Ryujin menghela nafasnya. Matanya masih asik memandangi langit-langit kamar kosnya.
Setelah diantar Asahi pulang kemarin pikirannya jadi kemana-mana. Apalagi perkataan Asahi makin bikin dia banyak pikiran.
"Katanya mau bahas lagi, tapi sampe sekarang ga ngehubungin tu anak." gumam Ryujin.
Tangannya meraih ponsel miliknya diatas nakas. Lalu dilihatnya room chat bersama Asahi yang masih sama. Dimana Asahi belum membalas pesannya dari semalam.
"Perasaan lo serius ga si Haidar?" gumam Ryujin.
Selang beberapa menit Ryujin bangkit lalu menekan tombol telpon pada nomor Asahi.
"Halo Haidar." sapa Ryujin begitu telponnya diangkat.
"Eh ko hp Haidar bisa sama lo Banyu?" tanya Ryujin.
"Sakit? Sakit apa? Gue kesana deh sekalian bawa bubur." heboh Ryujin sambil sambar jaket dan sepatunya
"Oke Banyu thanks gue kesana sekarang." kata Ryujin.
Setelah menutup telpon, Ryujin buru-buru memakai sepatu menyambar dompet dan kunci motornya lalu mengunci kamarnya.
"Tau gitu gue telpon dari semalem." gumam Ryujin penuh kekhawatiran.
〄
Sesampainya di kos Asahi, Ryujin memberanikan diri mengetuk pintu kamarnya.
"Cepet banget Teh Qilla." sapa Yedam begitu membukakan pintu kamar Asahi.
"Makasih Banyu. Ko lo ga bilang sakit si Haidar." kata Ryujin sembari berjalan masuk ke kamar Asahi.
Tapi langkahnya berhenti begitu melihat Asahi yang tengah tertidur dengan kompres di keningnya.
"Jangan berisik teh baru tidur barusan bang Haidar. Kalau gitu gue titip bang Haidar ya teh, nanti bangunin buat makan terus minum obat hue ada kelas soalnya 1 jam lagi." pinta Yedam.
Ryujin ngangguk, "Makasih banyak Banyu." lata Ryujin.
"Santai aja teh, lagian bang Haidar udah kaya keluarga buat kita." jawab Yedam.
〄
"Eungghhh." lengguh Asahi sembari membuka matanya perlahan.
"Udah bangun. Sekarang gimana enakan ga?" tanya Ryujin sembari mengambil kompres dari dahi Asahi dan mencelupkannya kembali pada air.
"Ko lo disini Qilla?" tanya Asahi setelah sadar sepenuhnya.
"Iya buat jagain elo. Banyu ada kuliah." jawab Ryujin sembari menempelkan kompres di kening Asahi.
"Makan dulu ya? Abis itu minum obat." bujuk Ryujin, Asahi mengangguk. Rasanya badannya lemas buat sekedar bangun dan duduk.
Selesai memanaskan bubur yang dibawanya tadi, Ryujin membantu Asahi duduk dan menyenderkannya pada tembok dengan alas bantal agar tidak sakit.
"Ga ada rasanya." rengek Asahi begitu satu suapan bubur masuk ke mulutnya.
"Namanya juga sakit. Lidah jadi ga berasa. Tapi harus tetep makan biar cepet sembuh. Lagian ngeyel banget disuruh mampir dulu nunggu ujan reda malah terobos aja." cerocos Ryujin yang dengan telaten menyuapi Asahi.
"Ya maaf. Lagian ga enak lama-lama di kosan khusus cewek." jawab Asahi.
Ryujin menghela nafasnya, setelahnya tak ada obrolan antara mereka sampai mangkuk berisi bubur itu kosong.
"Nih obatnya. Perlu yang manis ga?" tanya Ryujin setelah menyerahkan 3 tablet obat ketangan Asahi.
"Ga usah udah ada lo ini." jawab Asahi, setelahnya dia meneguk 3 tablet obat bersamaan.
Ryujin hanya diam sembari memandangi Asahi yang kini menyeka mulutnya dengan tisu.
"Sampai kapan lo mau berada di zona ini?" tanya Ryujin.
Asahi mendongak, "Maksudnya?" tanya Asahi.
"Iya, sampai kapan lo mau di zona ga mau ada ikatan apa-apa sama gue? Sampai kapan lo mau tetep ngerasa nyaman di zona sekedar saling tau perasaan masing-masing tanpa mau ada kejelasan?" tanya Ryujin.
"Guー"
"ーgue cewek Haidar. Gue juga butuh kepastian, bukan sekedar tahu. Gue mau punya hak cemburu, khawatir dan jagain elo dengan nyaman. Tanpa mikir, emang gue siapa elo." potong Ryujin.
Asahi terdiam, ditatapnya mata Ryujin yang mulai memerah. Dengan satu tarikan Asahi membawa Ryujin masuk kedalam pelukannya.
"Maaf gue selalu ada di zona nyaman bagi gue sedangkan bagi lo ngga. Aqilla gue sayang sama lo, tapi gue ga mau nantinya bawa kesedian buat lo. Tapi ternyata dengan gue pertahanin zona gue sendiri lo jadi sedih karena gue." ucap Asahi sembari mengelus kepala Ryujin yang mulai menangis di dadanya.
"Jadi, Aqilla Arudanti Lituhayu, kamu mau ga jadi pacar aku? Kamu mau ga bawa aku keluar dari zona nyaman aku?" tanya Asahi sembari melepas pelukannya dan memandang Ryujin penuh kehangatan.
Ryujin hanya mengangguk dengan airmata yang sudah membasahi pipinya, "Mau." jawabnya dengan suara serak.
Asahi terkekeh lalu mengusap pipi dan mata Ryujin yang basah, "Gausah nangis, eh iya tadi aku meluk kamu kalau ikutan sakit gimana?" kata Asahi.
"Gapapa asal sama kamu hehe." kekeh Ryujin.
Asahi tertawa, "Dasar bucin." ejeknya sembari menyentil dahi Ryujin.
ー𝕒 𝕥𝕠 𝕫 𝕤𝕖𝕝𝕖𝕤𝕒𝕚ー
Tadinya kepikiran satuin book Narendra sm a to z. Tapi ga mungkin masa Ryujin mau ada 2 awokwok
Akhirnya book ini selesai. Makasih banyak yang udah mampir dan apresiasi cerita ini 😊
Sampai jumpa di lain kesempatan ya brow👋🏻
Maskud dan book a to z pamit bye~ーsandenim
KAMU SEDANG MEMBACA
A to Z | Treasure
Фанфикー middle line ft girls ❝Penggalan kisah cinta sesuai huruf abjad❞ ーsandenim