Flashback
Seorang gadis dengan baju serba putih tengah berada di lapangan hukuman mati. Kepala gadis itu akan digantung di tali yang telah disediakan. Banyak warga-warga yang menyaksikan. Karena ulah gadis itu, pembunuhan terjadi dimana-mana. Mereka mengira gadis yang bernama Ailen itu adalah gadis terkutuk di kota dan ia harus dihukum mati.
Ailen berjalan keluar dari kerajaan dengan tangan terikat. Di belakangnya terlihat dua pengawal yang menodongkan pedang runcing ke arahnya. Mata gadis itu terlihat sembab, tubuhnya lusuh tak bergairah. Raut wajahnya terlihat pasrah. Kakinya berjalan menaiki anak tangga kayu lalu berdiri di tengah-tengah kerumunan. Ia melirik ke arah seorang pria yang tidak punya hati kepada anaknya sendiri demi kekuasaan. Siapa lagi kalau bukan ayahnya, Dan.
Dan tersenyum miris ke arah Ailen. Ailen adalah anak hasil perselingkuhan istrinya. Dan ia benar-benar ingin melihat gadis itu menderita. Kekuasaan Baron juga direbut oleh Dan.
Ailen mengalihkan pandangannya ke arah tali yang ada di hadapannya. Tali yang akan menghabisi hidupnya. Ia tidak berharap banyak. Ia bakalan tau bagaimana endingnya.
"Hari ini! Akan dilaksanakan hukuman mati kepada Afra Aileen Inara atas perbuatannya sebagai pembunuh terkutuk," ucap seorang pengawal.
Ailen hanya tertunduk, diam. Dua pengawal terus menodongkan pedang ke arah Ailen dan memaksa gadis itu untuk menggantungkan dirinya ke tali. Seorang pengawal mengalungkan lingkaran tali ke leher Ailen, sebelum gadis itu di dorong dan tercekik mati.
Baron? Pria itu entah dimana. Sejak ia menyelamati Ailen dari kerajaan. Pria itu di hukum cambuk hingga pingsan lalu dibuang ke jurang. Ailen benar-benar tidak berharap lebih, kecuali mati.
Ailen berniat untuk membunuh siapapun yang membuatnya menderita. Entah apa yang membuat gadis itu berniat buruk. Raut wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi. Tidak seperti dirinya yang dulu.
"Buruan loncat!" titah seorang pengawal, setelah melepaskan ikatan tangan Ailen.
Tanpa berpikir panjang, Ailen meloncat dengan wajah tersenyum miris. Bukannya gadis itu tercekik, tapi talinya malah putus. Ia tidak tahu kenapa tali itu tiba-tiba putus. Kelihatannya, karena tali itu sudah dipotong oleh seseorang.
Ailen langsung bangkit lalu mengambil pedang pengawal yang ada di dekatnya. Ia tersenyum puas. "Kalian semua akan mati!"
"Kau?! Beraninya Kau!" bentak Dan.
Ailen berjalan menghampiri Dan. "Ayah? Kau tak pantas disebut sebagai Ayah! Dasar manusia rakus!"
"Dasar anak haram!" bentak Dan.
"Ya! Kau benar! Aku anak haram!" ujar Ailen lalu terkekeh miris. "Tapi Kau tega membunuh darah dagingmu sendiri! Kau membunuh istrimu yang tengah hamil!"
Seketika Dan terdiam. Ailen tersenyum miris ke arah Dan. Ia membelakangi laki-laki itu. Ailen bersiap-siap dengan pedangnya. "Seharusnya Kau yang mati!"
Rahang Dan mengeras, ia mengeluarkan pedangnya lalu menancapkannya ke arah Ailen, begitu juga dengan Ailen, mereka melakukannya secara bersamaan. Tapi, Ailen terkejut saat seorang pria menatapnya dengan penuh bahagia.
"Aku tidak apa-apa," lirih pria itu.
Ailen menatap nanar Baron yang melindungi dirinya. Bukannya Ailen, tapi pria itu yang tertancap pedang Dan. Sedangkan Ailen mengurungkan niatnya saat melihat Baron tertusuk pedagang. Pedang di tangannya terjatuh begitu saja.
