MDSG part 3

57.7K 3.8K 586
                                    

______________________
Don't be siders!!
Plagiats jauh-jauh!!!
______________________

Happy weekend good people!

Terima kasih banyak buat kalian yang sudah mampir baca cerita ini.
Lope u all 💕

Jangan lupa vote+comment+share cerita ini ke teman-teman kalian ya

Happy reading

🌸🌸🌸

Selesai makan siang di kantin bersama kedua sahabatnya, Pricil pamit sebentar pada mereka untuk pergi melakukan konsultasi ke ruangan dosen pembimbingnya.

"oh saudari Pricillia, silahkan duduk." Sambut pria paruh baya yang memakai kacamata padanya yang baru saja memasuki ruangan.

"terima kasih, sir Simon. Saya ke sini mau konsultasi mengenai skripsi saya. Ini sir, silahkan di cek dulu." kata Pricil seraya menyerahkan map berisi skripsi mentahannya.

"baik, tunggu sebentar saya cek."

Setelah beberapa menit menunggu dalam keheningan, dosen pembimbing gadis itu mulai angkat bicara.

"Bagus, tidak ada kesalahan lagi yang saya dapati di bab kali ini. Teori-teori nya juga masuk akal," 

"Terima kasih banyak sir. Jadi apakah saya sudah boleh lanjut ke bab 3?" tanya Pricil dengan tenang. Tapi tak bisa menyembunyikan perasaan senangnya.

"oh iya sudah bisa. Malah lebih cepat lebih baik. Di situ saya juga melampirkan beberapa referensi untuk kamu pakai dibab selanjutnya. Semoga berhasil, saudari Pricillia,"

Senyum mengembang terpancar diwajah Pricil.
"terima kasih banyak, sir Simon. Kalau begitu saya pamit permisi dulu." katanya yang dibalas anggukan kepala oleh pria paruh baya itu. 

Ia lalu bangkit berdiri dari duduknya dan segera keluar dari ruangan itu dengan hati senang.

Thanks God.....sebentar lagi skripsi gue akan selesai....batin Pricil.

"Sil, ini udah jam berapa?" tanya Jenita pada Pricil.

Yang ditanya spontan melirik arloji miliknya.
"um, jam setengah satu sih. Emang napa Jen?"

"iya nih, emang lu mau ke mana sampe tanya jam segala, Net?" tanya Brigitta kepo.

"eh curut! Sekali lagi lo panggil gue Net, gue tendang bokong lo!" protes Jenita yang keberatan namanya dipanggil 'Net'. Emang gue net voli apa? batin Jenita.

"adaww santui kali sis santuiii. Iya maap deh, Jen, gak lagi." ucap Brigitta menyengir.

Pricil yang menyaksikan interaksi dua makhluk di sisi kiri dan kanannya itu hanya bisa diam geleng-geleng kepala. Seakan sudah terbiasa melihat tingkah keduanya yang selalu ribut layaknya tom & jerry."Udah ah stop kalian berdua. Kayak bocah aja!" cibirnya. 

"teheee....iya mamiii!" ucap Jenita dan Brigitta serempak kemudian menyengir kuda. Yang langsung saja dibalas delikkan tajam dari Pricil.

"Oh iya, emang ada apaan Jen, sampe lu nanya jam ke gue?" tanya Pricil penasaran.

"Begini. Kan kelasnya sir Kendra nanti jam dua. Gimana kalo kita ke perpustakaan kota sebentar aja? Gue mau cari referensi skripsi di sana,"

"Aelah Jen, ngapain juga jauh-jauh ke sana, mending ke perpustakaan kampus aja!" protes Brigitta.

"gak ah! Perpustakaan di kampus kita kurang lengkap buku-buku referensinya! Lagian cuma deket kok dari kampus kita!" sanggah Jenita.

"iya juga sih tapi......." Brigitta nampak ingin protes tapi langsung saja dipotong cepat oleh Jenita.

Mr Duren And Silent Girl - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang