Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ningning mengetukkan jarinya semakin cepat diatas meja kantin. Sudah hampir 30 menit dia menunggu orang bernama Banyu di sana.
Tapi yang ditunggu ga ada hilal sama sekali sampai sekarang.
"Zeline! Tumben betah di kantin." sapa salah seorang temannya yang kini duduk dihadapan Ningning.
"Nungguin Banyu. Liat ga lo?" jawab Ningning. Temannya itu mengerutkan dahinya.
"Lah kan si Banyu ada acara sama anak kelasnya. Barusan pada berangkat ke Lembang." jelas temannya.
Ningning melotot. Kaget sekali, karena baru tadi pagi Yedam ke kelasnya mengajak dia bertemu di kantin fakultas, katanya ada yang mau diomongin.
"Yang bener lo?" tanya Ningning sekali lagi, "Iya barusan udah kaya konvoi aja rame-rame berangkatnya." jelas temannya.
"Asli ya Banyu! Awas aja tu si fucekboi." geram Ningning.
〄
"Heh Banyu Dhefin Pamungkas! Kemarin kemana lo?" cerca Ningning begitu melihat Yedam masuk ke ruang UKM Musik.
"Kemaren? Ke Lembang gue ada acara sama anak kelas kenapa emang?" tanya Yedam sembari duduk disebelah Ningning.
Kabar mereka mulai akur dan dekat udah nyebar hampir ke satu kampus. Alesannya karena dulu mereka selalu ribut setiap bertemu. Ada saja yang dipermasalahkan, Yedam anaknya agak jail dan Ningning yang sesian.
"Lo pikun apa gimana? Lo nyuruh gue nunggu di kantin tapi lo nya malah pergi ke Lembang? Ga sopan lo." gerutu Ningning.
Yedam membuka mulutnya kaget, baru ingat kalau dia ada janji dengan Ningning kemarin.
"Lupa gue, sorry ya. Yaudah balik latihan kita ngobrol, gue anterin lo sekalian." bujuk Yedam.
"Suara buaya. Ngga makasih lo pasti ingkar lagi. Males gue." tolak Ningning yang langsung berdiri untuk pindah duduk di dekat Jeongin yang kini keheranan sendiri liat muka jutek Ningning.
〄
Lagi dan lagi Ningning kemakan omongan buaya Yedam. Dia berakhir nunggu Yedam di parkiran sendirian.
"Joni, si Banyu lagi ngapain si ko lama?" tanya Ningning begitu Jeongin datang dengan tas yang keliatan berat isinya.
"Oh lagi ngobrol barusan sama Kinan di depan ruang UKM. Gue duluan Lin." jawab Jeongin yang kini mulai menyalakan motornya.
Kebiasaan. Memang susah kalau kalian dekat dengan cokiber kampus, pasti sibuk terus. Banyak banget yang ngajak ngobrol apalagi para cewe.
Padahal Ningning sudah wanti-wanti Yedam tadi. Jangan lama-lama dan jangan ngobrol dulu karena orangtua Ningning punya jam malam. Makin lama nantinya bisa makin malam mereka pulang.
"Jon gue nebeng deh, ga bawa motor gue." pinta Ningning.
"Lah katanya mau barengan Banyu?" heran Jeongin. Untung saja dia belum jadi gas motornya.
"Lama. Gue cape pengen cepet sampe rumah. Nebeng sampe depan gang rumah gue ya?" pinta Ningning.
Akhirnya Jeongin ngangguk, mau nolak nanti dia diceramahi Ningning. Rasanya ga enak kalau gitu.
〄
"Dek ada temen kamu tuh." panggil kakak Ningning dari luar kamar.
Ningning membuka lebar pintu kamarnya, "Siapa? Mau ngapain? Udah malem lagian" tanyanya.
"Banyu namanya. Ga tau katanya mau ngomong sesuatu." jawab sang Kakak yang langsung maduk ke kamar sebelah.
Ningning turun, tapi ga ada Yedam disana. Cuman ada Mamanya yang sedang melihat tayangan sinetron.
"Ma katanya ada temen aku?" tanya Ningning.
"Iya diteras, disuruh masuk ga mau. Sana temenin kasian pacar kamu." jawab sang Mama.
Ningning cemberut, "Apasi bukan pacar cuman temen." sanggahnya.
"Ngapain ni orang ingkar kerumah?" tanya Ningning begitu mendapati Yedam tengah duduk di kursi kayu sembari memangku gitar.
"Mau minta maaf." jawab Yedam, "Suara buaya." cibir Ningning.
"Hehe sorry banget tadi keasyikan ngobrol sama ka Kinan, lo balik sama Joni kan?" tanya Yedam.
Ningning tak merespon, matanya sama sekali tak menatap Yedam.
Merasa dicuekin, Yedam akhirnya melancarkan aksinya. Mulai memainkan gitarnya dan perlahan suara lembutnya mulai menyanyikan sebuah lagu milik Gangga yang berjudul Blue Jeans.
Lihat? Bagaimana Ningning tidak selalu termakan bujukan dan omongan manis Yedam. Kalau orangnya saja punya 1001 cara buat luluhin hatinya.
ー𝕒 𝕥𝕠 𝕫ー
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
