[XIII] Pria Misterius

114 65 18
                                    

A/N

Silakan cek gambar di atas kalau bingung sama latar tahunnya, ya!

Btw, kayaknya ngak usah pakai keterangan tahun lagi setiap pindah scene ya? Udah hafal, 'kan? latar Yeeun, Youngjoon, sama tokoh-tokoh di Kerajaan Korea itu beda tahun. Nanti saya tulis lagi kalau ada yg penting aja, deh.

Kawan-kawan yang budiman dan budiwati semua, kalau kalian suka cerita ini, saya minta tolong bantu vote, komen, dan share sebanyak-banyaknya ke kenalan-kenalan / mutualan kalian yaa! Baik yg di watty atau dunia nyata, *asal jgn dunia ghoib aja wkwk* boleh bgt kokkk! Semakin banyak yg baca, suka, masukin cerita saya ke library, apa lagi sering vote dan komen, nambah semangat saya buat menyelesaikan cerita ini ASAP lhoo! (As soon as possible, kalau mungkin ada yg blm tau, hehe)

Terima kasih yang udh masukin cerita ini ke library kalian, semoga nggak sampai di situ aja yaa korespondensi kita :) *gak kayak hubunganmu sm doi yg putus di tengah jalan, hikss*

Okee, selamat membaca!


***

Yeeun memandang Youngjoon dengan tatapan heran. Pandangannya turun dari atas ke bawah, menilai lelaki itu secara keseluruhan dalam pemindaian singkat. "Kenapa kau kemari?" tanya Yeeun dengan kedua alis berkerut. Heran bercampur terkejut mendapati Youngjoon sudah berada di rumahnya sepagi ini.

"Bukankah hari ini kau ada latihan? Aku ke sini untuk mengantarmu." jawab Youngjoon santai.

Lelaki itu juga berpenampilan cukup santai hari ini. Dengan kaus berlapis jaket bomber hitam, celana bahan hitam, dan sepatu kets putih dengan motif campuran warna hitam. Secara keseluruhan, penampilannya hampir mirip ketika Youngjoon pertama kali mengunjungi rumah Yeeun beberapa hari lalu.

"Dari mana kau tahu aku ada jadwal latihan?" Yeeun masih menodongkan pertanyaan. Kali ini, giliran Youngjoon yang menatapnya dengan kedua alis berkerut. 

"Kau pernah mengatakannya, apa kau tidak ingat?"

Yeeun berpikir sejenak. Seingatnya ia hanya pernah mengatakan itu sekali, itu pun hanya perkataan sambil lalu saja. Ia terkejut Youngjoon masih mengingat ucapannya. Ingatan pria ini sepertinya lumayan bagus. 

"Oh, ya? Aku salut kau masih mengingatnya. Tapi, aku tidak menyuruhmu datang dan bekerja hari ini. Jadi sebaiknya kau pulang saja." usir Yeeun terang-terangan.

Youngjoon mengangkat alis. "Tidak bisa begitu. Aku bekerja untukmu dan memiliki tanggung jawab. Jadi aku harus melakukan tugasku."

"Kakimu sudah sembuh?" tanya Yeeun tiba-tiba. Youngjoon mengerjap sesaat karena tidak menyangka Yeeun akan menanyakan kondisi kakinya. Ia bahkan tadinya ragu gadis itu masih ingat kakinya terluka karena kecelakaan beberapa hari lalu.

"Sudah lebih baik." balas Youngjoon akhirnya. 

Yeeun mengangguk dua kali, lalu tak menanggapi apa-apa lagi. Youngjoon menatap bingung pada gadis di hadapannya ini. Yeeun bahkan belum mempersilakannya masuk dan menginterogasinya di depan pintu rumahnya sedari tadi. 

"Jadi?" tanya lelaki itu memancing. Yeeun hanya mengangkat alis. Youngjoon menghela napas panjang, berusaha memupuk kesabaran menghadapi sikap Yeeun yang tidak tertebak. "Kita berangkat sekarang?"

Yeeun tak langsung menjawab. Gadis itu menoleh sebentar ke dalam rumahnya seolah memastikan sesuatu, lalu kemudian menutup pintu rumahnya. Ia melangkah meninggalkan Youngjoon yang masih terdiam mengawasi gerakannya dan berujar, "Ayo! Aku tidak boleh terlambat."

Between The Time and UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang