26. Notebook

3.3K 280 7
                                        

Nb: subjeknya emang agak berantakan kadang Lo-gue, kadang aku-kamu. Aku lagi malas revisi. Intinya pakai aku-kamu.

Eric

Ailen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ailen

Ailen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

26. Notebook

Ailen berjalan gontai ke arah ruang tengah. Ia menghampiri Eric yang tengah menonton televisi, film action. Tubuh gadis itu terlihat bergetar ketakutan. Ia masih bingung, apa yang akan ia katakan pada pria itu, kalau tau Gisella mati di tangannya.

"Eric?" panggil Ailen yang berdiri di belakang Eric.

Eric menoleh ke belakang. Ia mendapati Ailen. Pria itu tersenyum kecil ke arah istrinya, Ailen. "Kamu kemana aja?"

"A-aku-" jawab Ailen gelagapan.

"Oh iya, Gisella udah pulang duluan. Dia ga sempat pamit, katanya ada urusan mendadak," potong Eric.

Ailen mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia terheran-heran dengan ucapan Eric. "G-Gisella udah pulang?"

"Iya, barusan. Emangnya kenapa?" tanya Eric sedikit heran.

"N-nggak, nggak ada apa-apa," balas Ailen masih tidak percaya.

Eric bangkit. Ia berjalan menghampiri Ailen. Pria itu mengecup kening istrinya. Tanpa, ia sadari, tangan Ailen terluka. "Aku pergi dulu. Ada urusan di luar. Kamu jangan kemana-mana."

Eric langsung beranjak dari hadapan Ailen, setelah menyelesaikan ucapannya. Ia masih diam membatu. Belum percaya, kalau Gisella sudah pulang. Jelas-jelas perempuan itu ada di toilet.

Kepalanya terasa sakit. Ailen mencengkeram rambutnya. Ia masih penasaran. Pada akhirnya, ia berjalan ke arah toilet untuk melihat Gisella.

Ia menghela nafas kasar, perlahan-lahan ia membuka pintu toiletnya. Matanya mengerjap beberapa kali, terheran-heran. Ia tidak melihat Gisella di dalam toilet itu. Kaca toilet juga tidak pecah. Semuanya terlihat utuh. Seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Ailen melangkah mundur. Ia bergidik ngeri lalu menutup pintu toilet. Tubuhnya bergetar sambil mengigit kukunya. Ia membalikkan badannya lalu berlari ke dalam kamarnya cepat.

Tanpa berpikir panjang, ia mengambil notebook pemberian malaikat maut di dalam laci nakas. Ia mengambil notebook itu lalu duduk di atas kasur. Ia menghela nafas kasar, sontak ia terkejut, saat ia mendapati sebuah tulisan di halaman salah satu buku.

'Tahan dirimu atau kamu akan melukai siapapun, termasuk dirimu sendiri.'

Ailen kembali membuka halaman berikutnya.

'Jangan ulangi dosa masa lalumu.'

Ailen mengerjapkan matanya beberapa kali, saat tulisan-tulisan yang ada di buku itu menghilang. Ia benar-benar merasa bingung. Ada apa sebenarnya ini? Ia mendongak, saat malaikat maut muncul tiba di hadapannya.

"Kamu memperlihatkan sisi buruk dari dirimu. Jangan ulang kesalahan masa lalumu. Dosamu sudah sangat besar. Buang jauh-jauh pikiran burukmu tentang siapapun. Karena itu bisa membuatmu gila," ucap Malaikat maut.

"Aku ga ngerti. Aku tidak ingin Eric kenapa-kenapa. Setelah semuanya selesai, aku hanya ingin dia bahagia," ucap Ailen.

"Sembilan hari lagi, setelah kamu mendapatkan cinta sejatimu dan berbuat kebaikan. Kamu akan mati dengan tenang," ucap Liam.

"Tapi, aku-" Tiba-tiba saja Liam menghilang bak abu dari hadapan Ailen.

Ailen mendengus kesal. "Dasar malaikat ga ada otak. Datang tanpa salam, pergi tanpa pamit! Bikin kesel!"

Tiba-tiba saja Ailen tertunduk sendu. "Kasihan Eric. Kalau aku pergi, pasti dia bakalan kesepian."

"Aku harus gimana?"

____Batas Hidup____

Jangan lupa vote! Spam komen!

Spam next!

Lagi rajin up, nih:v

See you next part!

Sabtu, 18 September 2021







My Sweet PsikopatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang