー

Aneh ga si maskud nulis formal gini?
Biasanya kan sambat🤣🤣

Gambaran Banyu nih brow

Gambaran Banyu nih brow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ーsandenim

A to Z | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang