MDSG part 33

32.2K 2.1K 54
                                    

Maunya up tadi malam. Tapi sayang nasib malangku pas mau publish eh mendadak KUOTA HABIS sodara-sodara!!!!💔
Sumpah semalem Jeje kesel banget! 😭😭😭

_______________

Enjoy the reading good people

🌸🌸🌸

"Pantesan. Tuh cincin mentereng buanget kak," celutuk Deo disela kunyahannya mengunyah pisang goreng.

Pricil mengulum senyumnya."Gimana, cantik kan?" tanyanya seraya memperlihatkan jari manis kanannya.

"Hm, cantik sih. Tapi yang pake yang jelek...bwahahaha!" ejek si Deo. Langsung saja ia mendapat lemparan bantal sofa dari Pricil, tepat mengenai wajahnya dan membuat remaja laki-laki itu tersedak heboh.

"Bwuhuk...ohokk!!"

"Pfftt, nah kan keselek! Rasain lu! Emang gak ada kapok-kapoknya sih lo cari gara-gara ama ka Sisil," si Dio tertawa puas diatas penderitaan saudara kandungnya.

Deo meminum tehnya dengan cepat lalu mendelik tajam pada Dio."diem lu, botak!" setelah itu menatap Pricil sambil cengengesan.

"Elah, kak. Deo kan jaskiding. Iye deh cincinnya cantik kok, sama yang pake juga, cuantik. Puas kan?"

Pricil refleks memasang senyum manis gula jawanya,"ih adek kakak kok mulutnya bisa manis gitu ya, tapi pas dengarnya malah bikin eneg!"

"Ih kakak mah, malah diejek balik.....uanjirrrr!" gerutu si Deo mengundang gelak tawa Pricil dan Dio.

"Oalah pada heboh. Lagi ngomong opo toh yo kalian?" tanya Rima kepo. Wanita paruh baya itu datang membawa sepiring pisang goreng yang baru saja ia angkat dari panci penggoreng.

"Ini Buk, si Deo tadinya bikin kesel kak Sisil. Kak Sisil lemparin dia pake bantal sofa terus keselek deh dianya!" kata Dio seraya mencomot pisang goreng dari piring. Rima yang mendengarnya pun berdecak geleng-geleng kepala.

"Buk, Bapak mana?" tanya Pricil pada Rima yang duduk disampingnya.

"Bapak lagi mandi, nduk," jawab Rima lalu beralih menatap kedua anak laki-lakinya yang sebentar lagi akan menghabiskan semua pisang goreng dipiring. Ia menepuk gemas punggung tangan Deo dan Dio bergantian,"kalian ini.....sisain buat Bapak juga toh. Ntar Bapak ngamuk terus ngancem uang jajan kalian berdua dipotong baru tau rasa!"

Deo dan Dio hanya menyengir lebar, tapi dalam hati mereka, kedua remaja itu bergidik ngeri. Ogah banget uang jajan kita dipotong!!! batin Deo dan Dio serempak.

Rima menjatuhkan pandangannya ke cincin yang ada dijari manis Pricil.

"Cincinnya cantik sekali, nduk. Pinter banget ya nak Daniel milih cincinnya," puji Rima membuat Pricil tersipu dan senyam-senyum sendiri.

"Jadi ingat waktu Bapakmu melamar Ibu dulu,"

"Ayo dong, Bu. Ceritain dikit...." Pricil tiba-tiba jadi kepo.

"Yo wes. Nih yang ngomong-ngomong soal cincin, coba tebak waktu Bapak ngelamar ibu kamu tahu nggak cincinnya terbuat dari apa?"

Pricil spontan mengernyit bingung,"emang terbuat dari apa, Bu?"

Deo dan Dio yang dari tadi sibuk mengunyah pisang goreng seketika juga ikutan kepo.

"Dari tanaman!"

Sontak mata ketiganya membelalak sempurna.

"Serius, Bu???"

"Ya seriusan toh, nduk. Ibu ingat sekali waktu itu Bapakmu melamar Ibu di pinggir sawah pas pulang sekolah. Ibu ndak tau Bapakmu dapet darimana itu tanaman, terus dikepang Bapakmu jadi cincin. Duh Ibu dah lupa pula tanaman apa yang dipake bapakmu waktu itu," jelas Rima membuat ketiga anaknya menganga. Barulah detik kemudian ketiganya pecah tawa.

Mr Duren And Silent Girl - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang