Mー Maba

1.2K 316 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




     Siang itu akhirnya waktu istirahat tiba setelah hampir 4 jam para Mahasiswa Baru melaksanakan ospek kampus hari pertama. Masih sisa 2 hari ospek kampus dan 3 hari ospek fakultas.

Mengingatnya saja sudah membuat Ningning malas. Rasanya ingin langsung masuk kelas tanpa ada acara ospek terlebih dahulu.

Apalagi katanya kalau ospek fakultas itu lebih 'ribet' daripada ospek kampus.

"Hai." sapa seorang laki-laki dengan kawat giginya yang kini tengah tersenyum lebar kearah Ningning.

"Oh hai." sapa Ningning singkat.

Jelas, Ningning tidak kenal lelaki didepannya terlebih dilihat dari warna pita yang terpasang di sebelah kanan lengan lelaki tersebut berbeda dengan punyanya, jadi lelaki di depannya pasti berada di gugus yang berbeda dengannya

"Gue boleh ikut duduk disini ga? Tempat teduh lainnya udah banyak orang." tanya lelaki didepannya.

"Boleh." jawab Ningning.

Satu sifat Ningning yang menjadikannya sendirian seperti sekarang, dia tidak pandai berbaur dengan orang baru. Makannya dia memisahkan diri dari teman satu gugusnya.

"Eh kenalin gue Joni dari gugus Soekarno, elo?" tanya Jeongin mengajak kenalan.

"Gue Zeline dari gugus Fatmawati." jawab Ningning setengah tak suka, "Oh iya salam kenal ya Zeline." kata Jeongin sambil tersenyum lebar.

"Boleh gabung ga?" Ningning merotasikan matanya. Gagal sudah niatnya untuk makan siang dengan tenang sendirian setelah segala kegiatan ospek dari pagi buta.

"Oh boleh. Eh lo tadi yang jadi perwakilan maba buat penyematan ya?" tanya Jeongin begitu lelaki tadi duduk disebelahnya. Yang berarti tepat didepan Ningning walau ada jarak sekitar 1,5 meter.

"Eh iya gue Banyu, salam kenal Joni." kata Yedam. Jeongin mengerutkan dahinya, tapi begitu Yedam melirik nametag berukuran 15X10 cm di dadanya dia baru paham.

"Oh hehe salam kenal juga Banyu. Ini yang didepan kita namanya Zeline." jawab Jeongin.

Yedam seyum kearah Ningning yang hanya dibalas anggukan oleh gadis itu.

"WAKTU KALIAN MAKAN TINGGAL 15 MENIT LAGI. SETELAH ITU BARIS SESUAI GUGUS DI AULA!" suara panitia dari pengeras suara membuat semua Maba yang masih asik istirahat segera membuka bekal makan siang mereka. Yang tentu saja menunya sudah ditentukan panitia yang masuk kedalam persyaratan.


"Ya kan saya tidak tahu inti dari pertanyaan kakak apa." bela Ningning.

Senior didepannya yang 5 menit lalu bertanya pada Ningning tampak mengerutkan dahinya, terlihat sedikit kesal atas jawaban Ningning.

"Masa Maba sekarang ga bisa definisikan sendiri pertanyaan sepele dari saya." cibir si senior.

"Pertanyaan saya gampang loh Maba Zeline Gianina Maheswari. Saya ulangi ya, apa kamu sudah merasa pantas menjadi mahasiswa disini?" tanya ulang sang senior.

Ningning mengepalkan tangannya kuat, "Maksud Kakak saya ga pantas gitu masuk ke sini? Kakak ngerー"

"ーizin membantu Ka. Maksud pertanyaannya bukan kearah sana Zeline. Tapi lebih kepada apa kita udah pantas menyandang kata maha didepan kata siswa. Apa kita mampu belajar mandiri, mengeksplor hal-hal dan bahan-bahan baru secara mandiri. Bukan disuapi dan disiapkan seperti masih menjadi siswa." potong Yedam.

Kini dirinya sudah menjadi pusat perhatian seluruh panitia dan Maba diaula besar itu.

"Kamu paham yang teman kamu jelaskan?" tanya senior tadi pada Ningning, "Makannya pahami pertanyaannya sebelum melibatkan emosi kamu." tambahnya.

"Tapi saya juga belum mengijinkan kamu membantu Maba Zeline loh Maba Banyu. Ko main nyerocos aja?" tanya sang senior dengan muka songongnya.

Ini hal yang paling menyeblkan dari ospek. Apa yang kita lakukan selalu kaya lagu Mbak Raisa, serba salah.

"Oh saya tau, kamu ada sesuatu ya sama Zeline? Saya liat juga ko kalian makan bareng." goda sang senior yang disahuti seluruh panitia.

Muka Ningning memerah menahan rasa kesal. Kesal akan omongan seniornya dan juga tindakan so pahlawan Yedam yang membuat dirinya menjadi bahan omongan buat kedepannya.

"Awas aja yang namanya Banyu Dhefin Pamungkas, ga bakal mau gue deket-deket sama dia."

Di pandangannya sekarang Yedam adalah seorang Maba yang mencoba mencari perhatian dengan memamfaatkan situasinya, dan bagi Ningning itu menyebalkan.

Dari situ segala hal yang mempertemukan Ningning dan Yedam selalu ada keributan. Ningning yang malu dan kesal pada Yedam, dan Yedam yang hanya mencari perhatian gadis berambut hitam panjang itu.



ー𝕒 𝕥𝕠 𝕫ー

Ada Maba nih...

Semoga tahun depan Yedam ikut CSAT lagi terus lolos hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga tahun depan Yedam ikut CSAT lagi terus lolos hehe...

ーsandenim

A to Z | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang