Lー Lama

1.3K 347 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


     Ryujin memutar pensilnya sembari menatap Asahi yang sejak tadi masih anteng dengan buku didepannya.

"Haidarー"

"ーini perpustakaan jangan berisik." potong Asahi cepat.

Ryujin memejamkan matanya, mencoba untuk menahan amarahnya yang mulai memdesak ingin keluar.

"Gue duluan." pamit Ryujin setelahnya. Dia menyambar tas dan juga ponselnya cukup kasar hingga menimbuljan bunyi yang cukup kerasa di lorong perpustakaan.

"Dibilang jangan berisik juga." gumam Asahi sambli menutup bukunya lalu menyusul gadis berambut sebahu itu keluar dari perpustakaan.

Tapi yang disusul malah sudah hilang dari pamdangan Asahi, padahal tadi punggung Ryujin masih jelas dia lihat beberapa meter di depannya.

"HAIDAR SINI LO GUE CARIIN KELILING KAMPUS SEGEDE DOA LO TERNYATA MALAH DISINI!" teriakan Jaehyuk dari arah jam 1 membuat Asahi mengurungkan niatnya mencari Ryujin.

"Apa si lo berisik banget ga malu apa?" sewot Asahi begitu berhadapan dengan Jaehyuk.

"Temenin nyari kado yuk." pinta Jaehyuk. Tak lupa dengan senyuman secerah matahari dia berikan.

"Males." jawab Asahi sambil berlalu, "Anjir. Ayolah Dar bantuin, ini soal kelanjutan hubungan gue sama Kyra." bujuk Jaehyuk sembari bergelayut di lengan Asahi.

"Berantem lo?" tanya Asahi, Jaehyuk ngangguk, "Emang kalau cewek ngambek kudu dibujuk gitu?" tanya Asahi lagi.

"Ya harslah anjir lo kaya ga pernah pacaran aja. Eh lupa kan emang ga pernah. Pokonya lo harus bujuk apalagi kalau itu emang salah lo." jawab Jaehyuk.

Asahi ngangguk, dia cuman heran aja sama sobatnya itu sering banget cekcok sama Winter, "Kali ini apa lagi ketahuan ngalusin apa ngelusin cewek?" tanyanya lagi.

"Bukan anjir lo mah suudzon terus, gue ga sebejad itu kali ah. Gue cuman lupa jemput dia kemaren sampe dia nungguin gue 5 jam." jelas Jaehyuk.

"Sinting." hardik Asahi, Jaehyuk cuman senyum sudah biasa dengan kata-kata menohok sahabatnya itu.

"Ayoklah bro bantuin nyari kado buat bujuk dia." bujuk Jaehyuk lagi, "Malas. Lo yang bucin gue yang repot." balas Asahi sambil lepasain tangan Jaehyuk dari lengannya.

"Lo liat Aqilla ga?" tanya Asahi, "Ga tau." jawab Jaehyuk. Setelah itu cowok tinggi dengan kemeja hitam itu berlalu begitu saja.

Balas dendam karena Asahi ga bisa dimintai tolong.


"Itu muka apa kain pel?" tanya Lia begitu Ryujin duduk dihadapannya.

"Kesel gue anjir. Menglelahkan sekali ngejar-ngejar Haidar. Tapi sayang kalau di lepas gue naksir soalnya." cerocos Ryujin sembari menggulingkan kepalanya ke kanan dan kiri meja.

"Ya lo yanh gerak duluan lah. Langsung tembak jangan nungguin dia kalau lama, sekarang udah zamannya emansipasi wanita." kata Lia.

Ryujin bangkit dengan wajah sumringah, "Iya juga ya. Tapi gue takut ditolak huhu." balasnya dengan wajah kembali kusut.

"Belom juga dicoba. Mending bilang daripada jadi korban ghosting." cibir Lia.

"Sumpah ua curhat sama lo ga ada gunanya banget." sesal Ryujin dengan wajah cemberut. Sedangkan Lia hanya tertawa.

"Tapi serius deh. Kalau lo ngerasa Haidar lama banget buat nyatain perasaanya sama lo sedangkan dia udah ngasi kode kaya waktu itu, mending lo yang gerak." Ryujin hanya diam sembari menimang perkataan Lia.

"Kemana aja si lo gue cariin juga." kata Asahi begitu bertemu Ryujin di depan kelas Ryujin.

"Ko lo tau gue ada kelas di gedung C si?" tanya Ryujin so galak padahal dalam hatinya dia mau menjerit kesenengan.

"Dari Jesslyn." jawab Asahi. Ryujin memandang Chaeryong yang tengah memainkan ponselnya di dalam kelas.

"Hahhhh yaudah lo mau apa?" tanya Ryujin, "Ga ngapa-ngapain si, cuman ga enak aja tadi liat lo tiba-tiba pergi gitu." jawab Asahi.

"Wow primitif. Gitu doang? Njirlah." cibir Ryujin, dia hendak masuk ke kelasnya begitu tangan Asahi menariknya untuk tetap diam.

"Ga itu aja si. Kata si Juan kalau cewek ngambek harus dibujuk. Tadi kan lo ngambek karena gue cuekin di perpus yaudah gue kesini mau bujuk lo." jelas Asahi.

Ryujin menggigit bibir bawahnya, tak habis pikir dengan ucapan Asahi. Dia kelewat polos atau memang bego.

"Cara ngebujuk ga gitu ya Haidar Galal Aditya. Lama-lama depresot gue nih." kesal Ryujin.

"Ya udaj si gue kan gue gausah disamain sama orang lain. Lo mau ga baliknya gue anterin? Sekalian nyari makan deh." ajak Asahi.

"Ya mau lah masa ngga mau." jawab Ryujin semangat, melupakan kalau dia lagi ngambek sama cowok dihadapannya.

"Kan lo mah emang ga harus dibujuk kalau gue ajak pasti iya iya aja." cibid Asahi dengan senyum tipisnya.

Ryujin cuman senyum lebar, "Haidar, kalau lo masih lama biar gue aja yang gerak duluan ya, gapapa kan?" tanya Ryujin.

Awalnya Asahi tak paham, tapi begitu melihat gerak-gerik Ryujin yang mainin jarinya Asahi paham arah pembicaraan Ryujin.

"Gausah. Biar gue aja ga akan lama ko tungguin aja bentar lagi. Gue tunggu di ruang musik bareng Banyu, kabarin kalau kelas selesai." kata Asahi dengan senyum manis sebelum pergi ninggalin Ryujin di depan kelasnya.

"Aaaaaaaaaa Jesslyn makasih banget udah kasi tau Haidar kalau kita ada kelas disini." heboh Ryujin begitu memasuki kelas.

"Apa si anjir? Sehat lo? Gue ketemu Haidar aja kaga dari kemarin." jawab Chaeryong.


ー𝕒 𝕥𝕠 𝕫ー

Haidar be like "Santuy aja neng nanti abang tembak gausah buru-buru"

Haidar be like "Santuy aja neng nanti abang tembak gausah buru-buru"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Duh dah lama bgt ga nulis book ini ya wkwkw

ーsandenim

A to Z | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang