Absen dulu!
Intinya, jangan lupa vote coment dan bagikan ke teman-temannya.
-Happy Reading-
***
Eric dan Ailen melangkah masuk ke dalam gereja. Terlihat karpet merah terbentang panjang menuju ke arah upacara pernikahan. Ailen sedikit melihat keganjilan di dalam gereja itu. Entah mengapa Ailen merasa sedikit aneh. Seperti ada yang tidak beres dalam upacara ini. Hanya ada beberapa tamu, wali dan pendeta.
Ailen menautkan tangannya di tangan Eric. Mereka berdua saling beradu pandang beberapa detik. Mereka memperlihatkan senyuman bahagianya. Tapi, raut wajah Ailen terlihat khawatir. Dia merasa seseorang akan terancam di dalam gereja ini.
"Aku takut," lirih Ailen.
Eric yang begitu dingin, dia tersenyum manis.
"Selagi aku masih ada di sisimu, aku akan menjagamu. Because..."
".... i'm yours."
Ailen tersenyum kecil. Mereka berdua kembali menatap lurus ke depan lalu melangkah dengan anggun dan menawan. Terlihat seperti sepasang kekasih yang berbahagia. Beberapa orang yang berdiri di tepi karpet merah melemparkan bunga atau kembang ke arah calon pengantin. Semua orang berteriak bahagia. Begitu juga dengan senyuman yang merekah di bibir Ailen dan Eric.
Jantung Ailen berdegup sangat kencang. Ini bukan perasaan cinta tapi perasaan khawatir. Dia benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi. Apakah Eric merasakan hal yang sama dengannya?
Ailen menoleh ke arah Eric. "Apakah kamu merasakan sesuatu yang aneh?"
"Tidak, emangnya ada apa?" tanya Eric kepada Ailen penasaran.
Ailen menghela nafas kasar.
"Nggak ada apa-apa, mungkin cuman perasaanku saja." Ailen kembali menatap lurus ke depan.
Eric dan Ailen berjalan menaiki anak tangga yang berjumlah tiga buah dan berjalan menghampiri Pendeta. Saat sampai di dekat Pendeta, kedua mempelai dipersilahkan oleh Pendeta untuk berdiri dan berjabat tangan, setelah dilakukan beberapa liturgi atau tata cara kebaktian yabg diikuti oleh jemaat termasuk keluarga dan tamu undangan. Sayangnya kedua keluarga mempelai tidak datang, hanya ada keluarga palsu yang disewa oleh Eric. Eric tidak memiliki keluarga di Italia begitu juga dengan Ailen yang hanya hidup sebatang kara.
“Afra Aileen Inara, aku mengambil engkau menjadi istri, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya, pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Tuhan yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus," ucap Eric.
Sekarang giliran Ailen yang membacakan janji sucinya. Gadis itu tersenyum kecil. Dia merasa bahagia bisa menikah dengan Eric. Tapi, dia juga tahu kalau cinta pria itu akan membunuhnya. Dia menghela nafas panjang lalu mengeluarkan janji sucinya.
“Eric Vrans Aldergan, aku mengambil engkau menjadi suamiku, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya, pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Tuhan yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus.”
Setelah pengucapan janji pernikahan. Mereka saling memasangkan cincin nikah di jarinya masing-masing secara bergantian. Kemudian diteguhkan dan diberkati oleh Pendeta di hadapan para saksi.
Ailen merasakan jantungnya yang berdetak kembali kencang. Entah kenapa dia merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi. Leher gadis itu seakan tercekat saat kalung yang ada di lehernya seperti mencekiknya.
Kalung itu terlihat memancarkan cahaya di manik berwarna hitam. Detik itu juga Ailen langsung berlari keluar dari dalam gereja dengan meninggalkan Eric yang masih ada di gereja. Dia tidak ingin dilihat oleh Eric kalau lehernya tengah tercekik akibat kalung yang dikenakan di lehernya. Kalung namanya dengan manik berwarna hitam ditengahnya.
"Ailen!" panggil Eric kepada seorang wanita yang baru saja menjadi istrinya.
Tit tit tit tit.
Terdengar suara hitungan detik yang entah berasal dari mana. Tidak ada seorangpun yang menyadari akan hal itu. Apakah mereka memang tidak mendengarnya? Atau tidak memperdulikannya? Atau sudah tahu tapi pura-pura tidak mendengar dan mengetahuinya?
Kalung yang ada di leher Ailen itu sebenarnya adalah kalung berantai yang bisa mencekik lehernya kapan saja. Biasanya ditandai dengan kejadian buruk yang akan terjadi entah dimana. Dia harus mencari seseorang yang bisa melepaskan kalung terkutuk itu.
Di sisi lain, Ailen terus berlari di jalan kecil sambil memegang kalungnya. Dia mencoba untuk menarik kalung itu tapi tetap tidak bisa. Hanya cinta sejatilah yang bisa melepaskan kalung itu dari leher Ailen. Wanita itu benar-benar tersiksa dengan kalung itu, seakan-akan dia dicekik sampai mati.
Langkah kaki Ailen berhenti di sebuah taman saat dia mendapati seorang malaikat maut berpakaian serba putih berdiri di hadapannya. Ya, itu adalah Liam. Liam membalikkan badannya lalu menatap tajam ke arah Ailen.
Ailen terus berusaha melepaskan kalung itu dari lehernya. Dia benar-benar tidak bisa menghentikan kalung itu. Lehernya terus tercekik.
"A-aku m-mohon, j-jangan sik-sa a-ku," ucap Ailen terpenggal-penggal.
"Aku tidak menyiksamu. Kalung itu hanya memperingati, kalau akan terjadi sesuatu yang berbahaya pada seseorang. Bisa jadi itu kamu atau cinta sejatimu," jawab Liam.
"A-aku mo-hon. B-bagaimana caranya a-agar k-kalung i-ni berhenti m-mencekik ku?" tanya Ailen susah payah.
"Dia akan berhenti dengan sendirinya," ucap Liam.
"T-tapi, k-kapan?"
"Nanti. Cepat! Kembalilah ke gereja karena seseorang sedang dalam bahaya!" seru Liam memperingati Ailen.
Detik itu juga, Liam menghilang dari hadapan Ailen. Saat Liam pergi kalung itu juga berhenti mencekik Ailen. Wanita itu langsung terbatuk-batuk. Nafasnya tersengal-sengal. Dia menghela nafas panjang lalu terlintas seseorang di otaknya. Jantungnya berdetak tidak karuan. Dia benar-benar khawatir dengan keadaan seseorang saat ini.
"Eric?!"
____Batas Hidup____
Kembali lagi dengan aku, hehe. Apa kabar semuanya?
Semoga dalam keadaan sehat, ya, aamiin.
See you next part!
Spam, next!
•
•
•
•
•
•
•
•
Jumat, 12 Maret 2021
![](https://img.wattpad.com/cover/259503776-288-k789650.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Psikopat
Teen FictionSeorang psikopat berdarah dingin, kejam, dan sadis. Eric Vrans Aldergan, seorang cowok yang memiliki sisi gelap dan berjuta rahasia. Biasanya cinta dipertemukan dengan indah. Tapi, tidak dengan cowok itu. Afra Aileen Inara, seorang gadis polos yang...