Dan tersenyum puas. Ailen menatap Dan benci. Gadis itu juga mengira kalau Baron sudah mati.
Ailen berjalan menghampiri Baron. Air bening menetes dari sudut matanya. Bisa-bisanya laki-laki yang berada di hadapannya itu tersenyum.
"Aku berhasil menyelamatkanmu," lirih Baron. "Sekarang aku bisa tenang."
"Aku mencintaimu Ailen. Aku mencarimu setelah pernikahan kita gagal. Aku pikir kamu membenciku-"
Ailen memeluk tubuh Baron begitu saja, hingga membuat ia mendongak dan matanya membulat. Baron menelan susah salivanya dengan mata mendelik. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali lalu menatap nanar Ailen yang tersenyum ke arahnya.
"Aku juga mencintaimu...." lirih Ailen.
Ailen semakin mengeratkan pelukannya, hingga ia tertidur lelap dalam dekapan Baron. Ailen menusukkan dirinya ke pedang yang tertancap di perut Baron.
"K-kita a-akan bersama..." lanjut Ailen sebelum menutup matanya.
____Batas Hidup____
Liana, mama tiri Eric. Wanita itu berjalan dengan angkuh di koridor rumah sakit. Raut wajahnya terlihat bahagia. Ia berjalan menuju salah satu kamar yang ada di rumah sakit. Sekarang, ia sedang berdiri di depan pintu. Ia membenarkan posisi rambutnya dan mengenakan air tetes mata di sudut matanya lalu membuka pintu dan melangkah masuk.
Liana menghampiri seorang pria yang terbaring lemah di atas brankar. "Pa?"
Pria bernama Dion itu terbangun dari tidurnya. Ia mengetahui keberadaan istrinya. Ia menatap wanita itu dalam. "Mama udah nemuin Eric?"
Liana mengangguk dengan raut wajah sedih. "Tapi, Eric sudah ga ada."
"Maksud Mama?"
"Eric sudah meninggal."
Liana melihatkan rekaman sebuah vidio di ponselnya. Sebuah berita tentang kematian seorang pria akibat kecelakaan, hingga ia masuk jurang. Dion terdiam saat mendengar nama anaknya disampaikan oleh reporter. Air bening menetes dari sudut matanya.
"Eric sudah ga ada, Pa. Papa harus ikhlas. Mama tau Papa bakalan terpukul. Mama juga Pa. Mama ga nyangka Eric bakalan ninggalin kita. Tapi, Papa ga usah khawatir. Kita masih punya Argas."
Liana memberikan sebuah dokumen yang dipegangnya sedari tadi. Ia memberikannya kepada Dion. "Papa harus tanda tangan ini, sebelum semuanya terlambat. Penentuan harta warisan harus dilakukan secepatnya. Lagian Eric juga sudah bahagia."
Dion menoleh ke arah Liana. Ia mengambil pena yang ada di tangan Liana lalu menandatangani harta warisan yang akan jatuh ke nama Argas dan Liana. Liana tersenyum puas saat rencananya berjalan lancar.
"Pa. Mama sayang Papa. Eric pasti bangga lihat Papa. Mama akan kirim Papa bertemu Eric," ucap Liana sambil mengelus kening hingga pipi Dion.
Tanpa berpikir panjang, Liana melepaskan seluruh selang-selang yang terpasang di tubuh Dion lalu melenggang pergi begitu saja.
"Sana susul anak mu di neraka!"
___Batas Hidup___
Update lagi nih
Apa kabar kalian?
Masih nungguin ga?
Spam next!
See you next part!
Kamis, 31 Maret 2022
![](https://img.wattpad.com/cover/259503776-288-k789650.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Psikopat
Teen FictionSeorang psikopat berdarah dingin, kejam, dan sadis. Eric Vrans Aldergan, seorang cowok yang memiliki sisi gelap dan berjuta rahasia. Biasanya cinta dipertemukan dengan indah. Tapi, tidak dengan cowok itu. Afra Aileen Inara, seorang gadis polos yang...