SーSayang

1.2K 299 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





     Asahi mengerutkan dahinya. Dilihatnya film yang sudah dia putar sejak 45 menit lalu menampilkan adegan yang cukup romantis.

"Ih emang cewek kalau kelamaan di gantung seagresif itu kalau di tembak?" tanyanya sambil mematikan film di laptopnya.

"Si Aqilla gitu juga ga ya ntar?" gumam Asahi. Kini dia bebaring sembari menatap langit-langit kamar kosnya.

Sudah 1 minggu Asahi kembali ke kosan karena kampusnya sudah mulai Luring. Dan Asahi memilih kuliah offline ketimbang online yang menurutnya membosankan. Dan beruntungnya dia bisa ikut kuliah offline semester ini.

Tok tok

Ketukan di pintunya membuat Asahi segera bangkit dan membuka pintu.

"Mau ikut beli martabak ga Bang?" tanya Yedam yang sudah rapi dengan jaket bombernya.

"Tumben lo jajan jam segini?" tanya balik Asahi sambil melirik jam tangannya yang menunjukkan jam 8 malam.

"Mau ada temen main yaudah gue beli makanan buat ngemil." jawab Yedam. Asahi mengangguk.

"Boleh deh gue juga pengen kwetiau." jawab Asahi.

Yedam senyum lebar, lalu menyenderkan badannya pada dinding didepan kamar Asahi sambil menunggu yang punya kamar selesai siap-siap.


"Bang kwetiau 1 ga pedes, dibungkus." pesan Asahi begitu sampai di tukang kwetiau depan gang kosannya. Sedangkan Yedam di pedagang martabak berjarak 7 meter darinya.

"Mang nasi goreng 2 ya." pesan seseorang sembari duduk disebelah Asahi.

"Makan sini?" tanya abang penjual, "Ngga bungkus." jawab orang tadi sambil grasak grusuk keluarin ponselnya dari saku jaket parasit yang dipakainya.

Karena merasa risih dengan suara ribut disampingnya Asahi menoleh, "Jauh banget mainnya sampe depan kosan gue." kata Asahi sambil mandang heran gadis disampingnya.

"Lah Haidar?" kagetnya, "Iya Haidar bukan setan Aqilla." jawab Asahi.

Ryujin cuman terkekeh, "Duh dunia sempit bener, kayaknya kita emang berjodoh ketemu terus." kata Ryujin sembari melepas maskernya.

Asahi cuman diam, "Ngapain beli makan sampe kesini?" tanya Asahi sekali lagi.

"Katanya disini enak yaudah sekalian nyari angin aja." jawab Ryujin.

"Sendiri?" tanya Asahi, "Ngga. Sama temen satu kosan, bagi tugas dia beli boba." jawab Ryujin.

Asahi ngangguk, Ryujin menyunggungkan senyum manisnya sampai lesung pipinya terluhat dengan mata yang masih asik menatap Asahi disampingnya.

"Ngapain si?" tanya Asahi, "Gue kayaknya bakal bucin banget deh sama lo Haidar." jawabnya.

Asahi memdengus, sudah bosan sebenernya dia mendengar gombalan Ryujin dari semenjak sering video call selama pandemi dan karantina. Tapi hal itu juga yang menjadikannya lebih tahu bagaimana seorang Aqilla Arudanti Lituhayu.

"Hilih bicit." jawab Asahi sembari menaikkan masker Ryujin.

"Ish bener tau! Makannya ayok jadian ajalah biar jelas kita." Asahi hanya mandengus.

"Ogah." jawaban Asahi sukses bikin Ryujin mengehela nafasnya kasar.

"Kalau gitu izinin gue nyerahlah lo pikit ga cape apa di ghosting sama lo." gerutu Ryujin.

"Lo ga sayang gue ya Haidar?" tanya Ryujin dengan nada seriusnya.

Asahi menoleh, menurunkan maskernya lalu menangkup kedua pipi Ryujin.

"Kalau gue ga sayang ga bakal lagi gue peduliin elo dari waktu lo ngejauh dari gue." jawab Asahi.

Ryujin hela nafas setelah tangkupan Asahi di pipinya terlepas, "Gitu aja terus. Jangan-jangan lo gini ke semua cewek?" tuduh Ryujin.

Asahi menggeleng, "Yang berani deketin gue aja cuman elo, gimana mau ngomong kaya gitu ke cewek lain." jawab Asahi.

"Qilla, tiap orang punya caranya sendiri buat nunjukkin rasa sayang. Dan gue bukan tipe orang blak-blakan dan umbar sana-sini." tambah Asahi.

"Udah si tunggu bang Haidar nembak bentar lagi teh, sekarang ambil tuh pesenan kalian kasian mamangnya nungguin dari tadi." potong Yedam yang berdiri di sebelah pedagang nasi goreng dan kwetiau.

"Anjir malu gue! Maaf ya Pak berapa semuanya?" tanya Ryujin segera bangkit dan buru-buru bayar pesanannya.

"Duluan ya Banyu, Haidar." pamit Ryujin dari atas motor.

"Hati-hati." pesan Asahi sembari menepuk tangan Ryujin yang berada di atas stang motor.

Ryujin terkekeh lalu berlalu meninggalkan Yedam dan Asahi yang masih setia berdiri didekat gerobak penjual nasi goreng dan kwetiau.

"Bang jangan bilang-bilang saya negbucin disini tadi." bisik Asahi sebelum menyusul Yedam yang jalan lebih dulu menuju kosan mereka.

ー𝕒 𝕥𝕠 𝕫ー



Ga tau nulis apaan njir😭

Ga tau nulis apaan njir😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

eaaa...

ーsandenim

A to Z | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang