MDSG part 15

43.7K 2.7K 176
                                    

______________________
Don't be siders!!

Plagiats jauh-jauh!!!
______________________

Mulmed : Song by Phoebe Ryan - Mine 🎵

___________________
Hola good people!

Aku appreciate banget buat kalian yang masih stay tune dan dukung terus cerita ini. lope u all so much. Makasih banget. Dukungan dari kalian bikin aku tambah semangat untuk berkarya.

Jangan malu-malu untuk koreksi jika ada typo. Langsung saja komen di kolom komentar ya sip sip?

Oke langsung saja ini dia........

Happy reading!

🌸🌸🌸

Jenita mengerutkan alisnya heran ketika ia menatap Pricil yang duduk disampingnya sedang melamun.

Dari ekspresi wajah Pricil Jenita menduga sahabatnya itu seperti tengah memikirkan sesuatu.

Padahal Jenita tau selama ini sahabatnya itu selalu fokus dan tidak pernah melamun selama pelajaran berlangsung. Dan kali ini, untuk pertama kalinya ia mendapati Pricil melamun di dalam kelas.

Ya, saat ini pikiran Pricil berkelana pada kejadian dua hari lalu yang membuatnya nyaris jantungan ditempat.

"Marry me, will you?"

Pricil sukses terkesiap. Napasnya seketika terasa sesak. Mulut mengaga. Jantungnya pula berdebar-debar tak karuan.

Syok sudah pasti. Bagaimana tidak? Ia tak menyangka kalau duda keren di sampingnya itu akan tiba-tiba melamarnya.

"Me-menikah?" tanya Pricil memastikan kembali. Lidahnya bahkan terasa kelu saat mengucapkan kalimat itu.

Daniel menganggukan kepalanya. Sorot mata pria itu menatap Pricil begitu dalam.

"Menikahlah dengan saya," 

Pricill menggelengkan kepalanya pelan. Ia amat sangat terkejut.

Tidak. Ini tidak mungkin, Daniel pasti tidak serius, batin Pricil.

Pricil akhirnya menarik kesimpulan sendiri, mengira ajakan Daniel barusan mungkin dikarenakan pria itu masih dalam pengaruh obat, atau mungkin pria itu hanya gurauan saja.

Dengan sedikit keberanian Pricil mengulurkan sebelah tangannya lalu meletakkan punggung tangannya di kening Daniel,"Kamu sepertinya masih sakit, ya?" tanya Pricil polos sambil mengerutkan alisnya.

Udah gak demam kok, batin Pricil.

Daniel relfeks mendelik tajam. Ia tak menyangka lamarannya hanya dianggap candaan oleh gadis itu.

"Apa kamu pikir saya sedang bercanda, hm?" suara pria itu berubah dingin.

Pricil meneguk ludahnya susah payah. Cepat-cepat ia langsung menjauhkan tangannya dari kening Daniel.

Dear God, jadi dia serius?? batin Pricil.

"Daniel, apa kamu mengerti dengan apa yang baru saja kamu katakan?" tanya Pricil lirih.

Daniel mengerutkan alisnya,"Bagian mana dari perkataan saya yang menurut kamu tidak saya mengerti?" tanya balik Daniel dengan suara beratnya.

Pricil menghela napasnya pelan. Jujur, ia merasa ini terlalu mendadak.

"Maksud saya. Pernikahan itu tidak main-main, Dan. Sekali seumur hidup. Dan kamu tiba-tiba mengatakannya seperti itu, ju-jujur saja saya sangat terkejut," ungkap Pricil serius.

Mr Duren And Silent Girl - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang