WーWaktu

991 261 27
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












     "Aqilla gue ga mau ya nilai kelompok kita jeblog!" protes seorang wanita berambut panjang dihadapan Ryujin yang tengah mengaduk mie ayam miliknya.

"Ya terus gue mesti gimana? Open BO ke dosennya?" sentak Ryujin tak kalah ketus.

Temannya mendengus, "Kalau lo mau ya sana open BO!" celetuknya.

"Anjing!" umpat Ryujin sembari melempar sendok ke lantai.

Beberapa orang di kantin fakultas mulai memeperhatikan keduanya yang kini saling bertatapan sengit.

"Presentasinya udah lewat, wajar kalau gue ga bisa jawab pertanyaan dosennya. Gimanapun dia belum jelasin materinya, dia cuman nyuruh lita cari bahan yang kita sendiri ga paham. Harusnya lo juga introspeksi diri, kenapa lo juga ga bisa jawab pertanyaan tadi!" cerocos Ryujin menggebu.

Masalah sepele sebenarnya, Ryujin hanya tak bisa menjawab 1 pertanyaan dari dosennya saat presentasi kelas tadi. Tapi teman satu kelompoknya ini tak terima.

"Harusnya lo mikir juga, namanya juga tugas kelompok jadi harus difikirin bareng-bareng bukan serahin semuanya ke 1 orang. Oke emang nama gue yang dipanggil sama dosennya tapi balik lagi ke yang tadi, ini tugas kelompok. Lo mahasiswa bukan? Hal kaya gini aja dipermasalahin!"

"Ambis boleh, egois dan goblok jangan dong mbak!" sarkasnya lalu pergi meninggalkan kantin dengan beberapa bisikan tentang dirinya dan juga teman sekelasnya.


"Anjing gini ni malesnya tugas kelompok sama manusia ambis kaya gitu!" gerutu Ryujin sembari berjalan menyusuri lorong yang masih ramai karena jam makan siang.

"Ngomel mulu nanti cepet tua." tegur seseorang dari sebelah kananya.

Ryujin menoleh, ada Asahi dengan kacamata baca dan kamera di tangannya, ga lupa tas kamera menggantung di bahu kananya.

"Haidar?" lirih Ryujin dengan mata melebar, "Iya gue? Apa ganteng ya?" canda Asahi begitu Ryujin terus menatapnya sembari berjalan.

Grep

Asahi merangkul Ryujin begitu gadis berambut sebahu itu hampir menabrak orang, "Liat kedepan mau nabrak kan jadinya." kata Asahi.

Ryujin malah mematung, tapi kakinya masih mengikuti langkah Asahi. Dia menahan nafas beberapa saat begitu wajah mereka hanya berjarak 5 cm.

"Heh malah sawan!" tegur Asahi sembari melambaikan tangan dihadapan Ryujin.

Begitu sadar, Ryujin manjauhkan diri dari Asahi dengan deheman canggung. Mukanya terasa terbakar saking merahnya karena malu.

Asahi terkekeh, "Lo lucu banget kalau lagi salting." godanya.

Ryujin semakin membolakan matanya, "Apaan si lo dangdut bener." jawabnya setelah menetralisir detak jantung yang berdetak sangat cepat.

"Baliknya gue anterin, lo 1 matkul lagi kan? Gue ada tugas ke lapangan bentar paling jam 2 selesai. Ntar gue tungguin di parkiran. Bye qilla." ujar Asahi dengan senyum manisnya.

Tanpa menunggu persetujuan Ryujin, Asahi pergi begitu saja dengan langkah cukup tergesa. Sedangkan Ryujin masih mencerna setiap kata yang terucap dari Asahi.

"Haidar ngajak balik bareng? Gue diajak balik? Sama Haidar? AAAAAAA TERIMAKASIH TUHA. AKHIRNYA WAKTUNYA TIBA!" heboh Ryujin tanpa peduli pandangan aneh dari orang-orangByang diarahkan padanya.

"Eh ko dia tau gue 1 matkul lagi?"


Sesuai janji, begitu Ryujin sampai di parkiran, Asahi sudah ada disana. Menunggu diatas motor vespa miliknya.

"Nunggu lama ga?" tanya Ryujin begiu berhadapan dengan Asahi.

Asahi menggeleng, "Baru nyampe 5 menit lalu." jawab Asahi.

"Langsung balik aja ya, udah mendung bentar lagi mau ujan. Kalau mampir-mampir dulu takutnya keujanan, gue ga bawa jas ujan soalnya." kata Asahi, Ryujin hanya menggangguk.

Dia rela ko langsung pulang juga, apalagi ini perdana Asahi mengantarnya pulang.

"Oh iya omongan lo di kantin tadi.."

Ryujin menggigit bibir bawhanya, dia kasar banget tadi dan ternyata Asahi ada di sana. Rasa cemas menyerangnya, takut Asahi marah padanya.

".. gue salut. Orang-orang kaya gitu emang harus dikasi tahu biar ga semakin menjadi-jadi." lanjutnya.

Ryujin hanya tersenyum lega begitu Asahi melanjutkan ucapannya, "Iyalah Aqilla gituloh." jawab Ryujin.

Asahi hanya terkekeh. Motornya terus melaju menuju kosan Ryujin yang sebenarnya hanya berjarak 15 menit dari kampus, tapi karena jalanan di putarkan akhirnya memakan waktu cukup lama.

Hujan mulai turun begitu mereka sampai di gang kosan Ryujin.

"Langsung masuk biar ga masuk angin." nasehat Asahi.

Ryujin menggeleng, lalu mengeluarkan sebuah payung dari tas kanvasnya.

"Mau mampir dulu ga nunggu ujan reda?" tanya Ryujin sembari memayungi Asahi yang masih diatas motor.

Asahi menggeleng, "Ngga. Nanggung deket ini. Abis ini gue langsung mandi biar ga sakit. Lo juga mending masuk ujannya makin gede." jawab Asahi.

"Haidar. Kita ini sー"

"ーbisa ga gini aja dulu? Yang penting lo tau gue sayang sama lo Aqilla. Udah ya masuk, kita bahas lagi nanti." potong Asahi.

Asahi mendorong pelan payung Ryujin yang meneduhinya dari hujan. Lalu melajukan motornya membelag hujan yang semakin lebat.

"Huhhh... oke Aqilla akhirnya lo harus bersabar lagi sembari menunggu waktunya tiba." gumam Ryujin sembari menatap jalan gang yang sepi.


ー𝕒 𝕥𝕠 𝕫ー



Emang HTS-an enak?

ーsandenim

A to Z | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang