Abesn dulu!
Jangan lupa vote coment dan bagikan ke teman-temannya.
Jangan jadi sider karena itu menyakitkan hatiku.
Happy reading
***
Ailen berdiri di depan pintu hotel yang dikediami oleh Eric. Gadis itu mendongak -menatap awan yang putih dan langit yang biru. Dia mencoba untuk tersenyum tapi, terlihat tidak ikhlas. Tegar.
"Aku harus ke mana, Tuhan?"
"Aku tahu, kalau aku sudah berada di Positano. Tapi, kenapa harus seperti ini?"
Ailen menghela nafas panjang lalu tertunduk lirih. "Aku benar-benar tidak punya tujuan hidup. Mati pun tak bisa."
Ailen melangkah beberapa langkah. Gadis itu menuruni anak tangga yang menghubungkan pintu depan dengan jalan yang dibuat khusus untuk pejalan kaki, lumayan luas. Kaki gadis itu berhenti melangkah di tangga kedua.
"Aku tidak bisa pergi dari sini," lirih Ailen lalu duduk di atas anak tangga kedua. Gadis itu menenggelamkan wajahnya sambil menangis tersedu-sedu. Panas matahari menghantam pucuk kepala gadis itu. Gadis itu terlihat lusuh dan lemah.
"Kenapa malaikat maut tidak mau mencabut nyawaku sekarang? Untuk apa aku hidup ratusan tahun jika cinta sejati itu belum datang juga?
____Batas Hidup____
Setelah selesai membersihkan tubuhnya dan mengenakan pakaian. Cowok itu telah membeli beberapa pakaian di sekitar hotelnya sebelum dia menyewa hotel ini pribadi. Cowok yang mengenakan baju kaos hitam dsn celana training hitam itu berjalan ke atah kasurnya. Dia membaringkan tubuhnya di atas kasur king size itu.
Matanya menatap langit-langit kamar hotelnya. Hotel yang mewah, tapi seperti sebuah rumah yang di desai layaknya seperti kerajaan Eropa. Pikiran Eric mengingat semua kejadian yang menimpanya kemarin, hingga hari ini. Dia mengingat pertemuannya dengan gadis aneh. Gadis yang terlihat manja di depannya, hingga gadis itu berani-beraninya mencium pipinya.
Eric benar-benar bingung. Dia tidak bisa membunuh gadis itu. Hatinya terus menolak. Perasaannya tidak karuan. Saat dekat dengan gadis itu, jantungnya terus berdetak. Apakah dia jatuh cinta? Tidak mungkin, karena seorang psikopat seperti dia tidak pernah jatuh cinta, kecuali pacaran lalu memutilasi pacarnya, hingga tewas karena pengkhianatan, maupun tidak.
"I love you, aku akan menunggumu. Walaupun, menyakitkan."
Kata-kata itu sekarang berputar di dalam benak Eric. Cowok itu mengacak rambutnya frustasi lalu bangkit dan beranjak dari atas kasurnya. Cowok itu keluar dari dalam kamarnya.
Kakinya melangkah menuju ruang tengah. Hari ini terasa sangat membosankan. Dia tidak bisa apa-apa. Temannya Charlie sudah pergi entah ke mana. Cowok itu hanya ingin mendengarkan jeritan dari korbannya. Sekarang dia tidak bisa keluar karena di luar berbahaya bagi hidupnya.
Kakinya berhenti melangkah saat melihat seorang gadis tengah duduk sambil tertunduk di depan hotelnya. Eric melihat jelas gadis itu dari balik kaca jendela hotelnya yang lumayan besar. Dia melangkahkan kakinya menuju jendela itu.
Mata Eric menatap lekat gadis yang tengah tertunduk sendu itu dari balik jendela. Ternyata, Ailen belum pergi. Gadis itu mendongak lalu menoleh ke belakang. Dia mendapati tatapan dingin dari seorang psikopat sadis. Mata gadis itu terlihat berair-air dan bengkak. Raut wajahnya terlihat sendu.
Kepala Eric terasa sakit. Dia merasa tidak asing dengan gadis itu. Seperti ada ikatan masa lalu. Tapi, kapan? Dia tidak pernah memiliki kekasih. Apalagi teman dekat cewek. Ada, sih tapi itu si ceweknya yang ngebet. Tapi, ada juga satu teman cewek Eric tapi di Indonesia. Mereka memang dekat, sekarang terpisah jarak.
Eric membalikkan badannya. Sedangkan, Ailen masih menatap cowok itu sendu dari balik jendela hotelnya, Eric. Ailen mengalihkan pandangannya. Dia kembali menatap lurus ke depan lalu tertunduk sendu. Perutnya terasa sakit karena belum makan.
Eric menoleh ke arah gadis itu dingin, sebelum dia melangkah ke arah sofa yang berada di ruang tengah. "Kenapa aku harus peduli. Mau dia mati sekalipun, aku tidak peduli."
Eric menyandarkan tubuhnya di atas sofa setelah menyetel film bertema psikopat. Cowok itu manatap nanar layar telivisi yang tengah menayangkan seseorang gadis yang tengah dibunuh dan dimutilasi oleh seorang psikopat sadis. Perasaannya kembali tenang setelah mendengar jeritan dari balik telivisi itu. Cowok itu tersenyum miring, hingga akhirnya dia membaringkan tubuhnya dan terlelap dalam tidur dan mimpinya.
Mimpi masa lalu yang selalu menghantuinya.
____Batas Hidup____
Spam, next!
See you next part!
Selasa, 2 Maret 2021
![](https://img.wattpad.com/cover/259503776-288-k789650.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Psikopat
Novela JuvenilSeorang psikopat berdarah dingin, kejam, dan sadis. Eric Vrans Aldergan, seorang cowok yang memiliki sisi gelap dan berjuta rahasia. Biasanya cinta dipertemukan dengan indah. Tapi, tidak dengan cowok itu. Afra Aileen Inara, seorang gadis polos yang...