[X] Menyingkap Keraguan

158 112 15
                                    


Apdetan pertama bulan Maret! (Doain aja semoga saya nggak tahan pengen apdet lagi nanti, hihi)

Selamat membaca!


***

Malam itu, Yeeun duduk sendirian di ayunan kesayangannya. Benda tersebut sudah ada di rumahnya sejak dia berusia empat tahun. Yeeun ingat, ayahnya yang membuat ayunan itu dengan tangannya sendiri sebagai hadiah ulang tahunnya yang keempat. 

Ayunan kayu itu diletakkan di taman kecil yang berada persis di depan kamarnya. Sejak dulu, Yeeun selalu duduk sendirian di ayunan itu ketika ia merasa suasana hatinya sedang kurang baik dan membutuhkan waktu sendiri untuk berpikir─dan kadangkala menangis.

 Sejak dulu, Yeeun selalu duduk sendirian di ayunan itu ketika ia merasa suasana hatinya sedang kurang baik dan membutuhkan waktu sendiri untuk berpikir─dan kadangkala menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang tuanya sudah tahu kebiasaannya itu dan mereka tidak pernah mengganggu Yeeun saat tengah merenung sendirian di tempat itu. Kebiasaannya itu berlanjut hingga kini usianya menginjak dua puluh dua tahun. Tidak ada yang berubah dari ayunan ini, dan Yeeun menyukainya. Setidaknya, walau ia berubah, namun tempat favoritnya ini selalu menguarkan aroma kenangan pekat yang mengingatkannya akan masa lalu.

Yeeun sendirian di rumah. Orang tuanya tengah mengantar Joohyun ke stasiun kereta terdekat karena sahabatnya itu harus kembali ke Mokpo malam ini juga. Sebenarnya, Joohyun berniat tinggal lebih lama di liburannya kali ini─ditambah setelah tersebarnya berita kencan Yeeun─ dia ingin lebih lama menemani Yeeun yang saat ini sedang membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya. Namun rencananya terpaksa batal karena mendapat kabar dari keluarganya bahwa neneknya tengah sakit keras dan kini dirawat di rumah sakit.

Yeeun─yang juga mengenal baik keluarga Joohyun karena mereka dulunya bertetangga─ memaklumi jika sahabatnya harus pulang lebih awal dan memprioritaskan keluarganya. Mereka sudah saling berpamitan tadi dan Joohyun melarangnya ikut mengantar karena tidak ingin Yeeun menjadi bahan berita lagi. Alhasil, saat ini ia sendirian karena orang tuanya pergi mengantarkan Joohyun ke stasiun.

Yeeun menghela napas berat, lalu mengembuskannya perlahan. Kegiatan yang terus-menerus dilakukannya sedari tadi. Sesekali ia memejamkan mata, mencoba mengusir bayangan seraut wajah yang tiba-tiba masuk ke kehidupannya baru-baru ini. Yeeun bahkan menggelengkan kepala beberapa kali tatkala memori percakapannya dengan Youngjoon tadi siang terus berputar di kepalanya bagaikan kaset rusak.

Aku berasal dari masa depan, Han Ye Eun.

Aku berasal dari masa depan, Han Ye Eun.

Yeeun menepuk dahinya lagi untuk menjernihkan pikirannya dari kalimat yang terus-menerus mengusiknya sejak pertemuan mereka tadi siang itu. Ia sungguh tidak mengerti mengapa pria seperti Youngjoon bisa melakukan tipuan murahan─atau lelucon konyol─ seperti itu padanya. Pria seperti Youngjoon─maksudnya pria dengan penampilan luar yang terlihat sangat normal, berkelas, dan jauh dari kata mencurigakan.

Between The Time and UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang