Absen dulu!
Jangan lupa vote coment dan bagikan ke teman-temannya, ya.
Terbarkan komen sebanyak-banyaknya.
Jangan jadi sider!
Ntar, pisauku melayang kemana-mana.
Happy reading
***
"Kenapa kamu mengikutiku?" tanya Eric dingin.Gadis itu malah mengerjapkan matanya. Dia tidak menjawab pertanyaan dari cowok itu. Gadis itu malah menatap heran bola mata berwarna hitam dan dingin milik Eric. Matanya terus menatap bola mata cowok itu penuh selidik. Gadis itu terlihat aneh dengan tingkahnya.
"Aneh," ucap Eric singkat dan dingin.
Cowok itu melewati gadis itu begitu saja. Saat melangkahkan kaki -menaiki anak tangga. Sontak cowok itu kehilangan keseimbangan akibat perutnya yang semakin terasa nyeri.
Tap.
Percayalah, ini terbalik. Bukannya cowok yang menangkap seorang gadis. Tapi, ini seorang gadis yang menangkap seorang cowok yang hampir saja terjatuh.
Gadis itu menatap wajah dingin Eric datar. Sesaat pandangannya teralihkan ke arah perut cowok itu yang terluka. Dia tersenyum lalu membantu cowok itu berdiri.
Eric menepis tangan gadis itu dari tubuhnya. "Jangan sentuh aku, aku tidak apa-apa."
Eric kembali melangkahkan kakinya -menaiki anak tangga ke dua pilihan, dan itu yang terakhir. Pandangan cowok itu teralihkan kepada gadis yang menolongnya tadi. Gadis itu melewati Eric begitu saja. Entah, kemana gadis itu pergi.
Eric kembali melangkahkan kakinya menuju salah satu toko penjualan berlian. Setelah selesai menjual red diamond itu. Cowok itu menyimpan seluruh uang hasil jualannya di dalam atmnya. Cowok itu keluar dari toko penjualan berlian itu.
Sekarang tujuannya adalah mencari sebuah hotel untuk tempatnya tinggal. Cowok itu berjalan di tepi trotoar jalan kecil. Terlihat beberapa mobil berlalu lalang tidang cepat.
Langkah kaki cowok itu terhenti saat seseorang melingkarkan sebuah kain berwarna putih yang terlihat lumayan panjang ke perutnya yang terluka.
Gadis yang bernama, Ailen itu mengikatkan kain yang dilingkarkannya di perut Eric yang terluka. Eric menunduk. Dia menatap nanar gadis yang tengah menolongnya. Gadis itu mendongak setelah selesai mengikat kain putih itu di perut Eric. Gadis itu tersenyum.
"Siapa namamu?" tanya Eric dingin.
Gadis itu terlihat bingung. Dia mencoba untuk berpikir. Dia tidak tahu. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan pria itu. Dia hanya menggeleng kaku.
Eric melirik ke arah kalung yang bertuliskan nama gadis itu dan sebuah manik berwarna hitam ditengah-tengah namanya. Kalung yang melingkar di leher gadis itu.
Ailen.
Eric hanya menatap gadis itu tajam dan dingin. Cowok itu kembali melangkah untuk mencari hotel. Dari belakang, gadis itu berlari mengikuti cowok itu.
Ailen berdiri di depan Eric dan itu membuat langkah kaki Eric terhenti. "Terima kasih telah memberi aku nama." Ailen tersenyum. Kenpa gadis itu sangat aneh? Apakah dia amnesia?
Eric mengernyitkan keningnya heran. "Terima kasih?"
"Kamu orang Indonesia?" lanjut Eric.
Ailen mendongak, menatap heran Eric. "Ha? Indonesia?"
"Indonesia? Aku tidak tahu," jawab gadis itu polos.
"Dasar gila!" ketus Eric lalu beranjak dari hadapan gadis itu. Cowok itu berjalan tertatih-tatih.
Dari belakangnya, gadis itu terus mengikutinya. Eric mendengus kesal.
"Jangan ikutin aku!" seru Eric membuat langkah kaki gadis itu terhenti.
"Kalau kamu tidak ingin mati!" lanjut Eric.
Deg.
----oOo----
See you next part!
Maaf pendek:v
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Psikopat
Teen FictionSeorang psikopat berdarah dingin, kejam, dan sadis. Eric Vrans Aldergan, seorang cowok yang memiliki sisi gelap dan berjuta rahasia. Biasanya cinta dipertemukan dengan indah. Tapi, tidak dengan cowok itu. Afra Aileen Inara, seorang gadis polos yang...