Bukan rahasia lagi kalau kini Yedam dan Ningning sudah menjadi sepasang kekasih. Gimana ngga acara nembaknya aja jadi tontonan bersama.
"Mau makan apa?" tanya Yedam begitu mereka terjebak di lampu merah. Rencananya sebelum pulang mereka mau makan dulu.
"Pecel lele mau ga?" tanya Ningning, "Siap komandan." jawab Yedam sembari membelokkan motornya kearah kanan.
Sesampainya di warung pecel lele, Yedam inisiatif pesen sedangkan Ningning ambil alih kursi buat dia dan Yedam duduk.
"Mau bungkus ga nanti buat Mama sama Papa?" tanya Yedam, "Ga usahlah, abang mau beli sate taichan katanya tadi." jawab Ningning.
"Banyu?"
Baru aja Yedam mau buka mulut, seseorang manggil namanya. Spontan Yedam nengok ke sebelah kiri dan ada seorang wanita berambut sebahu tengah tersenyum kepadanya.
"Kaila?" tanya Yedam. Wanita di depannya mengangguk antusias. Lalu menjulurkan tangannya pada Yedam.
"Apa kabar? Lama banget ga ketemu ya." tanya si wanita.
Dengan segera Yedam menyambut uluran tangan Kaila, "Baik. Kamu gimana?" tanya Yedam dengan senyum lebarnya.
"Baik juga. Gila sih udah hampir 1 tahun kita ga ketemu, iya ga si?" tanya Kaila.
Ningning masih menyimak. Tapi keningnya menjadi berkerut ketika Kaila menggeser duduknya kedekat meja mereka. Dan Yedam semakin asyik mengobrol dengan Kaila. Sesekali tertawa atau saling menepuk bahu.
Merasa dicuekin akhirnya Ningning sengaja berdehem untuk menarik atensi Yedam.
"Eh iya Kai kenalin ini Zeline, pacar gue." kata Yedam begitu sadar tatapan tak nyaman yang Ningning layangkan.
"Eh sorry sorry gue keasyikan ngobrol sama Banyu. Halo Zeline salam kenal gue Kaila, temen SMA Banyu." kata Kaila sembari mengulurkan tangannya pada Ningning.
"Salam kenal juga Kaila." balas Ningning setelah menerima uluran tangan Kaila lalu tersenyum lebar pada gadis itu.
"Sorry nih, bukan ga mau ngobrol panjang. Aku udah ditungguin Bunda dirumah, duluan ya Banyu Zeline." pamit Kaila.
"Oh yaudah hati-hati ya Kai, salam buat tante." jawab Yedam sedangkan Ningning hanya tersenyum tipis.
Begitu Kaila pergi, pesanan mereka tiba di meja. Dengan cepat Ningning mengambil piring miliknya.
"Baca doa dulu yang." tegur Yedam, Ningning menurut.
"Cemburu?" tanya Yedam begitu melihat raut badmood milik Ningning.
"Dia mantan aku yang." celetuk Yedam. Ningning menghentikan acara mencampur nasinya dengan pecel.
"Oh pantesan akrab banget." jawab Ningning seadanya.
Yedam terkekeh, "Ga usah cemburu dia cuman mantan." katanya, "Ya walaupun dulu aku susah move on si, dia cinta pertama sekaligus pacar pertama aku soalnya." tambahnya.
Ningning memejamkan matanya, "Udah sombongnya?" tanyanya.
Yedam malah tertawa, muka kesal Ningning itu udah kaya hiburan buatnya, soalnya lucu. Pipi Ningning menjadi kemerahan, bibir bawahnya cemberut dan matanya berusaha dibuat tajam.
"Dia udah tunangan, ga denger apa tadi dia bilang gitu?" tanya Yedam.
"Ngga tuh. Lagian kalau belum ijab qobul masih bisa tuh ditikung." jawab Ningning.
"Oh yaudah aku gerak deh, mana mbak mantan makin cantik lagi, makin glowing." goda Yedam sembari menahan senyum.
"Oh boleh. Aku balik duluan makasih makannya." ucap Ningning sembari membasuh tangannya, menyambar barang bawaannya di kursi sebelah kanan lalu keluar dari tenda penjual pecel dengan tergesa.
Yedam kelabakan, dia buru-buru bayar terus ngejar Ningning yang ternyata masih mainin ponselnya depan tenda.
"Yaelah yang aku cuman bercanda ko marah beneran si?" cerocos Yedam sembari menahan tangan Ningning yang sedang memesan gojek di ponselnya.
"Perasaan orang bukan buat candaan. Kamu pikir aku dulu nolak kamu terus ga ada alesannya? Ada Banyu, kamu orangnya kelewat baik nyerempet kardus sama cewek." jawab Ningning dengan raut serius.
"Yang ga gitu. Maaf aky tadi bercanda doang. Aku dapetin kamu aja susah masa mau balikan sama mantan yang jelas-jelas mau tunangan." rengek Yedam.
"Pffftt." Ningning menutup rapat mulutnya begitu satu tawa keluar.
"Yang." panggil Yedam mulai curiga, "AHAHAHAHA emang enak dikerjain. Makannya ada pacar ketemu mantan jangan dicuekin." kata Ningning sembari menahan tawa melihat wajah Yedam yang blank.
"Kamu ya!" gertak Yedam sembari mencubit kedua pipi Ningning.
"Aduh sakit atuhh." rengek Ningning.
"Bisa-bisanya ngerjian! Mana ga jadi makan lagi kan sayang udah dibayar." gerutu Yedam sembari menatap meja bekasnya sudah dibereskan si penjual.
"Makan rumah aku ayok." ajak Ningning, "Ngga ah. Mau makan rumah mbak mantan aja." jawab Yedam.
Bugh
Satu pukulan dari tas kanvas Ningning mendarat di perut Yedam.
ー𝕒 𝕥𝕠 𝕫ー
Guys stay safe ya, kayaknya Covid 19 lagi nakal2nya sekarang....
Kalian udah di vaksin?ーsandenim
KAMU SEDANG MEMBACA
A to Z | Treasure
Fanfictionー middle line ft girls ❝Penggalan kisah cinta sesuai huruf abjad❞ ーsandenim